2%

1.7K 117 2
                                    


2%

Resiko disakiti memang lebih dominan ketika kita mencintai seseorang, namun ketahuilah bahwa manusia diciptakan untuk bahagia.

"Ma, Rere ke rumah samping ya" jerit gadis yang memakai kaus pink serta sendal bulu-bulu yang berwarna pink pula.

Rambutnya ia biarkan tergerai, membuatnya semakin terlihat sangat manis.

"Ke Arko maksud kamu?" Ucap wanita sekitar berumur tiga puluhan.

Dia Ana, sahabat dekat Bundanya, yang suka rela dan membuang waktunya untuk merawat Rere.

"Hehe, iya ma" ucap Rere mendekat dimana Ana duduk.

"Tapi pulangnya jangan malam-malam, kalo udah jam sembilan langsung pulang, jangan makan pedes disana, jangan main PS, jangan ke-"

"Ih mama, orang Rere mau kerumah Arko bukan mau kemah juga" kesal Rere, Ana terkikik geli melihat tingkah anak angkatnya itu.

"Mama becanda, ya sudah sana ke Arko, yang penting jangan pulang larut, ok" ucapnya.

"Ok" sahut Rere lalu pergi meninggalkan Ana yang masih duduk di sofa menghadap tv.

Namun pastinya sebelum benar-benar menghilang dari pintu, Rere mengucapkan salam terlebih dahulu dan tentu saja Ana menjawabnya.

**

"Assalamualaikum, Tante Sisil. Aretha datang nihhhh" jerit Rere ketika kakinya memasuki kediaman milik keluarga Arko, bangunan yang sama persis dengan bangunan rumah milik gadis itu, hanya saja penempatan barang serta cat yang berbeda.

"Wa'alaikummussalam, sayang" ucap Sisil mengelus pucuk kepala Rere.

"Manja" suara dingin itu milik Arko, yang baru saja keluar dari arah yang sama dengan Sisil, dapur.

"Suka-suka gue dong" celetuk Rere menjulurkan lidahnya kearah Arko.

"Udah, gak usah debat" ucap Sisil, hampir setiap Rere berkunjung dirumahnya pasti sangatlah ramai dengan celetukan gadis itu, dan Rere kerumah Arko hampir setiap hari.

Kadang-kadang harus menginap karena Ana lembur kerja.

Dirumah Arko memang sudah disediakan kamar untuk gadis itu, namun bukan Rere jika tak manja, gadis itu selalu ingin ditemani Sisil untuk tidur, mambuat Arko sedikit cemburu jika gadis itu hendak menginap.

"Arko duluan tuh tan yang manas-manasin Aretha" ucap Rere dengan nada manja, membuat Arko sedikit tersulut api amarah.

Bisa-bisanya gadis itu mengadu yang tidak-tidak didepan mamanya.

"Arko, mama kan udah bilang,,jangan gangguin Rere, kamu harusnya menjaganya Arko" ucap Sisil, amarah Arko semakin memuncak.

Dengan mudahnya gadis itu mempengaruhi mamanya.

"Iya ma" ucapnya terpaksa, lagi-lagi gadis itu menujulurkan lidahnya mengejek.

"Ya sudah, kalian berdua yang akur ya, mama mau kerumah Rere"

"Emangnya Tante mau apa ke rumah aku?" Tanya Rere.

"Mau ketemu Mama kamu sayang" katanya.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Arko tersenyum licik.

Cowok itu sudah menemukan ide untuk mengerjain gadis penakut yang menyengir kuda didepannya itu.

"Aduh" pekik Rere mengelus jidatnya yang barusan ditonyor oleh Arko.

Untungnya Sisil sudah menghilang menuju rumah Rere jadi cowok itu amat dari ocehan mematikan yang dilontarkan mamanya.

Arko melangkah meninggalkan gadis yang masih mengusap-usap keningnya itu.

"Arko, Lo mau kemana? Gue mau minjem hp punya elo" jerit Rere sebari mengejar Arko yang telah menaiki tangga.

"Rere, jangan lari-lari nanti Lo jatoh, gue juga yang kena omel" ketus Arko  memandang gadis pendek yang telah berdiri didepannya.

"Ih, gak usah marah juga kali, lagian gue gak kenapa-kenapa nih" sahut Rere.

"Ck, gue jadi ikutan bego gara-gara ngomong sama orang bego" katanya lalu melangkah memasuki kamarnya yang tak jauh dari posisi Rere berdiri.

"Lo ngejek gue bego?" Kata Rere menggelegar mengikuti langkah cowok itu memasuki kamar.

Mata gadis itu menggeladah setiap sudut kamar bernuansa monokrom milik Arko, tak ada tanda-tanda cowok itu didalam.

Jadi tadi siapa yang memasuki kamar ini, bulu kuduk gadis penakut itu berdiri.

Ceklek..

Gelap, lampu kamar milik Arko padam, mambuat gadis yang masih berdiri mematung itu terkejut.

"Arko ini gak lucu" kata Rere meraba-raba suasana sekitar yang memang sangatlah gelap gulita.

Hening, hanya ada suara jam dinding yang membuat suasana semakin mencengangkan.

"Arko, ini benaran gak lucu, gue benar-benar takut" kata Rere, sekarang gadis itu sudah tertunduk dilantai.

Tanpa sadar air matanya menetes, Bahakan tangisannya terdengar hingga ke telinga cowok yang tengah terkikik geli membayangkan ekspresi takut gadis itu.

Yap, Arko. Cowok itu tengah bersembunyi di samping meja belajarnya yang tak jauh dari saklar lampu.

Tangan cowok itu menyalakan saklar lampu kamarnya lagi.

Arko membelakakan matanya, ia langsung berlari menghampiri gadis yang memeluk lututnya dengan suara tangisan.

"Gue minta maaf" kata Arko ikut duduk dilantai.

Tak ada jawaban, gadis itu sudah tak menangis lagi namun juga tak merubah posisinya.

"Aretha, Lo gak papa?" Tanya Arko.

Tak ada jawaban.

"Aretha" ucap Arko panik, lalu mendongakkan kepala gadis itu.

Arko menghela nafasnya kasar, dirinya sangat khawatir dengan gadis itu namun dengan nyamannya Rere tertidur pulas.

Arko menggendong tubuh Rere lalu meletakan tubuh mungil itu dikasur king size nya, tak lupa ia juga menutupi setengah tubuh gadis itu menggunakan selimut berwarna senada dengan cat kamarnya.

Cowok itu keluar dari kamarnya meninggalkan gadis yang tengah tertidur didalamnya.

Sedikit bernafas lega dan bersyukur, setidaknya kulkas nya tak dijarah oleh gadis rakus itu, tentu saja dengan keadaan kamarnya yang akan baik-baik saja.

Cowok itu memilih bermain PS sebari menunggu mamanya pulang dari rumah Rere.

Cuma nyalurin hobby,

KutungguKesadaranKalianYa...

Salman
@sellaselly12

See you aja wis😘

Aretha (Hiatus) 😅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang