Alhamdulillah

281 8 1
                                    

Marcel pov-----

   Setelah selesai dengan mata kuliah yang paling aku suka sekaligus nggak suka karna gurunya killer.

   Yup, Jaringan. Sedikit info, aku dulu lulusan SMK jurusan TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan). Iyalah pinter, orang itu bidang aku.

   Tapi tetep pinter an kak Marsal soalnya dia lulusan rekayasa perangkat lunak. Jadi kalo urusan program lebih hebat kak Marsal.

   Jadi Inget pas dia minjem laptop dan menghapus semua video boyband yang aku simpen hingga tak terhitung udah ada berapa file.

   Trus, aku ngambek sampai beberapa hari karenanya. Tapi kak Marsal sangat baik dan sabar, dia membujukku dengan lembut hingga egoku lunak dan hancur.

   Aku seneng banget ternyata do'aku terkabul. Aku ingin dapat cowok shaleh yang bisa menuntutku kejalan kebaikan dengan lembut dan penyayang. Kayak novel-novel yang aku baca.

   Apa salahnya meminta pada pemilik hati, toh kalo dikabulkan kalian akan bahagia karnaya. Percaya deh, meski susah, ribet, rumit dan nggak segampang kayak drama. Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk hambanya.

  " Eh, cel aku mau balik. Kamu nggak balik? Apa nunggu suami?" Tanya Qonia

  " Ekhm... gue nunggu suami ajalah. Daripada ntar ngambek." Ucapku yang kini udah asyik duduk cantik di dekat gerbang

   " Oke, aku duluan yah. Assalamu'alaikum!" Ucapnya

   " Waalaikum salam.."

   Aku menatap Qonia yang udah menjauh dengan motornya.

   Entah kenapa setelah melihat Qonia rasanya aku ingin sepertinya, perangai yang baik, tutur kata yang lembut , shaleha, bahkan memakai cadar. Ugh.... pasti yang jadi suaminya nanti seneng banget dapat cewek seshaleha temanku itu.

   " Ukhti belom pulang?" Tanya seseorang di belakangku

   " Eh?!" Refleks aku menoleh " Gus cogan?!"

  " Ekhm... ukhti nama saya Arka." Ucapnya lembut

  Eh, serius an aku tadi bilang Gus cogan ke dia?! Omg, dimana gue harus naruh muka!!! Tyiiidakkkk!!!

   " Erm... sorry." Ucap ku coba menetralkan suasana

   " Ukhti mau bareng? Saya pake mobil. Ukhti bisa duduk di belakang biar nggak jadi fitnah." Ucapnya sopan

   " Ta... tapi kak Marsal jemput."

   " Kalo begitu saya bantu tunggu sampai jam 5 takut ada apa-apa nanti. Apa boleh?" Tanyanya

   " Hemm..." aku hanya mengangguk, dan kami duduk berjauhan. Dia di kursi sana dan aku di kursi sini.

   " Ukhti jurusan apa?" Tanyanya

   " Erm, aku jurusan TEKNIK. Kamu? " Ucapku

   " Kalo aku jurusan agama Islam, insyaallah aku ingin belajar sampai Kairo."

    Kairo?! Wow, dia pinter bgt yah. Gue sih pengennya ke Korea, ketemu oppa-oppa. Eh, astaghfirullah!!!

    " Ngomong-ngomong ukhti lulusan mana?" Tanyanya

   " Lulusan SMK B! Sebenarnya aku dulu kerja trus. Sekarang berhenti karna gak dibolehin." Ucapku kesal. Jujur sebenarnya Aku tidak suka kalo di suruh jaga rumah. Aku suka kebebasan.

    Tapi apalah daya, mending aku jaga rumah. Toh, ujung-ujungnya juga akan jadi ibu rumah tangga. Dimana kelak aku yang jadi madrasah pertama buat anak-anak.

UNTUKMU IMAMKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang