6

316 17 0
                                    

Bel masuk berbunyi, tanda kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan. Arsya, Reval dan Zaqy berjalan berdampingan di lorong sekolah yang sudah sepi itu.

"Hai ka Arsya," sapa seorang wanita dengan rambut sebahu saat berpapasan dengan ketiga cowok itu.

Arsya menengadah menatap wanita itu sesaat lalu setelahnya hanya berjalan melewati wanita itu tanpa sepatah katapun membuat gadis itu hanya dapat mengulum senyum getir.

Reval dan Zaqy yang menyaksikan itu hanya menggelengkan kepalanya, mereka bagaimana sikap Arsya, sejak masih SMP hingga saat ini pun temannya masih sama, masih Arsya yang cuek, dingin dan tentunya sangat keras kepala.
.
.

Di kelas yang hening tak terdengar suara apapun selain suara helaan nafas seorang pria bertubuh besar yang kini tengah berdiri di depan semua muridnya.

"Selamat siang, siapa yang tak hadir hari ini?" Kata pria bertubuh besar yang tak lain adalah Pak Bobby.

"Semua hadir, Pak," jawab salah satu murid bernama Tito sang ketua kelas 2-A.

"Eh, tunggu, Pak!! Sheika si anak baru itu gak ada, kayaknya dia bolos, deh," kata Kelly si gadis terjulid di kelas seraya menunjuk ke arah meja yang ditempati oleh Arsya dan Sheika.

Semua murid menoleh ke arah yang ditunjukkan Kelly begitu juga dengan Pak Boby.

"Arsya, dimana teman sebangkumu?" Tanya Pak Bobby yang langsung di balas oleh Arsya dengan mengedikkan sebelah bahunya tanda tak tahu.

Kedua pasang netra Pak Bobby menatap muridnya satu persatu. "Ada yang tau Sheika ke ma-"

Toktok!!!

Perkataan Pak Boby terpotong kala suara ketukan pintu terdengar hingga membuat semua murid mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sudah terdapat seorang gadis dengan hidung merah dan mata yang sedikit bengkak berdiri di sana.

"Maaf, Pak, saya terlambat," ucap gadis itu parau seraya menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Pak Bobby dan juga semua temannya yang kini tengah menatapnya penasaran.

Terdenger helaan nafas Pak Bobby, ia tak bisa menghukum gadis ini sekarang melihat penampilannya saja ia tak tega.
"Kamu boleh duduk, Sheika," kata Pak Bobby pasrah.

"Terima kasih, Pak," ucap Sheika sopan lalu berjalan menuju kursinya.

Kedua mata Sheika melirik sekilas ke arah Arsya yang sama sekali tak peduli, dan itu sangat membuatnya kesal, melihat wajah yang sama sekali tak merasa bersalah pria itu sungguh membuat Sheika ingin sekali menggorok lehernya sekarang juga.

Setelah duduk di kursinya, Sheika dengan cepat membuka buku tulisnya dan memperhatikan Pak Bobby yang tengah menjelaskan materi melupakan sejenak masalah tadi di kantin.

Dan tanpa disadari oleh Sheika, Arsya sudah memperhatikannya saat pertama ia masuk kelas sampai sekarang ia duduk di sampingnya.

.
.

Suara bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu dan kini Sheika berserta kedua temannya masih berada di dalam kelas yang sudah sepi.

"Shei, waktu istirahat lo kemana, si, hah? Gue udah nyariin lo ke seluruh sudut penjuru sekokah tapi gak ketemu juga, lo abis dari mana, si?" Tanya Ressa hiperbola hingga membuat Sheika dan Rossy memutar kedua bola matanya malas.

"Gue ada di taman belakang, Sa," jawab Sheika.

"Hah, masa?! Perasaan pas gue cari lo di taman belakang gye kagak liat lo, deh?! Lagian, lo abis ngapain di sana, hah?" Tanya Ressa heran.

He's My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang