04 - Hampir Bersua

27 12 3
                                    

"Dimana?"
"Bos saya yang mengenakan gelang yang sama seperti mu. Dengan ukiran yang sama pula, Blue Ocean."

Pelangi diam, dan bertanya "Siapa nama bos mu?"

"Alxabiru Dinata"
"Jadi? Ini kafe miliknya?"
"Iya dia pemilik kafe kecil ini."

Pelangi hening sejenak, keringat nya mulai menetes. Mata nya lemah, seakan sudah tak bisa dipercaya lagi. Dunia memang sempit.

"Ya sudah kalau gitu, saya layani pelanggan yang lain dulu ya."

• • •

Surat pertama, untuk Pelangi.

-
Pelangi, masih ingat cerita lama kita di kota lama? Mungkin kau sudah lupa, cerita dimana kita awal kenal.
Tapi saya, Biru.. masih mengingat bagaimana ke angkuh an mu ketika pertama saya kenal. Mungkin di awal kau terlihat sangat angkuh, tapi ternyata kau sangat menarik. Sama menariknya seperti nama mu, Pelangi.
-

Pelangi membaca surat dari Biru 2tahun lalu. Ia masih menyimpan nya, dan masih belum membalas nya. Meski Biru sudah bertanya mengapa ia tak pernah membalas surat nya, tapi Pelangi tetap tak mau membalas satu pun surat yang dikirimkan Biru.

Memang tak bisa dipungkiri, bahwa ketika sebuah rasa tumbuh, maka akan tetap bertumbuh hingga ia menemukan titik akhir dimana ia harus berakhir.

Seperti hal-nya rasa indah Pelangi pada Biru, memang dulu pernah ada. Sekedar pernah saja. Dan memang sudah berakhir.

•••

"Jadi? Benar ia Pelangi teman lama saya?"
"Benar, kenapa?"

Kini Biru telah menemukan Pelangi nya kembali. Meski ia takut untuk menemui nya secara langsung. Kesalahan nya yang fatal benar-benar membuat Pelangi kian melupakan nya.

"Al? Kenapa? Punya kisah masa lalu ya dengan nya?"

Tanya Alan ketika berbincang dengan Biru di depan kafe.

"Kamu mau bantu saya?" Tanya Biru
"Saya sahabat mu, pasti akan saya bantu."
"Pelangi biasa datang ke kafe jam berapa?"
"Hmm, sekitar jam makan siang, sampai menjelang malam."

Biru terdiam, menatap koosong, dan berucap dalam hati.

'ternyata, dia masih sama. Pelangi ku yang selalu menghilangkan sebuah penat dengan kopi. Apapun itu, asal berbau kopi pasti akan ia minum. Masih Pelangi saya yang hanya berteman dengan sepi. Pelangi, saya rindu, saya ingin menjadi sosok terdekat dengan jantungmu seperti dulu. Andai kamu dapat menerima saya kembali.'

Alan hanya diam melihat sikap aneh Biru. Ia hanya melihat Biru yang terdiam sedu.

🌵

Terima Kasih untuk telah membaca, maaf jika masih amatir-an ya🌻

© 1 6 . N O V . 2 0 1 8

Coffeelatte☕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang