... yuk baca!
.........
🙈author povRoshni tersentak kaget saat bangun dan tidak mendapati faisal berada di sisinya. Wajah roshni langsung tegang. Pikirannya kembali pada aksi faisal yang mengamuk semalam karna kejujurannya. Bukan mengamuk padanya tapi ... pada sidd.
Roshni mengerahkan segala cara agar emosi faisal mereda hingga jalan satu-satunya adalah bermesraan sampai pagi, sampai faisal lelah dan tertidur pulas tapi sayangnya ... itu belum juga membuat emosinya reda buktinya, sepagi ini faisal sudah bangun dan entah ke mana.
Setelah mandi, roshni turun menghampiri gibran, sartika dan putri di meja makan.
"Ma, kak faisal mana?" Tanyanya sambil duduk di sisi putri.Gibran dan sartika saling tatap. Dan kembali natap roshni dengan kening yang berkerut.
"Faisal baru saja pergi dengan tergesa-gera. Rait wajahnya kayak marah gitu bahkan panggilan kami tidak di responnya. Apa kalian bertengkar lagi?" Tanya gibran menghentikan makannya dan pokus pada roshni yang wajahnya terlihat khawatir.
"Apa mama dan papa tahu alamat tempat tinggal sidd?"
"Jelas kami tahu nak, emangnya kenapa?" Tanya sartika pelan.
Roshni mengigit bibir bawahnya. "Bisa kasih tahu roshni? Ini darurat. Kak faisal ke sana untuk mengamuk!"
Ucapan roshni bikin gibran dan sartika membulatkan matanya. Syok berat atas penuturan itu.
"Mengamuk?"
"Iya ma! Kak faisal tahu kalau kepergian roshni ada juga campur tangan sidd!" Roshni semakin gugup. Tangannya meremas ujung kemeja deminnya.
"Cam-campur tangan gimana maksudmu, nak?"
"Nanti roshni kasih tahu kalau roshni sudah bisa mencegah amukan kak faisal pa! Please kasih tahu alamat rumah sidd?" Pinta roshni memohon.
"Bunda, ayah kenapa?" Putri ikut nimbrung.
Setelah mendapat alamat sidd dari ucapan gibran, tanpa menjawab pertanyaan putri, roshni langsung pergi menyusul faisal. Terus berdoa jika dia datang di waktu yang tepat.
"Kakek, bunda kenapa?"
"Nggak kok sayang! Bunda mau nyusulin ayah ke rumah sakit tempat ayah bertugas."
"Oh! Cepagi ini dan bunda udah kangen. Ckckck. Bunda cama ayah itu lagi di mabuk cinta kan kek?"
Gibran dan sartika bertatapan dengan muka syoknya.
"Kakek dan nenek itu nggak bica di bilangin ya! Kan puteli udah bilang kalau mau ciuman itu jangan di depan anak kecil. Is is is... udah tua tapi masih mecum!"
Gubrak
Gibran pingsan.
...
Tok-tok-tok!
Nggak lama pintu terbuka dan menampakan sosok tampan yang sepertinya masih mengantuk.
"Fai-,"
Buuf!
Bogeman menatah faisal mendarat sempurna di pipi sidd. Membuat sidd sempoyongan dan seketika kantuk yang hilang.
"Fai?" tanyanya dengan nada dan tatapan tak percaya. Sidd sedikit ngeri dengan raut wajah kemarahan yang sempurna di wajah faisal. Nggak biasanya tampang itu terlihat.
Faisal masuk ke dalam aparteman sidd di lantai lima kamar 212. Menarik kerah baju kemeja sidd dan kembali melepaskan kembali bogeman mentah yang lebih keras dari yang sebelumnya ke tempat pukulan pertama membuat lembam di tepi bibir sidd nampak dan mengalirkan darah segar. Sidd jatuh terduduk di lantai.
"Biadap elo sidd!" Faisal kembali menarik kerah baju sidd dengan kasar membuat sidd berdiri di hadapan faisal. Darah segar juga mengalir dari lubang hidung sidd membuat sidd terlihat buruk.
"Fai, elo kenapa? Kenapa elo mukul gue?"
Buuf!
"Elo sudah mendapatkan jawabannya sidd! Ingat kembali apa yang telah elo lakukan hingga menyulutkan emosi gue sebesar ini!" Ucap faisal marah setelah kembali meninju perut sidd dengan kuat.
"Ah, apa fai, apa maksud elu hah? Apa yang gue lakukan?" Sidd binggung. Merasakan tubuhnya hancur.
Saat faisal akan kembali menghajarnya, sidd dengan sekuat tenaga menendang perut faisal membuatnya mundur.
"Kita bisa bicara baik-baik faisal! Ah sial! Elo buat gue terluka!" Sidd tersulut emosi setelah mengelap darah di tepi bibirnya.
Faisal berdiri tegak sembari memegang perutnya yang nyeri dan memasang senyum miringnya. Mengejek sidd.
"Gue kira selama ini elu temana gue ternyata elu musuh gue sidd!""Maksud elu apa sih fai? Gue nggak ngerti. Ngapain elu bawa-bawa persahabatan kita. Gue ya sahabat elu lah!"
"Sahabat darimana yang senang liat sahabatnya menderita?" Seketika sidd bungkam. Matanya terus menatap faisal yang tersenyum mengejek padanya.
"Sahabat mana yang dengan sangat tega membuat sahabatnya mengalami kehampaan hidup hampir 4 tahun?" Sidd mematung. Pikirannya melayang pada roshni."Fai,"
"Lu diam! Gue belum selesai bicara, biadap!" Bentak faisal. "Elu bukan sahabat gue? Elu setan, biadap dan binatang. Elu anjing sidd!" Umpatan kasar melupa bersama dengan bara emosi faisal yang meluap. Dia maju dan memdorong sidd, membuatnya jatuh terduduk di lantai dan dengan tenaga penuh, faisal menendang dada sidd hingga sidd memuntahkan darah kental.
Ceklek!
Seketika mata roshni membulat melihat kekasihnya menjadi monster yang menyeramkan. Faisal tak iba melihat kondisi sidd. Sidd yang tak bisa lagi menopang tubuhnya kini terbaring terlentang dan faisal beranjak ingin menduduki perutnya tapi roshni segera maju dan memeluk kakaknya itu.
"Kak cukup! Sidd hampir mati karna ulahmu!"
Faisal meronta. Mencoba melepas pelukan roshni. Amarahnya masih benar-benar membara.
"Biarkan dia mati! Balasan atas apa yang dia perbuat dengan hubungan kita! Lepasin kakak! Kakak mau bunuh dia, sayang!" Mata faisal terus menatap tajam sidd yang belum pingsan tapi sudah tak bisa bergerak.Roshni menoleh pada sidd yang juga ternyata menatapnya. Ada tatapan minta maaf dari sidd yang bisa roshni tangkap.
Roshni kembali mempererat pelukannya. "Hubungan kita yang salah itu aku! Aku yang meninggalkan kakak."
"Kamu nggak akan tinggalin kakak kalau dia tidak mempengaruhi kamu!" Inilah yang di takutkan roshni atas pengakuannya. Faisal hilang kendali. Kakaknya telah menjadi iblis pembunuh.
"Kak, kita bicarakan baik-baik. Kita bawa kak sidd ke rumah sakit sebelum terlambat!" Roshni melepaskan pelukan.
"Nggak!" Faisal mengeleng matanya masih terus menatap sidd yang hanya pasrah dengan wajah lebam dan darah yang berhamburan. "Dia pantas ma ... mmppp," roshni membungkam mulut faisal dengan ciuman lembutnya. Melumat bibir bawahnya dan atasnya bergantian. Membuka kepalan tangan faisal dan menyatukan jari jemari mereka.
Cup!
Kecupanengudara mengakhiri ciuman mereka. Roshni menatap wajah faisal dengan manis menutupi ketakutan mendalamnya. Wajah faisal nampaknya sedikit rilex.
"Kakak masih mau nikahin aku kan?" Perlahan tapi pasti faisal mengangguk. "Kalau begitu bawa sidd ke rumah sakit, tolong dia, sembuhkan dia, keeahkan semua keahlian kakak dalam menjadi dokter sebelum nyawa sidd hilang dan kakak akan masuk penjara dan jika itu terjadi, aku akan kembali ke london!" Ancam roshni yang seketika membuat faisal membulatkan matanya syok.
"Tapi dia-"
"Dia sahabatmu kak! Dia melakukan itu pasti ada sebabnya. Ayo kak, bawa dia ke rumah sakit," pinta roshni memohon.
Faisal masih mematung menatap sidd dan muncullah rasa ibanya. Dengan gerakan cepat dia mengendong ala bridal stly sidd yang sebelum pingsan mengatakan kata maaf padanya.
"Bertahanlah!" Ucap faisal segera berlari menuju mobil.
***tbc***
KAMU SEDANG MEMBACA
kakakku cintaku
Teen Fictioncerita cinta sedarah yang pada dasarnya nggak sedarah. mengorbankan kebahagiaan demi kesebuah kesejahteraan hidup keluarga tercinta yang pada dasarnya cinta mereka memang di takdirkan untuk bersama dan waktu kembali memepartemukan mereka dengan cint...