4

36 6 0
                                    

Tok tok tok!
Aku mengetuk pintu pelan.
Dengan gerakan tiba-tiba ibuku menarik tubuhku dengan keras. Ia menjatuhkanku ke lantai.

"Buat ulah apalagi kamu hah!" teriak ibu dengan tangan yang siap mengambil sabuk di atas meja.

Apa maksud ibu, aku tidak berbuat apa-apa. Mengapa ibu sangat marah. Padahal aku sudah tidak pulang telat.

Tangannya siap mencabuk tubuhku. "Ampun Bu" ucapku dengan histeris.

Apa salahku. Ia terus mencambuk tubuhku, tanpa belas kasihan
"Ibu ampun" isakku. ini sakit sekali.

"Sudah ibu bilang berapa kali, jangan ikut apapun di sekolahmu, jangan berhubungan dengan siapa pun", ucap ibu sambil memukulku tiada ampun.Lama-lama cambukannya memelan.

Apakah ibu sudah lelah. Aku mendengar isakan kecil. Apa ibu menangis.

"Ini salahku" lirihnya. Aku tidak pernah melihat ibu seperti ini.
Walaupun ibu selalu kasar padaku, tetapi aku tetap menyayanginya.

Tangan ku mulai menyentuh bahu ibu. Tapi ibu buru-buru menepis tanganku. Dia menatapku dengan tatapan tajam.

"Jangan dekat dengan siapa pun dan jangan ikut apa pun",ucapnya tajam dengan tangan mencengkram lenganku.

"Tapi, kenapa Bu" lirihku pelan. Ia tidak menjawab.

"Masuk kamar" ucapnya dingin. Aku menghela nafas pelan.
Seluruh tubuhku penuh dengan luka lebam, karena cambukan ibu tadi.

Aku tidak mengerti mengapa ibu seperti itu. Mengapa aku tidak boleh punya teman. Apa aku ini berbahaya, yang benar saja.

****

Pukul 06:45 Pagi

Bell masuk akan bunyi sekitar 5 menit lagi. Aku berlari memasuki kelas lalu duduk dengan tenang.

"Kasih, pulang sekolah kamu mau menjenguk Baron" tanya Farah tiba-tiba.

"Iya" ucapku. Tumben sekali Farah menanyakan itu. Bisanya ia tidak peduli dengan urusan anak-anak OSIS.

"Memangnya kenapa" Tanyaku penasaran. Tiba-tiba wajahnya bersemu memerah.

"Emm sebenarnya, aku menyukai Baron" ucapnya malu-malu sambil menutup muka dengan telapak tangan mungilnya.

"Benarkah" ucapku dengan alis terangkat sebelah. Dia jujur sekali.

"Hahahahahahaha" tawaku. Entahlah mengapa aku tiba-tiba tertawa. Tapi rasanya ada hal janggal di sini.

"Kenapa kamu tertawa Kasih" ucap Farah heran sekaligus malu karena ditertawakan.

"Kamu sungguh berani Farah, dia sudah ada yang punya, jangan berharap, kau hanya akan menjadi penggangu" ucapku dengan nada tidak suka. Ada apa denganku.
Dia terlihat tersinggung atas perkataanku. aku jadi tidak enak.

"Maaf Farah, aku tidak bermaksud unt--" ucapakanku terpotong oleh bentakanya.

"Aku tahu, aku terlalu berharap, tapi kau lihat saja aku akan merebut dia dari Agatha" bentaknya dengan tatapan sinis ke arahku.Baiklah dia sepertinya memang tersinggung.

"Maaf Farah, kalau ucapanku membuatmu tersinggung aku tidak bermaksud seperti itu" ucapku dengan suara pelan. Aku bahkan tidak berani menatap matanya.

"Urus saja urusanmu, memangnya aku tidak tahu kamu juga menyukai Baron kan" ucapnya dengan nada kesal.

Aku sungguh tidak tahu kalu ucapanku bisa membuatnya jadi seperti ini.

"Apa maksudmu? kamu marah denganku, kalau begitu aku minta maaf atas ucapanku"ucapku menyesal. Sambil berharap agar Farah mau memaafkan ku.

"Kau tahu Kasih, aku akan jujur sekarang bahwa aku sangat terpaksa berteman denganmu, aku mau berteman denganmu karena kau pintar, dan aku bisa memanfaatkan mu"ucapnya dengan lantang seolah memang itu yang dia rasakan.

Apakah ucapannya benar. Jadi selama ini Farah membenciku. Aku benar-benar tidak tahu itu.

Baiklah.

"Maaf" ucapku menunduk. Farah hanya tersenyum sinis dan aku tersenyum miris dengan kepala yang masih menunduk.

Guru sudah datang dari tadi. Aku dan Farah saling diam. Jangan bertanya mengapa luka lebamku tidak terlihat, itu karena aku selalu memakai seragam panjang untuk menutupinya.

tringgg tringgg! Bell istirahat berbunyi.

Apa aku sudah bilang kalau aku tidak punya teman dekat selain Farah dan Baron, sekarang kita sudah tidak berteman lagi, padahal aku sudah bersikap ramah dan baik.Tapi mereka tetap tidak peduli dan mengabaikanku. Miris sekali bukan?

"Lapar" gumamku. Menggingat aku tidak punya uang jadi aku bisa apa. Kugunakan waktu istirahatku untuk tidur.

Dark FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang