17

222 12 0
                                    

Arsya POV

Setelah kepergian Sheika dan Tito, aku memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur, memejamkan mata berniat untuk tidur, namun bukannya tidur mataku malah terjaga dan tak kunjung terpejam juga.

Penampilan Sheika tadi membuat pikiranku melayang kemana-mana, dengan pakaian santai yang dipakai Sheika terlihat begitu mirip dengan seseorang 2 tahun yang lalu.

Aku membuang nafasnya kasar dan beranjak kemudian duduk di atas kasur, "Bisa gila gue kalo gini terus." Gumamku

Aku menghela nafas lelah, "Apa ini saatnya gue lupain dia? Tapi, gue pernah coba dan hasilnya tetep kagak bis--Argghh!!!" Teriakku frustrasi, aku mengacak-acak rambutku kesal ketika bayangan bersamanya kembali datang.

Aku bangkit dari dudukku dan memutuskan untuk bermain gitar di balkon kamar seraya menghirup udara sore yang sebentar lagi berganti malam.

Aku duduk di kursi yang ada di balkon, mataku menerawang menatap langit berwarna jingga.

Aku mulai memetik senar gitar, memejamkan mata menikmati setiap nada yang keluar dari gitar kesayangannya mencari ketenangan.

Aku membuang nafas lelah, menatap sekitaran rumah yang luasnya tak terhingga ini dengan tatapan nanar.

Ehh!!

Aku berhenti memetik senar gitar dan mengalihkan pandanganku menatap Sheika yang masih berdiri di pinggir jalan sambil menengok ke kanan-kiri.

"Dia belum balik?" Gumamku menaikkan sebelah alis.

"Hmm, bukan urusan gue juga," Akubmengedikkan bahu acuh tak acuh kemudian melanjutkan memainkan gitar.

Beberapa menit berlalu, langit jingga pun kini berganti merah kehitaman menandakkan malam akan segera datang, Aku menghentikan kegiatanku dan beranjak dari dudukku untuk kembali kedalam kamar.

Sebelum pergi ke kamar, Aku sempat melirik menatap Sheika yang masih setia berdiri ditempatnya, namun dengan cepat aku mengedikkan bahu dan masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar, Aku mondar-mandir tak jelas, bingun dengan apa yang aku rasakan menjadi tak karuan. Disatu sisi Aku khawatir dan di satu sisi lain Aku pun tak perduli dengan gadis yang masih berada di pinggir jalan itu.

Aku berjalan ke arah jendela dan memandang Sheika dari kejauhan, kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Arghh sial!!" Pekikku marah, tanpa pikir panjang Aku mengambil kunci motor dan keluar dari kamarku.

Aku berjalan menuruni anak tangga dan berjalan melewati Bi Ina yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Mau pergi kemana, den?" Tanya Bi Ina saat Aku berjalan melewati dengan terburu-buru.

"Mau nganterin temen pulang," jawabki tanpa menoleh dan menghentikan langkahnya.

Aku berjalan keluar dari pekarangan rumah, beberapa kali aku membuang nafas kasar dan mengumpat dalam hati karna saat ini sedang di landa kegundahan akibat pertengkaran antara ego dan hati nuraninya.

"Arghh!! Masa bodoh sama ego!!" Aku berseru kesal kemudian menghentikan langkahnya tepat dibelakang Sheika.

"Lo belum pulang?..." aku bertanya seraya menggantungkan ucapanku.

"Sial! Ngomong anter pulang aja susah!!" Umpatku dalam hati.

"Mau gue anter?" Sambungku.

Author POV

"Lo belum pulang?... mau gue anter?" Ucap seseorang dari arah belakang Sheika.

He's My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang