Ustadz cogan

503 8 1
                                    


Marcel pov-----

    Aku dibonceng kak Marsal, huhhh... senangnya.

   Yah... harusnya sih wajar yah. Seorang suami yang baik ngejaga istrinya. btw, Kak Marsal bagiku itu memikat banget! Liat aja irisnya warnanya coklat muda.

   Kayak oppa-oppa Korea dan China! Eh, astaghfirullah!!!! Gak boleh cel! Lu musti belajar ngelupain mereka semuanya.

  " Dek..."

  Panggilan itu, membuat aku selalu bisa tersenyum manis. Iya, panggilan kak Marsal itu lembut dan tegas aku suka dengan suaranya. Eh, tidak tapi semua tentangnya!

  " Iyah kak, kenapa?"

  " Udah sampe, tuh Nanda. Kamu ke barisan akhwat yah, aku ke barisan Ikhwan sama Izal."

  Tapi kan aku maunya ama kamuuuu kak!!!

   " Marcel.." panggil Nanda

   Aku menatap Nanda, berusaha mengkode agar memberikan aku tempat untuk orang yang udah berpasangan.

   Tapi apa yang kudapat, dia nggak peka!

   " Di sini juga ada barisan yang diduduki untuk yang berpasangan. Kita ke sana aja yuk!" Ucap kak Izal

   Emang daripada Nanda, kak Izal lebih peka. Mungkin ini alasan Allah mempertemukan mereka untuk saling melengkapi.

   " Setuju!!!!" Ucapku semangat. Iyalah aku gak mau jauh-jauh dari kak Marsal kalo dia di culik cewek ganjen gimana?   

   " Protektif deh!" Ucap Nanda

   Aku hanya memajukan bibir yang ujung-ujungnya Kak Marsal mencubit hidungku.

   " emang kamu nggak?" Sahut kak Izal, aku hanya mengangguk gak terima aku aja yang dibilang protektif

  " Aku hanya marah dan cemburu. "  Jawab Nanda enteng dan berhasil mendapatkan cubitan di pipinya

  Tawaku pecah, sambil menunjuk Nanda dengan muka kesalnya.

   " Tauk ah!" Ucapnya " sana, aku ke barisan akhwat aja. Sera, Marcel ikut apa nggak! Gue nggak peduli!" Ucapnya seraya berjalan pergi dari kami

  " Ya Allah, dia ngambek." Ucap kak Izal

  " Sabar Zal, kamu ikut kami aja yah." Ucap kak Marsal yang mendapat anggukan dari kak Izal

  Saat kami duduk di bangku penonton acaranya langsung di mulai.

   Aku celingukan mencari Gus cogan yang kata mereka cogan banget. Heran sih, penasaran aja sih, nggak cinta kok. Soalnya aku udah suka dan cinta Ama kak Marsal.

   I love all about him!

   " Dek." panggil Kak Marsal

   Aku tersenyum dan menatap kak Marsal " apa?"

   " Nggak."

   Aku mengangguk dan mengalihkan pandanganku ke panggung. Di sana udah ada Gus cogan.

  Aku terus menatapnya, wajahnya putih mulus kayak orang Korea, matanya sipit, sorotnya indah dan teduh, badan kayak artis-artis Korea.

  Acara shalawat berjalan lancar, aku dan kak Marsal menikmati acara itu, lebih tepatnya aku terlalu fokus Ama ustadz cogan tadi.

  " Aku duluan Sal!" Ucap kak Izal

  " Loh kenapa?"

  " Nanda mau pulang, aku nggak mau dia sendirian pulang nya. Assalamu'alaikum!" Ucapnya berlalu pergi

UNTUKMU IMAMKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang