7. Karma Kebalikan

19 6 0
                                    

#lanjutan
#harap membaca dengan bijak
#hehe

Tempat ini begitu sesak dan gelap. Tangan itu membekap mulutku. Tanganku diikat di kursi reyot itu. Aku tak bisa bicara, hanya air mataku yang berbicara.

"Hei Ekky, kita apakan cewek ini".

"Apa ya?" Ucap Ekky dan tersenyum.

Aku semakin ketakutan, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Ekky padaku. Aku meronta-meronta, tetapi tubuhku tak bisa melawan.

"Buka bajunya", perintah Ekky.

Aku semakin ketakutan, lelaki itu membuka bajuku dengan paksa. Aku semakin menangis, aku takut.

Mulutku sekarang terbuka, dan akhirnya aku marah," hei, kalian, lepaskan aku, salah apa aku pada kalian".

"Salahmu?, salahmu ya membuat Rose dan teman-temannya marah, sehingga aku ada di sini sekarang?".

"Lepaskan aku, kalau tidak aku akan teriak".

"Teriak aja, tidak ada yang bakal mendengarmu".

"Lepaskan", Rontaku.

"Sssst, aku tidak akan melakukan yang lebih brutal kok, tenang aja".

Aku semakin takut, mata Ekky melihat tubuhku yang berbalut baju setengah terbuka.

"Lumayan seksi, tapi sayangnya aku tidak terlalu tertarik", ucap Ekky dan tersenyum.

"Hah", aku heran tidak bisa menebak jalan pikir Ekky.

"Andra, Andri, kalian mundur", kata Ekky dan langsung mengambil kamera dari tas yang dibawanya dari tadi.

"Apa yang ingin kalian lakukan?", ucapku.

"Mengabadikan moment indah bersamamu, hahahhaha", kata Ekky dan tertawa keras.

"Lepas", teriakku dan meronta-ronta dan air mataku tak berhenti keluar.

"Cerewet", teriak Ekky dan mendekatiku.

PLAAAAAK

Sebuah tamparan keras tepat di pipi kiriku, membuatku pusing dan berkunang-kunang.

PLAAAAK

satu tamparan keras lagi mendarat di pipi kananku. Pandanganku mendadak kabur dan setelah itu aku tahu lagi apa yang terjadi.

--------

Aku melangkah dengan cepat, banyak yang memandangku jijik, dan banyak yang mencaci makiku dengan kata perempuan tidak benar. Inikah yang dirasakan Rose dulu, sangat sakit dan rasanya aku ingin mati sekarang.

Di depan Mading, mereka berkerumun seperti semut yang melihat gula. Lalu, beberapa orang menoleh ke arahku.

"Hei lihat, itu dia perempuan di foto ini".

"Oh, iya, dia kelas 2 A kan?".

"Wah, aku tidak mengira ada perempuan seperti itu di sekolah kita".

Aku marah, aku kesal mendengar itu. Aku berjalan cepat dan menerobos pertahanan itu. Mataku terbelalak melihat foto setengah bugilku itu. Aku geram dan ku ambil semua foto itu dan aku koyak hingga menjadi debu.

"Kalian salah, aku bukan perempuan seperti itu", teriakku.

"Buktinya sudah di depan mata, berdasarkan humor kau anak pembawa sial dan ternyata perempuan begitu juga", kata seorang lelaki yang tidak lain adalah Ekky.

Story Of Rose (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang