***
PUKUL 01:02 PM Dini hariAku berjalan gontai sambil sesekali bersiul riang ,kakiku berjalan masuk kedalam rumah. Aku segera membersihkan diri, karena tubuhku penuh dengan darah.
Aku bersenandung kecil sambil membersihkan pisau yang baru di gunakan tadi. Hari ini adalah hari yang paling menyenakan untukku dan teman-temanku.
Bruk!Bruk Bruk!
Kepalanku celingukan melihat apa yang barusan bersuara. Asap tebal mulai menyelimuti seisi rumah. Aku panik dan berlari menuju pintu untuk keluar. Ini benar- benar diluar dugaanku.
“Pintunya terkunci” gumanku pelan. Bagaimana bisa. Seingatku, aku tidak menguncinya tadi. Asap hitam mulai bertambah banyak mengelilingi rumah gubukku. Kobaran api mulai terlihat,rasa panas mulai terasa menjalar dikulitku. Lemari pakaian sudah terbakar kobaran api. Sungguh tidak ada jalan keluar kecuali pintu ini. Sesekali aku terbatuk karena asap yang ku hirup. Tangan kiriku sudah terkena percikan api yang menjalar dari tirai rumahku. Rasa panas mulai menggrogoti kulitku.
Tangan kananku mulai memukul pintu rumah, sambil mengintip apakah ada orang diluar. Seorang perempuan terlihat berdiri didepan rumahku. Ia tersenyum miring saat melihatku yang hampir hangus terbakar didalam sini. Bibir perempuan itu bergerak seolah berkata sesuatu.
“Kita impas! demi baron, selamat tinggal kasih” ucapnya sambil berseru senang.
Dia Agtha!
~~~~~~~~~THE END~~~~~~~~~~~