5

360 22 0
                                    


Di pagi yang cerah dan sejuk ini, Sheika memutuskan untuk pergi sekolah bersama dengan Ferdi sang kakak menaiki motornya. Awalnya Sheika menolak untuk pergi dengan Ferdi karena ia juga ingin menaiki motor miliknya yang sudah lama tak ia gunakan, tapi karena perintah dari ayahnya yang takut jika Sheika akan jatuh di jalan sebab sudah lama tak mengendarai kendaraan akhirnya dengan terpaksa Sheika menuruti perintah Retno.

Dan sekarang disinilah Sheika, ia duduk di jok belakang motor ninja Ferdi dengan menekuk wajahnya kesal.

Ferdi yang menyadari kekesalan adiknya pun lantas membuka kaca helm full face nya. "Senyum dikit napa? Ditekuk mulu tuh muka!" Teriak Ferdi di tengah-tengah bisingnya suara kendaraan.

Sedangkan Sheika yang mendengarnya hanya memutar kedua bola matanya malas dan mengedarkan pandangannya menatap suasana jalan kota yang sudah terlihat padat dengab berbagai aktivitas seperti orang-orang yang sudah berlalu lalang memenuhi trotoar dan beberapa kendaraan umum yang sudah hilir mudik di jalanan kota.

Tak berhenti disitu, beberapa supir angkot pun berteriak-teriak mengalahkan suara bising kendaraan untuk mencari penumpang dab tentu saja ada beberapa pedagang yang baru membuka tokonya.

Dan yang paling menarik menurut Sheika adalah segerombolan anak kecil dengan seragam merah putih yang tengah tertawa bersenda gurau di pinggir trotoar.

"Jadi ingat masa-masa Sekolah Dasar dulu," kata Sheika dan tanpa sadar tersenyum sembari memandangi anak SD itu.

Ferdi yang melihat senyum manis tercetak di wajah adiknya melalui kaca spion lantas mengerutkan keningnya, bukannya dari tadi sheika hanya cemberut.

"Kenapa Shei? " tanya Ferdi sedikit berteriak karna mereka tengah berada di atas motor.

Sheika menoleh mengalihkan pandangannya ke arah Ferdi lalu mendekatkan tubuhnya.

Jari telunjuk Sheika terangkat dan menunjuk ke arah segerombolan murid SD di trotoar. "Ka Ferdi, liat deh."

Ferdi yang memang tak mengerti akhirnya mengikuti arah yang Sheika tunjuk dan tanpa sadar tersenyum kembali mengingatkan masa lalunya.

"Sheika jadi kangen masa-masa waktu kita masih sekolah dasar dulu," kata Sheika dengan lirih, walaupun bibirnya tersenyum namun dapat Ferdi simpulkan tidak dengan hatinya.

"Ka Ferdi, Sheika kangen sama dia," sambung Sheika kemudian memeluk kakaknya erat dan menyandarkan kepalanya di punggung Ferdi.

Kenangan bersama teman kecilnya teringat kembali, mengingat itu membuat hatinya sangat sakit. "Sebenernya kamu ada dimana Aksa," batinnya berbicara.

Tak terasa setetes air mata Sheika jatuh membasahi pipi mulusnya yang putih. Sheika benar-benar rindu dengannya, apakah ia akan bertemu kembali dengan Aksa? Entahlah, Sheika tak tahu, meskipun nanti jika nanti ia bertemu dengan Aksa, apakah Aksa masih mau menjadi temannya? Atau Aksa akan menolaknya dan yang lebih parahnya lagi Aksa akan benci padanya.

Tapi Sheika berpikir positif, Aksa bukan tipe orang seperti itu, menurutnya Aksa adalah anak yang paling baik bahkan diantara kedua saudara kandungnya.

Melupakan sejenak tentang Aksa, akhirnya Sheika dan Ferdi telah sampai di area sekolah dan sekretaris Ferdi melajukkan motornya ke tempat parkiran khusus kendaraan roda dua.

Tak menunggu lama, Sheika turun dari atas motor Ferdi. "Ka Ferdi, Sheika duluan, ya." Pamitnya lalu berjalan menjauh dari Ferdi

"Sheii!" Panggil Ferdi dengan suara yang cukup keras karena jaraknya dan Sheika lumayan jauh.

Mendengar namanya, dengan cepat Sheika membalikan tubuhnya menghadap Ferdi bingung. "Kenapa?"

Terdengar kekehan dari mulut Ferdi, apakah Sheika tak merasa ada yang berat di kepalanya?mungkin iya, karena helm yang masih menempel dikepalanya sendiri sama sekali tak ia sadari.

He's My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang