Alka masuk ke dalam kelas yang terlihat ramai. Ia langsung menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya, lalu mereka beramai-ramai mengerumuni Alka. Apa yang terjadi? Apa aku terlambat..
" Alka!! "
Mereka menjeritkan nama nya begitu keras disertai guncangan-guncangan pada bahu mungilnya. Alka heran dengan ekspresi aneh teman nya apalagi Livi sahabatnya yang langsung memeriksa seluruh tubuh nya dengan heboh.
" Al! Kamu enggak apa-apa, kan?" tanya Livi dengan wajah khawatir. Alka tambah bingung dan gugup ketika semua orang menantikan jawabannya. Sebelumnya ia tidak pernah menjadi pusat perhatian seperti ini.
" A..da apa? Aku enggak apa-apa? " Alka begitu tidak nyaman dengan perhatian mereka.
"NGGAK MUNGKIN! GUE LIHAT, KALO LO BONCENGAN SAMA KAK BARA." teriak salah satu cewek di samping Livi.
" Kenapa lo bisa boncengan sama dia?"
" Wah.. Wah bahaya nih. Bisa habis dia sama dua penyihir itu. "
" Gimana rasanya di bonceng sama Ice Boy Bara ?"
" Parah, Alka. "
" Gue hanya bisa mendo'akan lo yang terbaik. "
" Gue gak nyangka dia jadi cewek pertama yang dibonceng sama Batu Es itu. "
"STOP! Kalau ngomong itu satu-satu! "
teriak Livi. Alka bingung bukan kepalang. Hanya karena lelaki itu, pagi yang harusnya cerah ini menjadi mendung seketika.
" Eh, kalian malah ngumpul di depan pintu. Duduk. Sudah siap untuk presentasi hari ini?!" Akhirnya Alka bisa bernapas lega, ketika Pak Tino datang membubarkan acara introgasi teman sekelasnya.
----
" Sekarang cerita sama aku. Kenapa bisa berangkat bareng Kak Bara? " Alka menghela napas mendengar pertanyaan Livi yang tak penting itu.
" Iya, aku ceritain. Dari pada anak orang nanti mati penasaran." gurau Alka.
" Ih! Nyebelin."
Alka menceritakan bagaimana dia bisa pergi dengan Kak Bara. Yang di akhiri dengan suara tawa Livi yang terdengar mengejeknya,
" Sok jual mahal.. Padahal mau. " cengir Livi.
" Sudah, ah. Jangan bahas dia lagi. Liv aku mau ke perpus mau ikut, gak? " Ajak nya.
" Maaf aku absen dulu hari ini. Mau mencari pangeran lollipop ku. Sudah lama aku tidak menemuinya karena sibuk mengerjakan presentasi Pak Tino. Aku tidak ingin membuatnya merindukan ku lebih lama dari pada ini. " Alka bergidik jijik.
" Hentikan, Liv! Ucapan mu membuatku merinding." Livi hanya tertawa menanggapi reaksi Alka." Alka, aku pergi duluan ya..bye..bye." mengecup pipi Alka dan pergi.
" LIVII!! " teriak nya sambil mengusap kesal pipinya yang di cium. Alka paling tidak suka kontak fisik seperti itu, membuatnya geli sendiri dan tidak nyaman.
-----
Alka berjalan menelusuri lorong menuju perpustakaan. Ia tak pernah absen ke perpustakaan saat jam istirahatnya. Jam yang biasanya para muda mudi menghabiskan waktu nya dengan pergi berkumpul untuk makan atau jalan-jalan. Tidak bagi Alka. Ia lebih suka membuang waktu nya di sini. Tempat dengan penuh ketenangan . Memang sangat cocok untuk beristirahat. Lokasi Perpustakaan nya benar-benar jauh dari keramaian yang terletak di pojok kiri gedung kampus dekat taman. Tempat duduk favorit Alka di dekat jendela yang memperlihatkan pohon rindang yang menyejukkan matanya. Sudah 25 menit ia habiskan untuk membaca, membuat Alka sedikit mengantuk dan merebahkan kepalanya di atas meja. Baru beberapa menit ia terpejam, suara benda jatuh mengagetkannya.Deg!
Rasanya jantung Alka berhenti seketika.
Alka yang baru bangun dari tidur ayam nya dikejutkan dengan sosok lelaki di sampingnya, berjongkok mengambil buku nya yang terjatuh, ia semakin kelabakan ketika lelaki itu menengadahkan kepalanya.
" Kak Bara. "Jantung Alka bagaikan orang habis lari maraton, berdetak cepat saat Bara berdiri dan menatapnya datar. Hanya datar tapi entah kenapa berhasil membuat detakkan jantung nya menggila.
Alka berusaha tenang, dengan ikut berdiri dan balik menatap Bara. Gerakan saling tak acuh tersebut masih berjalan dan di akhiri dengan Bara mengambil pulpen nya yang di atas meja,
" Kak, mau ngapain?! " Alka tercekat ketika Bara meraih lengannya dengan cukup kuat dan menuliskan sesuatu di telapak tangannya. Dia segera berlari ke belakang rak buku yang cukup menutupi seluruh badannya.
" Aku sungguh tak suka caranya mendekati ku. " dengus nya kesal. Paling dia kasih nomer ponsel nya.'Santai, jangan tegang.' tulis Bara.
Alka mengerutkan dahi nya. Tak mengerti pesan apa yang lelaki itu ingin sampaikan.
Satu detik, dua detik... Pintu perpustakaan terbuka,.. Lelaki itu sukses membuat hari ku buruk, seburuk buruk nya..
Alka mencoba menarik dan membuang napas perlahan mempersiapkan diri menghadapi para penyihir itu.
🌀
🌀
🌀Jum'at, 23 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAIRA
Teen Fiction" Panggil gue Bara. Gak usah pakai embel-embel kakak, karena gue bukan kakak lo." satu kata yang cocok buat lelaki itu ' angkuh, menyebalkan, sombong, sok ganteng, mulut cabe... ' Alka terus menghujat lelaki itu di dalam hati nya sambil memoloti Bar...