10. Hari yang Melelahkan

40 5 0
                                    


"Lakukan saja apa tugas kau. Jangan urus urusanku dan aku akan melakukan tugasku tanpa harus mengurus urusan kau."

"Arggghh. Seharusnya tadi Pak Dafa mengantarkan ku ke UKS, tapi gara-gara si kuda nil itu, aku gagal di antarkan oleh Pak Dafa." Batin mrs sambil berjalan dengan kesal.

Setelah gue kembali lagi melihat keadaan si monyet kelas gue, gue melihat semuanya tenang.

Syukurlah kalau Fani bisa menangani anak-anak itu tidak rusuh. Tapi tumben amat, kesambet apaan ya mereka? Ah masa bodo lah yang penting nggak terjadi masalah. Batin gue yang memperhatikan mereka dari jauh.

Di sisi lain, gue ketemu sama Fani. Dia masih duduk Setia menunggu gue menghampirinya.

"Fan! Lo bisa nangeni anak-anak itu? Tadi kata lo nggak bisa? Pakai jampi-jampi apaan lo?" Tanya gue heran melihat tingkah anak kelas gue.

"Itu bukan karna gue, tapi karna Vero tu. Awalnya emang mereka ribut dan susah di atur, tapi entah pelet apa yang dikasih sama Vero mereka pada tenang semua kayak habis dibius." Jelas Fani pada gue.

"Ooo, yaudah deh." Gue lalu berlalu meninggalkan Fani.

"Mau kemana lo? Baru tiba juga. Duduk dulu napa." Ujar Fani lagi.

"Gue mau nyari Vero dulu." Jawab gue enteng.

"Cieeee, udah tumbuh benih-benih cinta tuuuu. Azeekkk bentar lagi gue ditraktir nih. Boleh dong PU nya... " Ujar Fani menggoda gue.

"Apaan sih, gue cuma mau bilang terima kasih doang sama dia." Bantah gue dengan kata-kata Fani.

Gue lalu pergi meninggalkan Fani yang masih tersenyum licik menatap ke arah gue yabg sedang berjalan mencari sosok Vero.

Gue lalu berjalan mencari Batang hidung Vero yang nggak keliatan dari tadi.

Gue cari di kantin, di kelas, di ruang UKS, di kolong meja, di ruang guru, sampai di kolong jembatan pun gue nggak nemuin tu anak.

Akhirnya ada satu tempat ang belum gue kunjungin. Di mana lagi kalau bukan rooftop.

Dan benar, gue nemuin Vero di rooftop lagi nongkrong sendirian sambil duduk dan menatap langit.

Gue lalu melangkah ke arah Vero tanpa memberi tahunya.

"V-Ver, l-lo kemana aja? Dari tadi gue ca-cariin l-lo" Ujar gue gugup. Entah mengapa mulut gue menjadi gugup seperti ini.

Vero lalu berbalik ke arah gue."Eh lo Fa, napa ngomong lo jadi terbata-bata sih? Woles aja kali. Ngapain lo di sini?"

"Gu-gue... Gue nyariin lo dari tadi. Lo kemana aja sih? Gue udah keliling sekolah buat nyariin lo. Kok lo nggak bilang sih mau ke sini? Dan ngapain lo di sini? Harusnya gue yang nanya kayak gitu ke lo! Cerocos gue langsung.

"Buset dah, lo bicara atau lagi nge-rap sih? Laju terus kayak air, kagak ada berhentinya. Lagian ini tempat kan nggak cuma buat lo aja, ini tu fasilitas sekolah jadi siapa aja berhak dong buat nongkrong di sini." Jawab Vero.

Gue lalu menelan ludah gue dalam-dalam. Gue baru ingat kalau ini fasilitas sekolah dan bukan punya nenek moyang gue.

"Oke, oke sekarang lo mau apa?" Tanya Vero yang membuat gue kembali ke dunia nyata.

Mrs. RempongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang