ALKAIRA-4

45 16 0
                                    

" Berhenti di sini.. Itu rumah saya." tunjuk Alka. Ia membuka seatbelt nya. " Terima kasih sudah mau mengantar saya." Tidak ada balasan dari Bara, ketika Alka menengok ke belakang, Zia sudah tertidur lelap. Situasi ini benar-benar tidak nyaman, sebaiknya aku segera keluar dari mobil ini. " Zia sudah tidur. Kalau begitu sampaikan rasa terima kasih ku ke Zia. " Bara benar-benar membuat malam yang hening ini semakin menakutkan. Dia hanya diam memandang rumah ku, menghiraukan segala ucapanku.
" Mulai hari ini. lo, harus terbiasa dengan kehadiran gue di sekitar lo." Alka mengurungkan niat nya untuk membuka knop nya.
" Maaf, " Alka memutarkan kepalanya menghadap Bara. Maksud lelaki itu apa.
" Terbiasa dengan kehadiran kakak?" tanya Alka. Lelaki itu malah memalingkan kepalanya menghadap ke depan.
" Lo gak jadi keluar?" bukannya menjawab malah nyuruh keluar.
" Hah. eh..iya" Biarlah, aku tidak perduli yang terpenting. Aku tidak ingin berurusan lagi dengan Lelaki ini.
---
Ya Tuhan, lelaki ini.. Alka tertegun, mengucek - ngucek matanya. Apa ini mimpi? Tidak mungkin. Alka menampar wajahnya cukup keras dan meringis kesakitan. Alka berjalan lebih cepat, berhenti tepat di depan lelaki itu. Jangan ke pedean dulu, mungkin dia mencari seseorang di daerah sini.
" Sedang apa kakak di sini? "
" Menjemput seseorang."  Alka menghembuskan napas nya lega,
" Kalau begitu saya duluan ya kak." Alka mengernyit, merasa tangan kirinya ada yang menahan. Ia berbalik, dengan santai Bara melepaskan cekalannya di tangan Alka.

 Ia berbalik, dengan santai Bara melepaskan cekalannya di tangan Alka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Naik." Alka mengerjap-ngerjapkan mata nya, seperti orang bodoh. Apa-apa an lelaki ini.
" Saya? " tanya ku bingung. Tanpa minta persetujuan ku mau atau tidak, dia langsung memasangkan helm berwarna biru bermotifkan doraemon ke kepalaku, dengan sedikit kasar. Ini tidak bisa di biarkan. Enak saja dia semenah-menah dengan ku.  Aku tidak semudah itu, bung.
Bara sudah menaiki motor gede nya, sedangkan Alka diam menatap tajam Bara, berdiri tak beranjak dari tempat nya. Itu suatu bentuk protes seorang Alka.
" Apa seperti ini cara kakak mendekati wanita." Alka menyilangkan tangannya.
" Anggap saja seperti itu." jawab Bara cuek. Alka memegang dahinya, frustrasi dengan sikap dingin lelaki satu ini.
" Ini ya kak, saya kasih tahu. Kalau cara kakak seperti itu. Tidak akan ada wanita yang mau dekat dengan kakak, saya pun salah satunya." Ucap Alka menasehati.
" Lebih baik sekarang lo naik. Sebelum gue berubah pikiran. Waktu terus berjalan. Kalau lo tidak mau. Ya sudah." Gila ya nih orang. Di kasih tahu, tingkat menyebalkannya malah meningkat. Bukan nya beramah tamah.
" Kalau begitu. Nih, helm nya! saya bisa berangkat sendiri." Alka berjalan melewati Bara. Perlahan langkah kaki Alka melambat, mengingat pagi ini bagian kelompok nya presentasi. Melihat jam sudah menunjukkan pukul. 7 lewat 15 menit. Dia akan terlambat kalau jika naik damri. Alka hanya punya waktu 15 menit untuk segera sampai di kampus. Ia menepuk jidat nya. Semua ini salah lelaki itu, dia harus bertanggung jawab, iya, benar. Lelaki itu harus bertanggung jawab.
Bara mengangkat sebelah alis nya, melihat gadis itu berjalan mundur. Konyol sekali.
" Tidak jadi pergi." ucapnya dengan nada mengejek.
" kau harus bertanggung jawab. Antar saya ke kampus. Tak usah mengajak berdebat. Tidak ada waktu lagi." Alka langsung menyambar Helm doraemon tersebut dari tangan Bara.
Ini motor tinggi banget sih, jadi susahkan naik nya.
" Ini gimana naik nya?!" ketus Alka. Bara hanya bisa tersenyum kecil melihat sikap Alka yang kekanak-kanakan.
" lo injak footstep, yang disana." tunjuknya. " Pegang tangan gue, buat mudahin lo naik. Hentikan senyum sinis lo. Ini bukan adegan romantis seperti di pikiran lo."
" Romatis apaan. Modus. Bilang aja pengen pegang tangan saya."
" Sebahagia lo aja, deh." Alka mendengus tidak suka. Bara mengulurkan tangannya, Alka pun menerima uluran tangan lelaki itu dengan ogah-ogahan padahal hati nya sedang gugup setengah mati.
[
[
Minggu, 4 November 2018

Permisi lelaki menyebalkan lagi ngomong..

Permisi lelaki menyebalkan lagi ngomong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang