Besok pagi nya, Abimanyu dan Diandra seperti biasa berangkat bersama dan kali ini Diandra yang membonceng Abimanyu.
"Eh Maimunah, lo masih ngutang penjelasan yang kemarin" kata Abimanyu
"Ntar aja, yakali gue mau jelasin sambil teriak-teriak kayak orang gila" sahut Diandra agak kencang
"Lo kemarin segala nggak nelpon gue kampret, emang Ranasya kenapa?" Tanya Abimanyu
"Pokoknya lo beruntung deh punya Ranasya," kata Diandra lalu tertawa
Tidak lama setelah bercanda dengan Abimanyu, mereka berdua sampai ke sekolah. Mereka memarkirkan sepeda lalu setelah itu Diandra menjelaskan kejadian kemarin secara detail ke Abimanyu.
"Dan maka dari itu gue bilang lo beruntung punya pacar kayak Ranasya," kata Diandra dan diangguki Abimanyu
"Ya bagus lah kalo gitu mah" jawab Abimanyu seadanya
Mereka akhirnya memasuki kelas dan duduk di kursi masing-masing. Hari ini Diandra duduk di paling pojok belakang, dia bersyukur karena bisa tidur tanpa di ganggu ceramahan guru. Ya, mungkin yang ganggu cuman Alivia sama Zahra.
"Woy Zah, muka di tekuk gitu, napa lo?" Tanya Yunita kepada Zahra yang baru memasuki kelas
"Tau ah sebel." Jawab Zahra yang membuat Yunita bingung
"Yun, pasti habis terjadi pertengkaran rumah tangga sama bapa Rifki" jawab Alivia dengan nada bercanda
Yunita langsung nampol kepala nya Alivia sambil tertawa. Sepertinya begitu, Zahra dan Rifki memang sepasang kekasih yang hubungan nya masih di pertanyakan. Iya, di sekolah mereka seperti tak kenal sementara di luar sekolah mereka berduaan, heran.
Beda lagi ceritanya kalau si Yunita sama Erland. Justru mereka malah kebalikan dari Zahra dan Rifki. Sementara Alivia dan Kevano, mereka tetap langgeng dan tidak ada masalah apapun kecuali minggu kemarin.
Lalu Diandra? Jangan di tanya, dia susah dekat dengan laki-laki padahal Yunita sudah menyuruhnya berkali-kali untuk dekat dengan laki-laki tapi tidak bisa. Bahkan Yunita juga suka emosi kalo Diandra masang muka polos gatau.
"Yun, Liv, Zah, gue mau ke perpustakaan dulu" kata Diandra lalu berdiri
"Temenin apa sendiri aja?" Tanya Yunita
"Sendiri aja deh, cuman minjem buku ini" kata Diandra langsung bergegas pergi
Perpustakaan dengan kelas nya tidak terlalu jauh, jadi dia santai saja berjalan.
"Dian!"
Diandra menoleh menemukan Aldiano yang baru selesai ke kantin dengan Rifki dan Raka.
"Kenapa?" Tanya Diandra sambil melihat mereka bertiga
"Dia mau ngapelin lo nih katanya" sahut Raka lalu cengengesan
"Kagak anjir! Ngawur!" kata Aldiano langsung noyor kepala Raka
"Hah? Maksudnya apaan?" Tanya Diandra lagi
"Aldi mau ngajak lo pulang bareng, mau ga?" Ini Rifki yang ngomong karena Aldiano sibuk gebukin Raka
Setelah Rifki bilang itu, Aldiano langsung berhenti dan menatap Diandra yang wajah nya bingung.
"Ehm... Aku tanya Abim dulu aja ya? Dia takutnya marah" kata Diandra
"Kenapa harus bilang ke Abim? Kan yang punya hak lo" balas Raka kesal
"Yaa.. pokoknya nanti aku chat kalau bisa, aku mau ke perpustakaan oke? bye Aldi, Rifki, Raka!" Kata Diandra cepat lalu lari ke perpustakaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman rasa Pacar
Teen FictionMereka berdua itu hanya sebatas teman, tapi kenapa kebanyakan orang menganggap bahwa mereka adalah sepasang kekasih? © flessance, 2018.