ISTRI?

284 6 0
                                    


Marcel pov-----

    Saat kak Marsal berjalan menjauh, kulihat ada notifikasi chat dari nomor nggak dikenal.

   To : 628*********

    Abang, saya ada di taman. Tolong temui saya. Nanti kita sama-sama ke rumah sakit.
   
  Biar Abah yang nikahin kita yah bang.

 
    Aku membacanya berkali-kali berharap ini hanya salah liat. Tapi tidak, ini kenyataan.

   It's real... come on marcel! It's no hoax it's real!!!

   Berkali-kali aku mengusap wajah gusar, ternyata itu dari gadis bercadar yang nemui kami di masjid.

    Ya Allah, kenapa disaat aku akan percaya ada aja cobaan yang menguji rasa percaya itu.

    Aku coba mengerti, dia mungkin hanya terobsesi saja. Tapi... kecemburuanku menafikkan pengertian itu.

    Aku menaruh HP kak Marsal pada tempatnya. Lalu berlari secepat mungkin untuk sampai di kamar.

   Brakkkk!!!

   Aku menarik selimut menutupi seluruh tubuhku. Meringkuk dan menangis terisak-isak.

   " Dek... kamu kenapa?"

   Aku tak peduli ucapan kak Marsal, yang kutahu kak Marsal diajak menikah sama cewek bercadar itu.

   Kak Marsal menarik selimutku, dan mendudukkan aku. Dia menatapku lekat-lekat. Cemas sudah terpampang jelas di wajahnya.

    " Kakak, mau madu adek?" Tanyaku lirih

    Dia menatapku kaget, " nggak dek, sejak kapan? Kamulah satu-satunya yang.."

   " Bohong!!!" Ucapku meninggi

   Kak Marsal menatapku kaget, pasalnya aku sudah tidak pernah membentak-bentak lagi. Setelah insiden terhapusnya file oppa-oppa itu.

   Tapi... kali ini bukan keras kepalaku akibat ngefans. Tapi karna cemburu. Aku mengusap wajahku frustasi.

    "aku tak akan cemburu seperti ini kalo memang hal sepele."

   Hatiku dulu sekeras es sebelum adanya kak Marsal, seperti tak ada kehangatan yang mampu melelahkannya. Tapi... kenapa saat kehangatan itu datang ada daun yang membuatnya semakin panas.

    Hingga bukannya leleh perlahan karna kerelaannya. Tapi karna kebakaran yang merusaknya secara paksa.

   " Iyah, tapi maksudnya apa dek. Aku nggak ngerti maksud kamu!"

   " Lalu, chat itu apa kak?!" Ucapku kesal. Cepat-cepat kak Marsal mengambil hpnya dan kembali ke kamar duduk di depanku

   " Astaghfirullah! Aku harus lurusin ini!" Ucapnya lalu segera ganti baju dan hendak keluar

    Aku hanya terdiam melihatnya, apa dia akan datang dan menikah dengan gadis itu?

   " Aku ingin cerai!" Lirihku

   Sontak kak Marsal menatapku tajam, aku tau kak Marsal nggak suka aku bilang kalimat barusan. Tapi... apa boleh buat hatiku mulai terbakar.

   " Jaga ucapannya dek!!" ucapnya mulai meninggi

   " Nikah aja sana, diakan bercadar kayak mau kakak. Dia kan shalihah dan lebih lembut daripada aku, tapi... maaf aku bukan Aisyah yang mengizinkan suaminya poligami. Aku hanya Marcel! Yang gak mau di-"
 
   " Cukup Marcel!!" Bentak kak Marsal, aku langsung terdiam ketakutan jelas terpampang di wajahku.

UNTUKMU IMAMKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang