Kedua insan berlainan jenis itu duduk berhadapan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tatapan mereka tertuju pada bangunan-bangunan yang terlihat gemerlap melalui jendela. Di malam hari, cahaya dari lampu-lampu yang terpasang di gedung maupun kendaraan yang berada di jalanan yang hiruk pikuk terlihat bagaikan titik-titik cahaya yang membentuk suatu kesatuan yang menghasilkan keindahan secara keseluruhan.
"Sasuke-kun," Sakura memanggil setelah mengalihkan pandangan sejenak dari pemandangan kota. Iris emeraldnya tertuju sepenuhnya pada lelaki dihadapannya.
"Hn?"
"Kenapa kau mengajakku bertemu di restoran seperti ini? Ini pasti sangat mahal. Jadi kali ini aku yang traktir saja, ya?"
"Tidak."
"Bayar masing-masing kalau begitu."
"Tidak."
Sakura meringis. Lelaki itu tetap keras kepala seperti biasa, "Bagaimana kalau kau tidak bisa mendapat pekerjaan? Kau membutuhkan banyak uang untuk biaya hidup keluargamu, kan?"
Sasuke tak menyahut. Ia menghirup teh nya dan mendesah pelan. Sebetulnya ia menginginkan alkohol untuk malam ini. Namun ia tak ingin mabuk ketika sedang bersama gadis yang disukainya. Ia tak tahu apa yang akan dilakukannya dan ia akan merasa sangat bersalah jika sampai melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan.
"Aku yang mengajakmu. Jadi aku yang membayar."
Sakura meringis, "Duh. Kita tidak seharusnya pergi ke tempat semahal ini. Aku bahkan pesan main course dan milkshake karena kupikir aku yang membayarnya."
"Mau pesan dessert juga?" tawar Sasuke.
Sakura sudah benar-benar jengkel. Sasuke sangat aneh malam ini. Ia yakin ada sesuatu yang salah dengan lelaki itu.
"Kau gila, ya?! Simpan uangmu!" seru Sakura seraya menginjak kaki Sasuke dengan keras.
Telapak kaki Sasuke yang diinjak Sakura terasa sakit hingga berdenyut seketika meski kaki lelaki itu sudah terbalut sepatu.
"Aku ingin menikmati uangku selama aku masih memilikinya."
Sakura mengerti kalau sesekali lelaki itu ingin menikmati uang yang didapat dari kerja kerasnya. Selama ini Sasuke akan berusaha meminimalisir pengeluaran pribadi. Misalnya saja lelaki itu akan makan di kedai pinggir jalan meski sebetulnya bisa makan di restoran dan memastikan kalau ia hanya makan di restoran satu kali sesudah konser. Sasuke bahkan sering membeli pakaian diskon untuk dirinya sendiri, atau bahkan menerima pakaian bekas dari teman-temannya. Namun lelaki itu tak melakukan hal yang sama pada ibu dan kakaknya.
"Sungguh tidak apa-apa? Aku merasa tidak enak memikirkannya."
"Hn."
Sakura menatap Sasuke lekat-lekat. Lelaki itu membalas tatapannya dan terlihat seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun bibir lelaki itu tetap terkatup rapat.
Seolah bisa membaca pikiran Sasuke, Sakura segera bertanya, "Apa yang ingin kau katakan?"
Entah kenapa Sasuke tidak merasa heran dengan pertanyaan Sakura. Mungkin saja ia begitu mudah dibaca menurut gadis itu. Ia sendiri sering melakukan hal yang sama pada gadis itu. Menurutnya gadis itu sangat mudah ditebak, bahkan hanya dengan melihat ekspresi wajahnya saja.
"Besok aku akan konferensi pers," ucap Sasuke.
"Sungguh? Kupikir berita mengenai konferensi persmu hanya hoax. Aku belum pernah dengar soal artis yang melaksanakan konferensi pers begitu mendadak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beat of Summer (Sasuke x Sakura Fanfiction)
Fanfiction(Tetralogi Empat Musim : Summer) Uchiha Sasuke adalah drummer band rock terkenal yang digilai banyak wanita dan bahkan dirumorkan menghilang setiap selesai konser untuk bercinta dengan salah satu fansnya. Namun sangat sedikit orang yang mengetahui...