Prolog

54 10 4
                                    

#pov author

Di sebuah ruangan kamar kecil yang sedikit gelap. Terlihat seorang perempuan menangis sesegukan. Garis-garis merah bekas sayatan silet tampak jelas di pergelangan tangannya.

Bruuk

Terdengar suara barang jatuh dari atas membuat perempuan itu berhenti dengan aksi siletnya.

"Ibu".

Perempuan itu bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Dibukanya perlahan pintu itu dan yang terlihat ternyata hanya seekor kucing hitam yang sedang menjilati badannya.

"Ibu, dia tidak datang lagi", isaknya dan terduduk karena dia mulai merasakan pusing dikarenakan darah di pergelangan tangannya mulai mengalir deras.

"Meooooong".

Kucing di depan pintu pun mendekat dan mengaruk pintu dengan keras.

KREEEEK

KREEEEK

KREEEEK

Perempuan itu membuka pintu perlahan agar kucing itu masuk.

"Apa kau ingin menemaniku sebelum malaikat maut menjemputku", kata perempuan itu dan mengelus kucing hitam yang ada di depannya.

"Meooooong".

Perempuan itu tersenyum, air matanya mengalir deras.

"Kucing, hanya kamu yang peduli. Ibuku, satu-satunya orang yang ku sayang meninggalkanku", isak tangis perempuan itu.

"Meooong".

Tak lama kemudian perempuan itu mati karena kehabisan darah. Dia tergeletak di lantai penuh darah. Kucing hitam yang dari tadi meyaksikan drama perempuan tadi berubah menjadi sesesosok perempuan dengan umur sekitar 20 tahun dengan rambut panjang dengan ikat rambut samping kiri bewarna merah dan memiliki mata berwarna merah.

Jelmaan kucing itu tersenyum dan mengusap perempuan yang sudah tak bernyawa itu.

"Aku akan membantumu sayang".

Seketika perempuan yang tak bernyawa itu terbangun. Matanya terbelalak seakan-akan bangun dari mimpi buruk. Di pandangnya tajam seorang perempuan yang mengusap kepalanya sedari tadi.

"Siapa?".

"Aku?".

"Ya".

"Panggil saja aku Deca".

Nama: Deca (Devil cat)Gambar: Kazunika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Deca (Devil cat)
Gambar: Kazunika

Perempuan itu mengangkat tangannya dan melihat darah yang mengalir dari luka sayatan itu.

"Bukankah aku sudah mati".

"Ya, tapi aku menghidupkanmu kembali".

Perempuan itu menangis, "kenapa harus kau hidupkan aku kembali, aku tidak ingin hidup, tidak ada yang peduli padaku, aku ingin mati".

Deca tersenyum dan memeluk perempuan yang sudah putus asa itu. Denga pelan Deca berkata, "apa kau tidak ingin membalas dendam kepada orang-orang yang tidak peduli padamu, kepada ibu yang telah meninggalkanmu?".

Aura hitam keluar dari tubuh Deca mengitari mereka berdua. Beberapa memori kelam perempuan itu bermunculan di pikiran perempuan itu membuat aura kebencian tumbuh besar.

"Apa kau telah melihat semuanya sayang?".

"Ya, aku ingin mereka merasakan seperti yang aku rasakan termasuk lelaki yang juga merebut ibu dariku".

"Hahhahhaaha, bagus sayang, aku akan membantumu".
Deca memeluk erat perempuan itu dan berbisik pelan, "kau harus memilih, mawar atau darah".

"Aku tak mengerti".

"Pilihlah, karena itu adalah pilihanmu untuk membalas dendam".

"Apa yang harus aku berikan padamu, jika kau membantuku membalas dendam".

"Rasa kebencianmu dan jiwa orang yang ingin kau sakiti sudah cukup".

"Jiwaku?".

"Kau sudah mati, jadi jiwamu sudah bukan manusia lagi melainkan jiwa iblis".

"Aku iblis?".

"Ya, kau sama sepertiku, hahhaha. "Tapi, sebelum itu siapa namamu perempuan malang?".

"Rose".

Nama: Rose MeriandaGambar: by Kazunika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Rose Merianda
Gambar: by Kazunika

"Nama yang bagus, apakah kau ingin memilih mawar seperti namamu yang berarti mawar.

"Itu......

"Ayolah, apakah kau ragu untuk membalas dendam?". Deca memasang tampang menyeramkan.

"Mawar, baiklah mawar seperti yang kau inginkan".

.
.
.
.

.
.

Story Of Rose (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang