42

1.5K 38 25
                                    

.... monggo di baca. Jangan lupa like dan coment na?....

.
.

Roshni mondar mandir di depan ruang operasi. Faisal di dalam sedang melakukan tindakan penyelamatan untuk sahabatnya, Sidd.

Roshni mengigit bibir bawahnya karna ada rasa takut. Banyak kemungkinan dalam otaknya, bahkan dia nggak bisa berpikiran jernih dengan menelpon orang tua Sidd. Hanya bisa berdoa yang terbaik buat Sidd.

Ceklek!

Pintu terbuka dan memunculkan Faisal yang berpakaian dokternya yang terlihat sangat keren tapi wajahnya sedikit pucat.

Mata Roshni dan Faisal bertemu. Senyum tipis muncul di bibir Faisal membuat Roshni tersenyum juga dan merentangkan tangannya, memanggil kelasihnya ke dalam pelukannya.

"Kakak hampir membunuhnya!" ucapan pertama Faisal yang meluncur setelah masuk ke dalam pelukan Roshni.
"Maafkan kakak!"

Roshni mengangguk setuju. Kesalahan lagi-lagi ada padanya yang tidak bisa menyimpan rahasia. Tapi dengan begitu, Roshni tahu betapa besarnya cinta kakaknya itu.

"Jangan ulangin lagi," ucapan lirih Roshni dan di anggukan Faisal. "Bagaiman keadaannya?" melepas pelukan dan menatap wajah pucat kekasihnya, menyeka keringat di pelipis Faisal dengan punggung tangannya.

"Sedikit operasi perbaikan tulang rusuknya. Dan bersyukur dia selamat. Kakak terlalu keras padanya," ucap Faisal sembari memijit pelipisnya.

"Cinta membutakanmu, kak! Makasih atas cinta itu!" Roshni masuk dalam pelukan Faisal. Memeluknya sangat erat seperti tak akan terpisah.

"Kakak yang harusnya terima kasih!" Faisal membelai rambut Roshni. "Besok kita fitting baju pengantin," sambung Faisal sembari melepas pelukan.

Roshni mengeleng dan membuat Faisal menautkan alis matanya.

"Kenapa? Kamu nggak mau nikah sama kakak? Kamu-"

"Kak! Kakak tau aku siapa? Aku ini juga seorang desainer loh! Aku mau kita nikah itu pakek gaun rancanganku, ok?"

Wajah pucat, kusut dan sedih tadi berubah menjadi wajah merah yang bahagia. Faisal bahagia atas perkataan Roshni yang kini kembali memeluknya erat.

"Ok!"

...

"Puteli malah sama ayah juga bunda!" Putri melipat tangannya di depan dada setelah melihat Faisal dan Roshni yang baru pulang dari rumah sakit memasuki kamarnya.

"Marah kenapa sayangnya ayah?" Faisal yang maju dan berencana mengendong putri di buat kecewa. Pasalnya putri mundur dan menatap mereka berdua dengan tatapan super kesal dengan bibor yang mengerucut. Buat Faisal, itu ekspresi yang mengemaskan.

"Kalian jalan-jalan hanya berdua dan melupakan Puteli. Kalian anggap apa Puteli?"

Faisal menahan tawanya sedangkan Roshni memutar bola mata jengahnya. Kini drama Putri akan di mulai.

"Ayah dan bunda nggak jalan-jalan, putri!" Roshni berjalan dan duduk di tepi kasur. Mengabaikan mata Putri yang menatapnya sangat marah.

"Jadi kalian keluar berdua itu kemana?"

"Ke rumah sakit,"

"Jadi kalian berdua bikin adek puteli di lumah cakit? Bunda jahat! Nanti adek puteli modelnya kayak kapsul dong?"

Faisal mukanya semakin memerah. Tawanya sepertinya sudah akan meledak. Anaknya begitu lucu dengan bunda yang memiliki sipat malas tahu itu adalah kebahagiaan yang terbesar untuk Faisal.

"Bukan kayak kapsul, tapi kayak tablet!" Roshni merebahkan tubuhnya di kasur milik Putri.

"Ayah, Bunda jahat!" Putri berlari memeluk Faisal yang langsung mengendong ala koala. Mengusap punggung anaknya yang sesunggukan.

"Sayang, jangan gitu ah!" tegur Faisal yang merasa kasian pada anaknya.

"Kak, dia terlalu mendrama kayak ayah KW nya!" protes Roshni yang langsung duduk.

"Jangan salahkan dia. Itu penyesuaian dia tinggal lama dengan Ayah KW nya!"

Roshni terdiam. Dia kini kembali salah bicara. Ucapannya pasti menyakiti hati kakaknya yang pencemburu itu.

"Kak, maaf!" Roshni beranjak dari kasur dan berjalan bergabung dengan Putri dan Faisal. Faisal yang kesal tidak menatap Roshni tapi tangannya terus mengelus punggung Putri.

"Maaf kak!" Roshni memeluk Faisal dari samping dan mengecup pipinya sekilas. "Maaf banget!"

"Harusnya kakak yang minta maaf!" ucapnya tegas dengan masih tak menatap Roshni.

Roshni menghela napas beratnya. "Putri punya nomer ayah kw?" pertanyaan Roshni membuat Faisal menatapnya dengan tajam.

"Bunda harus menelponya," ucapan Roshni nggak di tanggapi Putri yang masih kesal padanya. Mata Roshni kini bertatapan dengan Faisal.

"Bunda bakalan ngabarin kakek nenek dan semuanya tentang acara pernikahan ayah dan bunda yang akan di langsungkan lima hari lagi!" Roshni menarik napas dan tersenyum pada Faisal yang menatapnya bahagia.
"Yap, lima hari lagi. Bunda nggak sanggup lama-lama berkeliaran di luar. Bunda ingin di kunciin di kamar saja biar nggak di cemburui terus!" ucapan Roshni membuat Faisal merasa senang dan langsung menariknya ke dalam pelukannya. Mengecup keningnya sekilas dan berbisik ...

"Permintaanmu akan kakak kabulkan!"

...

Setelah mendapat nomor telpon Gabriel dari Putri yang ternyata di simpan di balik alas sepatu Putri, Roshni langsung menghubunginya. Bukan berbicara dengan Gabriel tapi dengan mommynya.

Via phone

"Mommy bawakan baju pengantin sepaket yang Roshni taruh di lemari Roshni ya?"

"Iya sayang! Mammy dan daddy senang mendengar kabar ini,"

"Iya mom! Jangan lupa datangnya jangan mepet waktu, lima hari lagi acaranya paling nggak besok mommy datangnya. Ingat ya mom, jangan ajak Gabriel. Atau lempar ajaha dia dari pesawat!" Roshni masih kesal.

Terdengan tawa renyah dari seberang sana dan Roshni tahu itu suara Gabriel.

"Ya udah mom, bye!"

"Bye sayang!"

End.

Faisal langsung memeluk Roshni erat dari belakang. Ikut menatap keluar jendela, melihat keindahan malam.

"Kenapa kamu melarang Gabriel ke sini?"

Roshni menghela napas beratnya.

"Malas ambil resiko!"

"Maksudmu?" Faisal menghentikan aksi mengecup-ngecup leher samping Roshni.

"Ya, nanti ada yang cemburu."

Faisal tersenyum geli dan membalik perlahan tubuh Roshni. "Kakak akan mengundangnya sendiri kalau begitu. Kakak bakalan bilang makasih sama dia kalau ketemu karna ulahnya, kakak mendapatkan kamu lagi!"

"Jangan sampai entar kakak lepas kendali kalau ingat lima tahun aku sama dia tinggal bersama,"

Faisal terdiam sesaat. Kemudian tersenyum dan mendaratkan kecupan mendalam di kening Roshni.
"Kakak hanya akan mengucapkan terima kasih sama dia, nggak kurang apalagi lebih! Tapi, bisakan kamu menjaga hati kakak saat ada dia?"

"Iya kak!" Roshni masuk kembali dalam pelukan Faisal. "Kenapa selalu cemburu sih?"

"Karna kakak cinta dan serius sama kamu. Apa yang sudah jadi milik kakak pantang di sentuh orang lain!"

Roshni hanya bisa menghela napasnya karna sikap posesif kakaknya.

....tbc...

kakakku cintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang