(3)

1K 16 0
                                    

Hari sudah semakin sore, Diandra sejak tadi malah tertidur di atas tangan Abimanyu. Dia bosan menunggu dan dia juga lupa membawa handphone nya yang berada di kelas.

Tidak lama jari Abimanyu bergerak seperti mengetuk kelopak mata Diandra. Diandra yang merasa terganggu pun hanya mengeluh tapi masih melanjutkan tidur nya.

Hingga Abimanyu sadar dan melihat sekeliling nya. Ini bukan di lapangan tempat tawuran tadi, lalu sekarang ia berada dimana? Pikirnya. Karena merasa telapak tangan nya di tiduri oleh kepala, dia melihat ke arah tangan nya.

Sambil tersenyum tipis, dia menatap Diandra yang tertidur. Tangan nya langsung mengetuk kan jari nya lagi sampai Diandra terbangun.

"Ih apaan sih ah elah" kata Diandra sambil ngucek-ngucek mata nya

"Ini gue dimana dah?" Diandra kaget, ternyata Abimanyu sudah sadar

"Pantesan tangan lo ngetuk-ngetuk pala gue, mana tadi lagi enak-enak tidur" keluh Diandra sambil membantu Abimanyu duduk

"Ini gue dimana woy?"

"Di UKS,"

"Bukan nya terakhir kali gue di lapangan ya?"

"Ada adik kelas yang ngasih tau kalo lo tawuran dan anak PMR langsung pada ngobatin,"

Abimanyu menatap Diandra yang menunduk seperti menahan amarah. Ia tahu pasti Diandra akan marah dan akan membentak nya karena ia telah melanggar janji nya ke Diandra.

Abimanyu hanya menghembuskan nafas nya berat sambil menatap Diandra.

"Dian–"

"Kenapa lo gabisa tepatin janji lo, Bim? Lo bilang klo setelah lo dapetin Ranasya lo bakalan berhenti buat tawuran. Tapi apa? Terus sekarang apa yang harus gue jelasin ke bunda lo? Nggak mungkin gue bilang kalo lo cuman jatuh, Bim."

Diandra bangun dan Abimanyu juga ikut bangun dari duduk nya. Diandra mengambil tas nya lalu segera pergi dari sana, namun tangan Abimanyu menghentikan langkahnya.

"Lepasin, udah sore gue mau balik" kata Diandra tanpa berbalik ke arah Abimanyu

Abimanyu tidak menjawabnya dan itu membuat Diandra makin marah. Dia mencoba menyingkirkan tangan Abimanyu namun sayang nya tenaga Abimanyu lebih kuat di banding diri nya.

"Abim! Gue mau pulang!" Bentak Diandra

Setelah Diandra membentak nya seperti itu, Abimanyu perlahan melepaskan genggaman tangan nya. Diandra yang perasaan nya bercampur aduk itu hanya menatap tangan nya yang perlahan di lepas Abimanyu.

GREB

Justru genggaman itu membawa Diandra ke pelukan Abimanyu. Diandra kaget bukan main, selain kaget dia juga ingin menangis.

Sahabat di depan nya selalu saja bisa membuat perasaan nya bercampur aduk. Saat sedang marah, ia bisa membuat Diandra menangis bahkan bahagia. Seperti seorang kekasih.

"Gue tau lo nggak bakalan pulang. Kalo mau nangis, nangis aja dulu siapa tau bisa bikin lo tenang" kata Abimanyu lembut

Entah angin darimana tiba-tiba Diandra menangis. Abimanyu yang menurut nya konyol, suka tawuran, dan humoris ini ternyata mampu membuat nya luluh. Pantas saja Ranasya menerima nya, karena di balik sifat Abimanyu ini ada sisi lembut yang dia punya dan dia simpan untuk orang-orang terdekat nya.

Setelah beberapa menit, Diandra berhenti menangis dan terdiam. Abimanyu melepaskan peluk itu dan memegang kedua pipi Diandra lalu mengusap air mata yang keluar dari mata indah nya.

"Jangan nangis, satu tetes air mata perempuan sangat berharga. Lagipun untuk apa menangis karena hal kecil?" Kata Abimanyu

"Hal kecil apaan! Lo bikin gue khawatir! Kalo lo kenapa-kenapa kan gue yang nggak enak sama lo!" Jawab Diandra

"Sekarang udah nggak apa-apa kan? Yaudah ayo pulang" kata Abimanyu sambil merangkul Diandra

Diandra hanya menuruti kemauan dari sahabat konyol nya itu.

Setelah sampai di parkiran, mereka berdua terdiam sambil memperhatikan sepeda Abimanyu. Bukan karena apa-apa namun sekarang Abimanyu sedang sakit, tidak mungkin jika ia yang menggoes dan tidak mungkin juga kalau dia yang Diandra bonceng. Karena sepeda Abimanyu adalah sepeda cowok bukan cewek.

Diandra bingung, tidak ada siapapun yang bisa mengantar kan Abimanyu pulang. Tidak mungkin kalau naik kendaraan umum, bisa-bisa salah satu dari mereka ada yang sampai duluan.

"Yah gimana Bim? Kaki lo masih sakit itu" kata Diandra sambil nunjuk kaki Abimanyu dengan jari telunjuk nya

"Yaudah lo bonceng gue aja, gapapa kali" balas Abimanyu

Tiba-tiba ada suara motor metic yang di dengar oleh Diandra dan Diandra tau siapa pemilik nya. Ia lah Aldiano. Dan tidak lama Aldiano datang lalu berhenti karena Diandra memanggil namanya.

"Kenapa Dian?" Tanya Aldiano lalu turun dari motornya

"Jadi begini... Eum... Kamu bisa nggak bonceng Abim sampai rumah nya? Please kali ini aja ya? ya? ya? Kasian Abim kalo naik sepeda" kata Diandra memasang wajah melas

Mau bagaimana lagi, wajah melas Diandra yang sangat lucu menurut Aldiano membuat nya mengangguki permintaan Diandra. Lalu Diandra tersenyum senang dan menyuruh Abimanyu pulang bersama Aldiano.

Walaupun Awalnya tak mau karena takut di bocorkan rahasia tadi kepada bunda nya, ia terpaksa di bonceng Aldiano sampai rumah.

"Inget, kalo bukan karena Diandra gue nggak akan pernah mau di bonceng lo" Kata Abimanyu pelan kepada Aldiano

"Haha, gue juga kali. Ngapain juga gue nganterin lo sampai rumah, males mending gue nganter Diandra aja" balas Aldiano dan itu membuat Abimanyu kesal

Lalu mereka pulang bersama. Diandra dari belakang menggoes sepeda Abimanyu sambil memperhatikan kedua orang yang ada di depan nya. Seperti mereka akur untuk hari ini, pikir Diandra sambil tersenyum tipis.

—————

Setelah sampai, Abimanyu turun dan langsung pergi ke dalam tanpa mengucapkan terima kasih dan itu hanya di balas senyum menyeringai dari Aldiano.

Diandra yang melihat itu segera memarkirkan sepeda Abimanyu di halaman rumah nya dan keluar menemui Aldiano.

"Aldi!" panggil Diandra

"Iya, kenapa?" Tanya Aldiano

"Makasih udah nganterin Abimanyu ya, maaf ya kalau gue bikin repot"

"Tenang aja, santai sama gue mah"

Diandra tersenyum lalu Aldiano berpamitan dan pergi. Diandra menutup pagar rumah Abimanyu dan melihat Abimanyu membanting pintu rumah dengan kencang sampai membuat Diandra kaget.

"Apa gue salah ya minta tolong ke Aldian?" Gumam Diandra pelan

Karena tidak ingin menganggu Abimanyu, Diandra pulang ke rumah nya dengan perasaan bingung. Sementara Abimanyu hanya melihat Diandra dari jendela kamar nya sambil tersenyum tipis.

"Makasih untuk hari ini," gumam Abimanyu lalu menutup jendela lagi

Diandra sambil melepas sepatu nya memikirkan hal yang tadi. Dia masih berfikir, tidak kah Abimanyu berbaikan sebentar dengan Aldiano? Kenapa mereka masih musuhan? Dan yang sampai saat masih di pertanyakan oleh Diandra adalah,

Kenapa Abimanyu sangat membenci Aldiano? Apa yang Aldiano lakukan kepada Abimanyu sampai Abimanyu tak pernah suka dia ada?

Diandra lalu mencoba menghilangkan rasa penasaran nya itu dan segera bergegas masuk untuk mandi dan makan malam.

————————

Teman rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang