“Hallo, kok diam?”
Gadis ini diam, hati nya tetap berusaha tegar agar tidak menurunkan air mata.
“Hai, ada apa?”
“Loh, kok ada apa?”
“Kamu menelpon tanpa saya minta.”
“Maaf kan saya ya?”
“Untuk apa?”
“Untuk kejadian yang-”Belum sempat selesau berbicara, Pelangi sudah memotong pembicaraan.
“Sudah berlalu, tak perlu diingat lagi.”
Seperti nama nya, gadis ini selalu mencoba untuk menjadi sosok yang berwarna di kehidupan orang-orang di sekitar nya. Meski sedang bersedih, ia tetap tersenyum.
Seperti hal nya sekarang, mencoba mengubur dalam-dalam kisah lama nya bersama Biru yang sudah berubah drastis. Suasana yang dulu menyenangkan sekarang berubah menjadi menyedihkan.
“Ohya, saya sedang sibuk, saya matikan dulu telfon nya. Maaf”
Ucap Pelangi sembari menatap kosong ke arah jendela.
“Bohong, kamu sedang menghindariku, benar,kan?”
“Untuk apa? Saya bukan wanita lemah yang takut memandang masa lalu.”
“Masa lalu kau bilang? Jadi aku sudah menjadi kenangan untuk mu?”
“Dulu dan sekarang sudah berbeda, Biru. Percayalah, yang pergi mungkin kembali, tapi tak akan kembali untuk menjadi hal yang sama.”Suasana hening sejenak. Pelangi masih tak percaya, Biru yang dulu menjadi salah satu orang yang paling ia percaya sekarang sudah menjadi sebuah kisah lama untuknya. Memang semua sudah berubah. Tak sama seperti dulu.
“Maaf”
Hanya itu yang terlontar dari bibir Biru. Pelangi memang sudah memaafkan, tapi tetap saja. Perasaan nya untuk Biru sekarang sudah tak sama lagi.
• • •
Kini Pelangi sudah meninggalkan perpustakaan tersebut. Dan berjalan dibawah rintik hujan tanpa payung. Mendung nya awan dapat dipandang jelas oleh semua orang. Seperti sedih nya Pelangi yang dapat dirasa dengan jelas di dalam hati nya.
“Apa saya perlu asupan coffeelatte lagi ya, hujan nya bisa-bisa membuat saya basah kuyup.”
Pelangi pun kembali ke kafe yang kemarin ia kunjungi. Sesampai nya disana, seperti biasa. Secangkir coffeelatte dengan es batu di dalamnya.
“Hai, kamu kembali lagi..”
Iya, dia. Barista menyebalkan yang mengajak bicara Pelangi waktu lalu.
“Ini tempat umum. Siapa saja boleh kesini, bukan?”
“Iya, justru saya senang kamu kemari. Saya senang dengan-”Ucapan Alan terputus, tiba-tiba ia membeku. Entah kenapa, mungkin karena udara diluar dingin?
“Apa?” tanya Pelangi
“Dengan secangkir coffeelatte mu itu.”
“Ooo, kenapa?”
“Menarik aja. Biasanya orang minum coffeelatte hangat. Tapi kamu malah menggunakan es batu.”
“Yaa, karena saya menang berbeda dari yang lainnya.”Alan hanya duduk diam di samping Pelangi. Dengan tak sengaja ia melihat gelang yang ada di tangan Pelangi.
A blue ocean
Begitu tulisan yang terukir di gelang kecil berwarna silver yang dipakai oleh Pelangi.
“Saya pernah melihat gelang dengan ukiran yang sama. ”
“Apa?”
“Gelang yang kamu pakai.”
“Dimana?” Tanya Pelangi heran.🌵
Haiii, thanks ya buat yang uda mau baca cerita aku.. Maaf baru up lagi setelah sekian lama ngga up.🌺
© 0 3 . N O V . 2 0 1 8
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffeelatte☕
Fiksi RemajaDisini. Semua berawal dan berakhir dengan kisah yang berbeda. Ketika seorang sahabat memutuskan memilih orang lain dibanding sahabat nya sendiri, semua begitu sulit dipercaya. Semua tak pernah sama lagi, tentunya sudah pasti semua berubah. -ranntiy...