Ana
-
Jam menunjukkan pukul 13.00 tapi cuaca di desa ini sedang mendung yang biasanya jam segini matahari mulai sangat terik. Aku dan gita sedang berada di kamar, Gita yang tertidur sedangkan aku sibuk membaca novel kesukaanku. Liburan ku kali ini terkadang menyenangkan terkadang membosankan juga. Aku ingin liburan ku kali ini beda, tapi apalah daya kalau jadinya hanya gini2 saja hmm. Saat sedang fokusnya membaca tiba-tiba umiku memanggil namaku dan Gita,
"Gitaa Ana, keluar sebentar nak umi ingin minta tolong." ucap umiku.
"Iya umi.. "Sahutku.
Langsung saja kututup novelku dan berniat ingin membangunkan si Gita yang sedang tertidur pulas. Aku jadi tidak tega untuk membangunkan Gita, yasudahlah aku sendiri saja."Minta tolong apa mi?"tanyaku sembari mengambil air minum.
"Bisa tolong antarkan kue ini kerumah ibu pupah nak? Soalnya umi kemarin abis bertemu bu pupah dan katanya dia sangat ingin memakan kue buatan umi lagi karna sudah lama tidak bertemu dan kebetulan umi hari ini membuat kue yang cukup banyak jadi bisa ga na kamu antarkan ini kerumah bu pupah? La iya si Gita kemana tadi kan umi manggil dia juga" ujar umiku.
Aku yang sedang meminum air putih mendadak diam tak berkedip.. Bu pupah? Sepertinya nama itu tidak asing bagiku. Ah iya aku ingat sekarang ."Bu pupah mi? Ibunya riki?" sahutku dengan raut wajah tak percaya setelah agak lama mikir hieh.
"Iya to bu pupah yang mana lagi kalau bukan ibunya riki, bu pupah dan umi kan sudah sangat dekat sekali dia orang nya sangat baik, lembut dan ramah sekali bila bertemu dengan umi. Umi senang bisa berteman baik dengan ibunya riki, pantas saja riki kaya gitu ternyata sifatnya ga beda jauh sama ibunya, umi dukung kalau kamu besok bisa menikah sama riki" ah umi kenapa perkataan umi yang terakhir buat aku jadi salah tingkah sendiri si.
"Yah umi iya kalau ana berjodoh lah kalo engga gimana dong kan ga boleh ngarep ketingiian dulu mi" jawabku dengan nada lesu. Umiku ni memang ya suka buat anaknya down.
"Loh loh kok malah ngambek to kan umi hanya bilang *kalau* kalau kalau kan banyak maknanya, bisa aja kalau kamu berjodoh bisa juga kalau kamu ga berjodoh kan gaada yang tau skenario Allah.. " umiku berkata sambil tertawa. Ternyata aku ini terlalu bawa perasaan padahal umiku tadi hanya becanda. Duh tambah isinn.
"Yaudah gek ndang dianter kuenya keburu hujan nanti. "Umi berbicara sambil menyodorkan kantung plastik berisi kotak kue.
"Siapp bos"sahutku cepat.
Ku susuri jalanan di desa ini sambil menikmati silirnya udara siang hari ini yang sedang gelap menandakan bahwa hujan sebentar lagi akan turun. Aku yang baru ingat bahwa aku tidak membawa payung maka ku percepat langkahku agar bisa segera sampai mengantarkan amanat dari umiku dan bisa pulang sebelum hujan turun. Tinggal beberapa langkah lagi aku sampai dirumah bu pupah tiba tiba air mulai berjatuhan menandakan bahwa hujan sedang turun dengan sangat derasnya, langsung saja aku melompat masuk ke dalam teras rumah bu pupah dan tak lupa aku mengetuk pintu seraya mengucapkan salam.
Tok.. Tok.. Tok..
"Assalamualaikum " aku mengucap salam menunggu tuan rumah membukakan pintu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.."akhirnya tuan rumah pun membuka pintunya juga. Dan yang menjawab salamku tadi ternyata bu pupah sendiri, alhamdulillah untung bukan anaknya. Bu pupah nampak berfikir sejenak sambil memperhatikan ku dia seperti teringat sesuatu.
"Kok seperti pernah liat ya, tapi ibu lupa" duh rupanya bu pupah sedang mengingat2 diriku.
"Ee anu bu saya Ana anaknya umi Diah cucunya nenek rubiyah."aku menjawab dengan sedikit kikuk.
"Oalah.. Ana to yaAllah ndok pangling ibu ndok ternyata kamu sudah sebesar ini padahal belum terlalu lama ibu tak bertemu sama kamu. Makin Ayu kamu ndok sekarang"
"Iya bu karna lagi liburan mangkanya saya kesini bu liburan di rumah nenek bersama keluarga saya"jawabku dengan nada malu-malu.
"Yasudah ayo masuk dulu ndok hujannya masih sangat deras sambil nunggu reda kita ngobrol2 dlu didalem"ajak bu pupah mengajakku untuk masuk kedalam.
"Maaf bu ini ada ada titipan dari umi untuk ibu dan sebelumnya maaf juga bu saya ingin langsung pulang saja takut umi khawatir"ku berikan kantung plastik berisi kotak kue tersebut kepada beliau dan aku tidak bisa berlama-lama di rumah ini karna tak baik bagi kesehatan jantungku.
"Walah padahal ibu cuma becanda lo waktu ngobrol sama umimu eh malah dibuatin beneran. Makasih ya na, bilangin sama umimu suruh main kesini"ujar bu pupah sambil tersenyum manis, persis seperti anaknya.
"Iya bu akan saya sampaikan ke umi, alhamdulillah bu hujannya ternyata cuma sebentar walau masih mendung tapi ga deras lagi, kalau begitu saya pamit pulang dulu ya bu takutnya hujannya akan turun lagi.. Ass"belum sempat kuucapkan salam tiba-tiba ada yang mengucapkan salam dibelakang ku, saat kumenoleh ternyata dugaanku benar.
"Assalamualaikum bun" Ricki datang mengucapkan salam lalu mencium tangan bu pupah.
"Waalaikumsalam, baru pulang to le, wah kebetulan sekali kalo begitu, ki tolong antarkan nduk Ana ini pulang kerumahnya ya, soalnya bahaya kalo dia jalan sendirian lewat jalan disawah2an trus juga cuacanya lagi seperti ini. "Pinta bu pupah agar mau mengantarkan aku.
Kuliat raut wajahnya seperti ingin menolak tapi dia tak mampu mengatakannya. Hanya raut datar dan hanya dengan sebuah anggukan kepala yang menandakan bahwa dia setuju.
"Nah yasudah nduk kamu diantar sama riki ya nduk, ibu takut kamu kenapa napa kalau pulang sendirian"pinta bu pupah kepadaku dengan raut wajah yang sangat khawatir denganku. Ingin menolak lagi tapi takut akan melukai hati beliau. Jadi bingung.
"Tapi bu.. "
"Sudah ayo keburu hujannya deras. Tapi saya hanya bisa nganterin kamu dengan berjalan kaki, karna kebetulan sepedah saya sedang bocor."potong riki dengan cepat dan tanpa menoleh sedikitpun kepadaku. Allah.
Aku hanya menunduk. Tak berani menjawab perkataanya dan melihatnya. Sekilas aku melihat dia dari belakang, sepertinya dia abis pulang dari masjid dan sekarang dia harus pergi lagi untuk mengantarkan ku pulang. Jadi merasa tidak enak duh gimna ini.
"Yasudah kalian hati-hati ya.. "Ujar bu pupah kepada kami.
"Iya bu kalau begitu saya pamit pulang dulu assalamualaikum "jawabku tak lupa mencium tangan beliau dan disusul oleh riki.
"Waalaikumsalam.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMKU karna CINTAKU
Spiritualité"Tidak ada kata seindah Doa, yang pergi membawa harapan dan pulang membawa jawaban."--Anatasya khoiriyah "Kadang kau harus meneladani matahari. Ia Cinta pada bumi, tapi ia mengerti, mendekat pada sang kekasih justru membinasakan. " Muhammad Rick...