DKC-5

208 14 0
                                    

Author pov

Ana dan Gita sudah berhasil mencari personil untuk anggota grup hadroh mereka dan benar perempuan di desa sini memang lumayan banyak dan alhamdulillah mereka sangat antusias saat diajak untuk belajar bermain hadroh.
Sudah setengah jam dari sehabis sholat isya Ana dan Gita beserta rombongan menunggu sang pelatih untuk melatih mereka di teras masjid dan sampai sekarang belum satupun anggota dari grup al habsyi ini muncul.

"Na, git, ini mana pelatihnya kok ga dateng² si, sebenernya mereka jadi ngelatih kita apa engga? " tanya Sella kepada Ana dan Gita.

"Iya Sella jadi kok sabar ya bentar lagi pasti datang lagian kami sudah konfirmasi kok sebelumnya dengan mereka" jawab Ana kepada Sella untuk menyakinkan mereka agar tidak kecewa.

Pas sekali yang di tunggu2 akhirnya datang juga. Segerombolan pria sarungan datang memasuki gerbang masjid, ada yang berjalan kaki ada yang mengendarai sepeda dan juga motor . Bisa di bilang rombongan santri sarungan.
Para santriwati pun tak ada yang berkedip saat para kang santri mulai memasuki masjid, mereka terpana dengan sosok kang2 santri yang notabene nya tidak jauh dari pakaian yang terlihat sederhana namun membawa pesona seperti memakai peci sarung dan baju koko.

"Heiii ... Awas lo ga bisa kedip lagi baru tau rasa, silahkan dipilih mana yang disuka dari kang2 ini segera dipilih sebelum kehabisan haha" gita menggoda para santriwati ini karna ya sedari tadi mereka terus saja menatap satu persatu personil al habsyi ini tanpa berkedip. Wah zina mata ini namanya hihi. Merekapun hanya cengar cengir tidak jelas.

"Maaf ya ukhti2 karna sudah lama menunggu, kami tadi ada rapat sebentar mangkanya lama" Iqbal meminta maaf kepada para santriwati atas keterlambatan dia dan kawan2.

"Iya kak tidak apa-apa yang penting sekarang pelatih nya sudah datang kan jadi dong kita mulai latihanya hehe"jawab Ana.

Ricki melirik sekilas ke arah Ana saat Ana berbicara tadi.

"Iya ayo kita mulai saja kita bagi mana yang megang kunci marasok, beginjing, bas, tam, dan darbuka" kata Iqbal.

"Mba berdua yang pake jilbab merah belajar cara main bass dan tam ya, trus mba yg jilbab coklat sama hitam belajar cara main darbuka dan keprak, nanti yang akan melatih kalian saya serahkan kepada Ali dan Ahmad" Iqbal pun mulai membagi personilnya untuk melatih mba² santriwati ini.

"Dan yang lainya akan belajar alat terbangan"lanjut Iqbal.

"Hah? Kita belajar terbang sambil melayang layang gitu kak? "Tanya Ana polos kepada Iqbal.

"Ya bukan to maksudnya terbangan itu ya alat gendangan ini, kalo gatau bahasanya ya rebana ini lo," jawab Iqbal tersenyum sambil menunjukkan alat terbangan tersebut.

"Hoalah hehe, afwan ana dak tau"jawab ana sambil menunduk malu.

"Yasudah kita mulai saja ya, ini sisanya tinggal 8 orang berarti kita bagi empat saja jadi dua kelompok. Kelompok pertama kunci beginjing yang akan dilatih oleh Ricki dan Rahmat, dan kelompok kedua kunci marasok yang akan dilatih oleh saya dan Adi." jawab Iqbal.

"Kak aku dan Ana biar di beginjing saja ya, dengar2 lebih mudah kunci beginjing daripada marasok hehe" belum saja Iqbal sempat membagi si Gita sudah terlebih dahulu meminta agar dimasukkan ke kelompok beginjing ,padahal niatnya dia ingin Ana dan Gita masuk ke kelompoknya.

"Iya tidak apa-apa, yasudah kalian ikutin tu pelatihnya mau ngelatih dimana asal jangan deket marasok ntar takutnya kalian menjadi tidak fokus" jawab Iqbal, sebenarnya si iqbalah yang nantinya takut gagal fokus karna ada someone.

"Iya ayo git, ma, sel" ajak Ana kepada teman-teman nya mengikuti instruksi dari kak Rahmat pelatih mereka dan Ricki daritadi hanya bungkam tak mau buka suara. Wajahnya pun sangat datar sudah persis seperti tembok.

DIAMKU karna CINTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang