DKC-2

342 24 3
                                    


Tak terasa aku dan keluargaku sudah tiba di desa nenek, aku memang sedang berlibur bersama keluarga ku itu karena aku sedang libur sekolah. Seperti tahun lalu, ini adalah liburan ke-dua ku di desa nenek, satu tahun lalu aku bertemu dengannya, satu tahun lalu pula aku meninggalkannya.

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga, ana tolong bantu umi sama abi ya untuk membawa barang-barang ini masuk kedalam" abi memintaku untuk membantunya.

"Baik abi"jawabku

Saat aku ingin membawa barang-barang aku tidak sengaja terpeleset lalu kemudian ada yang mencekal tangan ku untuk menahan agar diriku tidak terjatuh sontak aku kaget lalu aku menoleh ke atas dan ternyata DIA.

"Maaf aku tidak sengaja menyentuh tanganmu,hati hati" dia langsung meminta maaf padahal dia baru saja telah menolong ku, diapun langsung menundukkan pandangannya begitupun aku.

"I.. Iyaa gapapa, terimakasih ki udah mau nolongin aku... Lagi" jujur saat aku ingin bicara entah kenapa jantung ini seperti sedang senam, bunyinya seperti orang yang sedang menyalakan orgenan. Setelah aku mengatakan itu,
Kami berdua saling terdiam, hening, canggung itulah yang kami rasa..
Aku jadi teringat satu tahun lalu saat pertama kali aku bertemu dengannya..

Flashback on

Pagi itu aku dan sepupuku Gita sedang marathon di sebuah desa tempat nenek kami tinggal. Gita adalah anak dari pamanku dan Gita memang sudah tinggal di desa ini semenjak dia berusia 10tahun karna orangtuanya telah meninggal dunia dan dia pun diasuh oleh nenekku.

Aku sebelumnya tidak pernah berlibur ke desa nenekku ini di karenakan jarak dari rumahku ke sini sangat lah jauh apalagi aku termasuk orang yang gampang ringkihan alisan mudah sakit jadi orang tuaku jarang membawaku untuk pergi jauh. Baru kali ini aku dapat kesini itu karena alhamdulillah aku sudah tidak mudah sakit lagi.

Saat aku dan Gita ingin melewati jembatan yang basah dan licin akibat hujan semalam tiba-tiba aku hampir terpeleset kalo tidak ada orang yang menolongku.

"Aaa.. Gitaa.. "Aku berteriak memanggil Gita karna aku takut jatuh tetapi sebuah tangan sudah terlebih dahulu menarik tanganku dan aku pun terjatuh di dalam dekapannya.. Sungguh, ini hal yang aneh, jantungku terus bergerak tidak beraturan, hingga si Gita memanggilku dengan histeris yang membuat lelaki itu melepaskan dekapannya..

"Anaa, kamu gapapa kan? Ada yang luka ga? Aduh kamu ini hati-hati dong kalo jalan, udah tau licin masih aja kalo jalan ga bisa pelan-pelan dan juga kamu.." belum sempat Gita menyelesaikan omelannya terhadap ku tiba-tiba Gita tersentak kaget "Astaghfirullah Ricki kamu to yang udah nyelametin ana nyampe kamu rela nyentuh dia kaya gitu? yaAllah ki maaf banget ya udah buat kamu sampe segitunya, tapi makasih juga ya udah mau nolongin sepupu aku ini" tiba-tiba si Gita mendadak memelankan tingkat suaranya saat tau siapa lelaki yang telah menolongku tadi. Aku hanya memperhatikan mereka berdua saja, karna aku disini masih linglung akibat abis dipeluk sama itu cowok sarungan.. 

"Lain kali kalian kalo jalan hati-hati jembatan ini bahaya soalnya licin .. Yasudah kalau begitu saya pamit dulu mau pergi ke pasar. Wassalamualaikum wr wb" Dia pun berpamitan setelah mengatakan seperti sebuah kata perhatian untuk aku dan Gita tanpa ekspresi.. Hatiku ngedumel kenapa dia saat berbicara tidak memandang kami dan dia juga setelah mengatakan itu tidak ada senyuman atau apa gitu yang terukir diwajahnya. Datar. Itulah menurutku..
Tapi jujur ada rasa senang yang menyelimuti hatiku, seperti kata pemuda jaman sekarang yaitu 'baper'..

"Waalaikumsalam" jawabku dan Gita secara bersamaan.. 
Saat dia mulai melangkahkan kakinya entah kenapa tiba-tiba mulutku memanggilnya.

"Hey mas sarungan, makasih ya soal yang tadi, kalo boleh tau nama mas siapa?" sungguh aku seperti sudah tidak punya malu lagi, berteriak untuk sekedar menanyakan nama? Oh yaAllah.. Dan pipiku terasa memerah saat dia membalikkan badan dan juga berteriak sambil menyebutkan namanya.

"Ricki"...

#flashback off

Saat aku sedang asyik melamun mengingat masa lalu tiba-tiba ada umi yang menepuk pundakku dan membuyarkan semua ingatanku pada satu tahun lalu,

"Puk.. Heh na kok malah ngelamun to, itu lo si Ricki ngapa ndak diajak masuk, kasian tu lo dia daritadi cuma berdiri aja"umiku datang sambil mengomeliku-,

"Ehh iya umi maaf tadi ana ga sengaja ngelamun.. Eh yaudah ayo ki masuk dulu tak buatin minuman" aku berusaha untuk bersikap biasa dengan basa basi mengajak Ricki untuk mampir kerumah nenekku, aku jadi salah tingkah sendiri setelah mengatakan itu..

"Iya ayo le masuk dulu udah lama umi ndak ketemu sama kamu kangen apalagi si ana itu dia kangen banget sama kamu ki, nyampe majang fotomu di samping tempat tidurnya katanya dia gabisa tidur kalo ndak liat fotomu"YaAllah gusti umiiii, umiku seperti tidak ada beban setelah mengatakan itu didepan Ricki, aku menunduk malu, kurasa pipiku ini sudah memerah karna apa yang dikatakan umi itu semua memang benar.. Duh isin cahh.. 

"Hehe lain kali aja ya umi, Ricki kesini cuma mau ngasih titipan dari bunda Ricki buat nenek rodiyah.. Kalo begitu Ricki pamit ya umi, ana, makasih tawarannya.. Insyaallah nanti Ricki main kesini lagi" ricki mengatakan itu kepada umi dengan suara khasnya yang agak berat namun lembut itu yang kusuka.. Eh:v

"Hialah yauwes le gapapa tapi bener ya nanti main kesini lagi? "Jawab umiku..

"Insyaallah umi, yaudah umi ricki pamit wassalamualaikum" dan ricki pun pamit tak lupa menyalimi tangan umiku tapi kok aku enggak:( hmm becanda becanda, aku tau kok kalo aku sama ricki bukan mahram eh maksudku belum.

"Iya ki waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh" jawabku dan umi bersama-sama.

Setelah ricki pergi aku hanya bisa mencebikan mulut ku ke umi pertanda bahwa aku sedang mengambek karna ucapan umi tadi..

"Umii aku maluu... "Bibirku kirakira sudah maju beberapa senti ni akibat ulah umi..

"Lah kan emang iya to nduk kan kamu yang cerita sendiri ke umi" balas umi tak mau kalah.
Yaiya sih memang aku yang salah asal main cerita ke umi ,aku memang sering menceritakan apa yang ada didalam hatiku ke umi..

"Iya sih mi, tapi jangan dibocorkan juga dong mi ke ricki nya langsung kan aku malu mi"aku masih memasang wajah cemberut ku biar umi lain kali tidak asal bicara lagi..

"Yaudah umi minta maaf lain kali umi ndak ngomong yang aneh aneh lagi ke ricki" umiku berbicara dengan sangat lembut yang membuat aku jadi tidak tega buat ngambek lagi.. Maafin ana mi:(
Akupun hanya membalas dengan senyuman dan umipun pergi kedalam rumah. ..
Aku terdiam sejenak dan kemudian aku menyusul umi kedalam..

##
Vote dan komen dong kalo ada kritik dan saran, aku masih baru jadi maaf kalo masih banyak yang salah:)

DIAMKU karna CINTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang