Ada salah seorang gadis yang tengah mengendarai motor kesayangannya di sepanjang jalan raya, dengan kecepatan diatas rata-rata agar sampai ke sekolah tanpa harus terlambat.
Namun realita tak semanis ekspetasi, gadis itu berharap agar dia tepat sampai sekolah namun bagaimana pun ia berusaha akan selalu terlambat meskipun dia harus rela melanggar lalu lintas dan dikejar-kejar polisi demi sampai ke sekolah tepat waktu.
Apa yang telah ia duga pun menjadi kenyataan. Sesampainya di sekolah, gerbang sekolah yang tadinya di buka sekarang di tutup lagi, pertanda siswa yang datangnya terlambat tidak boleh masuk. Tapi gadis itu nekat untuk memasuki area sekolah.
Dia pun melepaskan helm yang ada di kepalanya, setelah itu merapikan jilbabnya yang sempat kusut di karenakan helm yang baru saja ia pakai, lalu dia turun dari motor kesayangannya.
Gadis itu berjalan ke arah gerbang yang sudah ditutup dengan menggendong tas ranselnya. Dia berniat untuk mencari seseorang yang ada di dalam area sekolah, tapi ia tidak menemukannya.
Suara bel dari arah dalam menandakan akan berlangsungnya kegiatan upacara bendera. Hingga membuat para seluruh warga sekolah berhamburan keluar kelas.
Ini dia kesempatan yang telah ditunggu tunggu oleh gadis berhijab tersebut. Dia menyempatkan kesempatan ini untuk bisa masuk ke dalam tanpa di ketahui oleh siapa pun.
Lalu dia berjalan ke arah dimana motornya berada dan mulai menyalakan mesin nya, setelah itu mengendarainya dan membawa motornya ke tempat dimana dia biasanya memarkirkan.
Sekolah yang ia tempati saat ini memanglah lengkap fasilitasnya, sehingga area tempat parkir motor untuk siswa yang berangkat menggunakan motor pun tersedia. Tapi dia lebih memilih memarkirkan motornya di warung yang letaknya tidak jauh dari tempat sekolahnya berada, alasannya yaitu agar motornya tidak di kenali para siswa maupun guru. Hingga saat ia datangpun pemilik warung sudah mengenal suara motor siapa yang mau diparkirkan di tempatnya.
"Kasep eneh nduk?" tanya salah seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari warungnya menggunakan logat jawanya yang kental. Beruntung gadis itu memahami apa yang di katakan wanita paruh baya tersebut, meskipun menggunakan bahasa daerah.
"Iya bu!! Mau aku berangkat pagi pun selalu terlambat bahkan sampai harus kejar-kejaran dengan para polisi lalu lintas" adu gadis tersebut ke wanita paruh baya itu.
"Makane! Lek mu tangi kuwi kudu esuk ben ora kasep!" ucap wanita tersebut kepada gadis yang sudah ia anggap anak sendiri selama dua tahun lebih.
"Tapi percuma aku bangun pagi! Lha nggak ada orang yang tinggal denganku kok! Kan ibu ngerti sendiri kalo aku tinggal sendiri di rumah kontrakan"
"Yowes! Ojo panggah omong ae! Saiki sampean ndang mlebu kelas mumpung kabeh sek upacara" jelas wanita tersebut.
"Baiklah aku pamit dulu ya bu! Assalamualaikum!!" pamit gadis berjilbab tersebut lalu mencium punggung tangan wanita tersebut meskipun wanita itu bukanlah ibu kandungnya. Lalu dia bergegas masuk ke sekolah melewati gerbang belakang.
★ ★ ★ ★ ★
Tok tok tok...
Suara pantofel yang menyentuh permukaan lantai keramik, ditambah suasana yang sepi sehingga membuat suara tersebut terdengar di seluruh penjuru koridor sekolah.
Di ketahui suara pantofel tersebut adalah milik dari seorang gadis yang tengah berjalan di sepanjang koridor.
Mata tajam, bibir merah muda yang tipis, serta rambut hitam yang di curly menambah daya tarik bagi para siswa tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid girl
General FictionCover by:kdk_pingetania Cerita tentang kisah seorang gadis yang di perebutkan oleh dua laki-laki yang notabene nya adalah teman semasa kecil. Mereka berdua memiliki sifat dan juga kesukaan yang sama, tetapi akankah mereka juga mempunyai tipe yang sa...