Aku benci pada hari sabtu
Hanya hari sabtu
Jumat atau minggu atau satu pekan selain sabtu
Mereka terdengar lebih nyaman untuk dibicarakan
Untuk bekerja atau bersekolah
Berdiam atau berulah
Tidak ada perbedaan dalam melewatinya
Namun sabtu.
Entahlah. Ia terlalu janggal untuk kuingat perangainyaAku benci pada hari sabtu
Selalu sarapanku akan melebihi pagi
Melulu pagiku terganggu pakaian kotor yang menumpuk
Kerah yang usang dan mesin yang bising menjadi parasit kenyamanan kantukku
Sedang di sebrang jendela
Masing masing pengendara penuh berbahaya
Terlalu tergesa untuk peduli dengan tabrakan karenanya
Tak ada waktu untuk memohon maaf
Mereka berpaling dan acuh pada penilaian anak anak
Sedang pejalan kaki
Bergerombol serta tak beraturan
Mereka berjalan berpoyah dengan muka yang sama. masam.
Kemalasan untuk melangkahAku benci pada hari sabtu
Bersama siapapun
Sewaktu kapanpun
Dan tanggal berapapun
Kalender atau apapun namanya
Sabtu ada diantara kesibukan dan liburan yang singkat
Orang orang begitu sukar menikmati sabtu
Bercengkrama sesama pun akan percuma
Pikiran mereka ramai merancang rencana senang di hari minggunya
Mereka akan berpura pura menjadi dirinya
Menyapa dengan pertanyaan yang serupa
Merespon apapun dengan anggukan yang samaAku benci pada hari sabtu
Hanya hari sabtu
Sabtu menjadi waktu untuk mengenang dan ruang untuk mengharapkan
Wajah adalah ungkapan paling jujur bagi setiap pembohong
Dan wajah mereka tidak mengatakan apapun
Matanya tajam namun begitu redup
Mulutnya tegas namun banyak memelas
Alisnya sejajar namun mengerutkan dahiDi hari sabtu
Mereka bukanlah mereka
Sabtu adalah mereka
Dan di hari lain barangkali
Mereka tetap menjadi sabtu
Dan tak ada lagi kebencian hanya di hari sabtu
KAMU SEDANG MEMBACA
Redalah Rindu Yang Ku Sekap Dalam Diam
PoesíaTulisan ini. Hakikatnya sebuah karya selalu lahir dari kejenuhan yang berlebihan. Semoga bisa dinikmati Semoga kau menemukan apa yang sedang kau cari dari apa yang telah dicuri. Jika rindu adalah sebotol racun yang mematikan, maka temu adalah candu...