11%

1K 67 1
                                    


11%

"Mama cepatan, Rere kebelet banget ini" jerit gadis yang tengah memegangi perutnya serta bergelayutan ditembok depan WC rumahnya sendiri.

Dia Rere, jam di dinding rumahnya menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Rere menggigit bibirnya menahan rasa melilit yang hinggap diperutnya lantaran harus segara mengeluarkan fases.

"Mama masih lama, perut mama masih sakit, kamu ke rumah Tante Sisil aja" saran Ana masih berada di dalam WC.

"Gak mau, di sana tisunya gak enak" ucap Rere yang memang pernah buang air besar di rumah Sisil.

"Ya udah tunggu aja, setengah jam lagi mama kelar"

"Kelamaan maaa,, Rere ke rumah Tente Sisil aja lah" kata Rere langsung berlari dengan tangan masih memegangi perutnya.

Berlari ketika rasa ingin buang air besar memang sangatlah tak enak, harus menahan rasa ingin keluar dan sakit melilit diperut.

Tak menunggu waktu lama, Rere sudah berada di depan rumah milik Sisil.

"Tente Sisil buka pintunya,, ini Rere" jerit Rere masih menahan rasa sakit.

Tak ada jawaban "Tente Sisil, cepetan ini darurat" jerit Rere lagi.

Knop pintu bergerak dan pintu terbuka, tanpa aba-aba Rere langsung memasuki rumah itu menerobos seseorang yang membuka pintu itu.

"Mau kemana Lo? Main masuk aja, mama gue gak ada" ucap Arko melihat Rere yang tak mengucapkan salam ketika memasuki rumahnya.

"Bodo amat, gue gak perduli, gue pinjem WC sebentar" ucap Rere langsung berlari memasuki WC rumah milik Sisil.

Sekitar sepuluh menit Rere berada di WC dan sekarang ia sudah lega telah mengeluarkan seluruh sisa makanannya.

Dengan langkah yang pasti ia mulai melangkah hendak keluar pintu segera pulang.

"Kak Riko, sejak kapan Lo disitu?" Kejut Rere melihat Riko duduk disamping Arko.

Mereka duduk di ruang tv, Rere masih tak percaya jika Riko ada disana dan ia berharap jika Riko baru datang.

"Dari pertama elo nyelonong masuk" katanya tanpa merasa bersalah membuat Rere malu setengah mati.

Sekedar info, Riko adalah kakak kelasnya ia merupakan ketua ekskul basket dan merupakan salah satu cowok yang ada di list keren, cool dan pastinya ganteng.

Namun Rere tak tertarik sama sekali dengan cowok bertubuh tinggi dengan mata elang yang menawan itu, menurutnya Riko terlalu sempurna untuknya.

"Oh gitu ya, ya udah gue pulang dulu ya" kata Rere menahan rasa malunya.

"Semoga dia gak denger gue kentut tadi, mau ditaruh dimana muka gue, ya Allah kenapa engkau ciptakan hambanya ini dengan seperangkat sifat yang gak ada baik-baiknya" guman Rere hendak melangkah namun kausnya dicekal di bagian leher belakang.

Siapa lagi kalau bukan Arko pelakunya, Rere mambalikan nadanya dengan tentunya menyembunyikan rasa malu.

"Kentut Lo bau, merugikan penghuni hidung gu-" belum sempat cowok itu menyelesaikan ucapnya.

Mulutnya sudah dibekap oleh gadis pendek dengan susah payahnya berjinjit untuk membekap bibir Arko "diem, Lo malu-maluin gue, cepet Lo minta apa. Gue turutin" kata Rere cepat.

"Deal" ucap Arko.

"Deal" sahut Rere menerima jabatan tangan cowok itu.

"Beliin gue martabak telor, terus sama es kelapa muda" kata Arko.

Rere menyesali perkataannya barusan, seharusnya ia sudah tau jika cowok serakah ini tentu saja meminta hal-hal berat-berat.

"Gila Lo, mana ada es kelapa muda malem-malem?" Kejut Rere dan langsung berbisik setelah melirik ternyata Riko memandangnya.

Walaupun ia tak tertarik dengan kapten basket itu namun ia juga harus jaga image sebagai seorang perempuan yang anggun dan lemah lembut bukan seorang yang urakan yang tentu saja jauh dari kata anggun.

"Gue gak mau tau" kata Arko.

"Oke, gue terima tantangan dari elo, minjem kunci motor metik punya tente Sisil cepat" kata Rere.

"Enak aja, bensin masih mahal. Lo kan punya sepeda, pake sepeda punya elo" kata Arko tak berperikemanusiaan.

Rere memanyunkan bibirnya kesal, lalu membalikan badannya pergi meninggalkan Arko dan Riko disana.

"Ya Allah kuatkan hambanya yang cantik ini" seru Rere dalam hati.

See you next part

Salman
@sellaselly12

Votment

Aretha (Hiatus) 😅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang