bagian 11

377 28 9
                                    

Sebelum dilakukan pendonoran, keadaan pasien haruslah stabil.

Hari ini Suri menjalankan cemoterapi ketiganya. Karena hari ini hari minggu, aku yang akan menemaninya cemo.

Aku, ayah, ibu, dan Namie bergantian menjaga Suri di rumah sakit. Tapi yang paling sering menginap adalah ibu. Ayah harus bekerja, sedangkan aku dan Namie harus sekolah. Oh ya, sudah sekitar dua minggu Namie tidak sekolah. Dan itu berarti sudah lebih dari seminggu yang lalu aku melakukan tes. Aku tidak tau apalagi yang ditunggu oleh dokter, tapi mereka bilang mereka harus memastikan kondisi Suri dalam keadaan normal atau mampu untuk menjalani operasi.

"Suri-ya." Seruku memasuki ruang rawat Suri. Ia sedang duduk di atas ranjangnya dengan setumpuk buku di atas nakas dan satu buku yang terkembang di pangkuannya. Suri menoleh kearahku dengan senyum mengembang. "Apa yang kau bawa??" Aku menunjukkan paperbag hitam yang sedari tadi aku tenteng. Aku menunjukkan senyum jahil kearahnya. "Apa itu??" Ucapnya penasaran. Aku mengeluarkan sebuah benda. Suri terkejut melihatnya. Sebuah album. Itu adalah album TVXQ. Mirotic.

Suri sangat menggemari boyband tersebut. Boyband beraliran hip hop.

"Bagaimana kau bisa mendapatkannya?? Namjoon-ah, kau tau kan kalau ini--" Suri sedikit ragu mengucapkannya. "---mahal."

"Ohoho.. kau lupa siapa aku?? Menurutmu apa yang selama ini aku kerjakan hemm??" Aku berbicara sambil menaik turunkan alisku. Seolah olah aku bisa saja membeli apapun yang aku mau.

"Huft. Aku terima ini. Tapi lain kali, sebaiknya uangnya di tabung saja." Aku tau Suri seperti apa. Berbagi hidup dengannya membuatku belajar bagaimana sifatnya luar dalam. Ia tidak bisa menerima sesuatu seperti ini. Maksudku, jika bukan dia sendiri yang memintanya jangan harap kejutanmu akan diterima begitu saja. Suri itu orang yang paling menjunjung tinggi rasa sungkan. Termasuk pada kelurganya sendiri.

"Aku belum bisa mendapatkan yang bertanda tangan. Nanti kapan kapan aku bawakan yang bertanda tangan. Ok.." aku mendudukkan diri di kursi sebelah ranjangnya. Ia masih melihat lihat album yang aku berikan padanya. Meneliti album tersebut, seolah olah ia sedang melakukan scanner pada albumnya.

"Tidak apa apa. Ini sudah cukup. Terima kasih banyak Namjoonie.." o-oh.. panggilan itu. Sudah berapa lama dia tidak bersikap manis kepadaku??

"Kenapa kau jadi bersikap manis seperti ini??" Tanyaku padanya. Ini sedikit aneh. Hehe.. karena kami kembar, kami jarang berinteraksi layaknya adik-kakak yang manis. Kami lebih terlihat seperti teman sebaya.

"Tidak ada. Reward untukmu yang sudah mau menemaniku dan juga untuk album ini." Suri mengangkat albumnya dan mengibas-ngibaskan nya sebentar. Dan setelahnya terdengar ketukan dari luar. Seorang dokter masuk keruangan ini. Ia adalah dokter yang merawat Suri. Namanya Ahn Hyun Sub. Hehe.. aku sudah berkenalan denga dokter Ahn. Ia bilang anaknya sepantaran dengan kami.

"Pagi semua.." sapa dokter Ahn ramah.

"Pago dokter.." kami menjawab serempak sehingga membuat dokter Ahn terkekeh.

"Kalian berdua sudah sarapan??" Aku dan Suri mengangguk menjawab pertanyaan dokter Ahn.

"Baiklah twins, sepertinya kalian sudah sangat siap ya.." dokter Ahn memberikan kedipan main main kepada kami. Suri sudah kembali berbaring di ranjangnya dengan nyaman. Dokter Ahn menyuntikkan cairan cemo pada tabung infus Suri. Aku hanya memerhatikan dokter Ahn dalam diam. Sesekali melirik kearah Suri yang hanya memasang wajah santai. Ini baru kali pertamanya aku menemani Suri camo. Biasanya ayah atau ibu yang akan menemaninya.

"Apa tidak sakit??" Aku tanpa sadar bertanya dengan suara sedikit nyaring, sehingga dokter Ahn dan juga Suri serentak menoleh kearahku. Setelah sadar, aku hanya memasang senyum canggung dan menggaruk kepala bagian belakangku. "Eehh.. aku hanya baru pertama kali melihat Suri di camo."

...........

"Suri-ya."
"Hemm."
"Berjanjilah untuk sembuh." Aku menggenggam erat tangan Suri yang mulai terasa dingin. Aku menggosok pelan telapak tangan kami bersamaan.

"Aku---- tidak bisa. Maksudku,, aku tidak tau bisa menepati janji dengan mu atau tidak." Suri berbicara santai, tapi kenapa aku yang merinding mendengarnya??

"Jangan mengada-ada.. kapan kamu pernah membatalkan janji denganku, hehh..??" Apa ini terdengar seperti cibiran?? Tapi Selama ini Suri selalu berusaha menepati janjinya. Walaupun ada beberapa yang sedikit 'terlambat'.

"Jangan berharap banyak Namjoon-ah. Realita tak seindah ekspektasi." Dan Suri berhasil lari dari realitanya sejenak. Meninggalkanku yang masih termenung dengan banyak pikiran.
.
.
.
.

Tbc
Helllowwwww epribadehh...😉😉
Gimana kabarnya?? Sehat??
Moga sehat selalu ya..

Untuk part selanjutnya, itu balik ke masa depannya Namjoon, ya.

P.s.aku mau tanya, yang baca cerita ini, ngerti kan gimana alurnya. Ini alurnya maju mundur. Ku harap nggak ada yang bingung. Hehe😅😅

Sampai ketemu di next part..

Next?? Vote!!

Love, JoJoon💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Changes > KNJ (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang