4%

1.4K 90 2
                                    


4%

Bumi yang bulat saja bisa hancur lebur, lalu jangan salah jika hati bisa tersakiti.

Sungguh hari yang sial bagi gadis yang masih setia membersihkan perpustakaan sekolah yang besarnya dua kali lipat dari ruang kelasnya.

Padahal jarang sekali pra muri untuk berkunjung, jadi sia-sia dibangun dengan dana murid namun tak bisa digunakan oleh pada murid termasuk Rere.

Terhitung sudah hampir dua tahun ia bersekolah di SMA Nusa Bangsa, masuk kedalam lemari buku terbesar (perpustakaan) ini bisa adihitung jari.

Jika tak disuruh untuk mengambil buku maka gadis itu enggan untuk pergi ke perpustakaan yang berada di sebrang kelasnya.

Menurutnya membaca membuatnya pusing, mengurus hidupnya saja masih belum beres.

"Kapan bersihnya kalo kek gini" kesalnya menghentakkan kakinya dilantai.

Sungguh, gadis itu sudah sangat kesal. Padahal yang membuat ulah didalam kelas bukan dirinya melainkan Arko.

Flashback

Kelas yang dihuni tiga puluh lima nyawa itu terlihat sangat tenang, Yap tenang tak seperti biasanya yang sangat gaduh.

Dikelas itu tengah melaksanakan ulangan harian, wajah murid yang tak belajar sangat tegang.

Sama halnya dengan wajah seorang cowok yang duduk didepan gadis berkuncir yang duduk dibangku paling belakang sendirian itu.

Dia Arko dan Rere. Untung saja tadi sebelum masuk gadis itu menyempatkan diri untuk membuka buku.

Jadi ia tak seperti sahabatnya yang duduk didepannya, seperti maling.

Pluk..

Gulungan kertas terlempar kearahnya, gadis itu membukanya. Ia sudah tau bahwa pelakunya pasti cowok yang tengah bertingkah gelisah.

Re, gue. Gak bisa jawab soal nomor 4,
Gue nyontek punya elo dong

Begitulah isi dari kertas itu, Rere langsung menyalin jawabannya.

Belum sempat gadis itu memberikan jawabannya itu ke sahabat namun sudah direbut oleh seseorang dibelakangnya.

"Keluar, dan bersihkan seluruh sudut perpustakaan" ucap guru yang berbadan ramping dengan rambut keriting memiliki tahilalat di sudut bibirnya, memakai kaca mata tebal.

Dia buk Atminah, guru paling ditakuti para murid , kata-kata yang keluar dari mulut guru itu sangatlah pedas.

Begitu juga dengan segala hukuman yang diberikannya, tak tanggung-tanggung.

"Ih, bukan saya buk yang nyontek" ucap Rere.

"Saya gak mau tau, cepetan keluar dari kelas saya" bentaknya, dengan terpaksa gadis itu berjalan melewati barisan bangku berisi manusia tegang.

Semua mata menatapnya tak terkecuali dengan Arko, sahabatnya.

Rere menengok kebelakang, matanya mengarah ke Arko. Cowok itu menjulurkan lidahnya, membuat Rere semakin tersulut api amarah, tangannya terkepal.

Ingin sekali ia memukul manusia yang satu ini. jika saja membunuh manusia  tak dosa, maka sudah sedari dulu ia ingin melihat cowok tinggi itu terkubur hidup-hidup.

"Hey, cepat keluar, kaya nyai ronggeng jalannya lambat" ucap Buk Atminah.

Hampir semua murid yang mendengarnya menahan tawa, amarah gadis itu semakin memuncak.

Dengan langkah lebar-lebar ia keluar dari kelas menuju perpustakaan yang berada di depan kelasnga.

"Gue gak terimaaaa" jerit Rere sebelum memasuki perpustakaan.

"Hey,, kalo mau masuk itu salam bukannya teriak-teriak kayak orang gila" suara bas milik pak Bambang, sang penjaga perpustakaan dengan penggaris sepanjang satu meter terbuat dari kayu, membuat siap saya menatap ngeri.

Yap, salah satu faktor kenapa perpustakaan sekolahnya sepi, ya ini.

Pak Bambang, dia selalu berkeliling perpustakaan, memeriksa dari sudut kesudut.

Mencari mangsa untuk penggaris kayunya, ia tak segan-segan membujuk siswa ataupun siswi yang diam-diam tidur didalam perpustakaan menggunakan penggaris kayunya.

Seperti sibuta dari gua hantu yang tak pernah meninggalkan tongkatnya, pak Bambang selaku membawa penggaris kayunya kemanapun ia pergi.

"Maaf pak" ucap Rere sopan.

"Ok, berhubung saya baik saya gak akan marahin kamu"

"Terimakasih kasih pak"

"Mau apa kamu kemari?" Tanya pak Bambang.

"Itu pak, anu..hemm" ucap Rere terbelit-belit.

"Itu anu, apa?" Tanya pak Bambang.

"Saya disuruh buk Atminah buat bersihin perpustakaan pak sahut Rere lalu menyengir kuda dihadapan pak Bambang.

"Terus kenapa kamu ngajak saya ngobrol bukannya langsung masuk dan bersihin perpustakaan?" Ucap pak Bambang membuat Rere mengepalkan tangannya erat-erat.

Siapa yang ngajak ngobrol siapa? Dasar guru aneh, bocah yang belum lulus SD saja tau, apa mungkin guru didepannya itu belum lulus TK?.

Rere memutar bola matanya malas, lalu mengambil kemoceng di sudut kanan ruangan.

See you...

Salman

@sellaselly12

Aretha (Hiatus) 😅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang