Buat apa nikah?!

334 7 0
                                    


Marsal pov-----

   Setelah Marcel pergi aku memakan tomyam buatannya. Rasanya enak, aku bersyukur dia udah pandai masak jadi aku tidak harus repot-repot ngajarin dia masak. Tapi aku akan tetap membantunya untuk masak.

   Hari ini tepat 8 bulan setelah menikah. Marcel masih saja terngiang dengan oppa-oppa Korea nya itu.

  Sebenarnya aku cemburu setiap kali melihat dia lebih memilih mereka daripada ajakan ku untuk shalat jama'ah. Selalu nanti.

   Aku bersyukur sih, dia udah nggak terlalu suka ama begituan lagi.

   " Sal!" Panggil seseorang dari balik pintu

   " Masuk aja, pintunya nggak dikunci kok." ucapku

   Krieeeet...

   " Assalamu'alaikum Sal, hari ini ada projek yang musti kita kerjain." Ucap Izal

    " Waalaikum salam, proyek apa? Perasaan nggak ada pengumuman. "

   " Huh... katanya komputer kantor di hack ama orang dalam."

   " Apa? Bagaimana bisa? Bukannya kita udah buat aplikasi untuk itu? Baru juga 2 hari." Ucapku sedikit kesal

   Izal menatapku, dia lalu menepuk pundakku pelan.

   " Ishbir, ini adalah cobaan. Ayo segera makan dan pergi ke kantor."

   " Hahh...." aku mengusap wajahku gusar. " Baiklah, sabar yah. Aku tidak mau makan terburu-buru."

   " Masakannya Marcel?" Tanyanya

   Aku mengangguk karna mulutku mengunyah makanan

   " Hoy broo!!"

   Aku dan Izal tersentak, seketika kami kompak menatapnya sinis.

   " Ray, bisa nggak sehari nggak ribut?!" Tanya Izal kesal

   " Nggak!" Jawabnya enteng

   Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku teman-teman semasa SMK.

  Izal dulu yang gendut kini badannya agak kurus, entah kenapa semenjak nikah ama Nanda. Apa karna jadi bahan tinjunya Nanda yah? heheheh...

  Sedangkan Rayhan masih sama aja. Apa gara-gara dia jomblo?

  " Sejak kalian nikah, kita jarang ke mesjid!" Serunya

  Aku dan Izal tertohok mendengar ucapannya, iyah. Semenjak lulus dan kerja kami ambil prinsip untuk mengaji di masjid.

  Tapi, semenjak Menikah aku dan Izal nggak pernah ke mesjid. Yah, menemani Isteri shalat dan kegiatan lainnya di rumah.

  " Maaf, tapi. Gimana sama Marcel?" Tanyaku

  " Nanda juga?!"

  " Ah, kalian ini! Buat apa nikah kalo ujung-ujungnya kalian nggak ngeramein masjid! Mau jadi apa dunia ini?!" Gerutunya

  Aku kesal, ingin rasanya aku marah ke Rayhan.

  " Ray, nikah itu ibadah juga. Dan wajib Ray, kau tau nikah bagi kaum Adam itu wajib." Jelas Izal " dan Sunnah apabila menikah muda. Pastinya kau udah tau haditsnya kan?"

  " Iyah, tapi... semenjak ada mereka kalian nggak ke mesjid! Kenapa?!"

  " Maaf, insyaallah nanti. Aku akan mengajaknya." Ucap Izal, aku mengangguk

   " Alhamdulillah... bro, boleh aja Lo Ama istri Lo dirumah. Tapi jangan terus-menerus, masjidnya kasian. Kita ini pendobrak gerakan Islam!" Ucapnya berapi-api

UNTUKMU IMAMKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang