12

323 14 0
                                    

Dengan langkah gontai Sheika pergi ke toilet, ternyata nasibnya berujung di toilet.

Walaupun dengan terpaksa, Sheika tetap harus melaksanakan hukumannya dengan baik.

Setibanya di toilet, Sheika segera mengepel lantai toilet yang berlumut dan licin membuat dirinya beberapa kali hampir jatuh.

Menghela nafas berat, Sheika sempat berhenti sejenak saat dirinya sudah merasa kelelahan.

Bersandar pada dinding toilet, memejamkan matanya kala lututnya yang terluka tiba-tiba berdenyut nyeuri membuat Sheika meringis sesaat sebelum matanya menoleh ke arah Arsya yang dengan nikmatnya malah duduk di kursi seraya memejamkan kedua matanya.

Kedua mata Sheika menatap marah ke arah Arsya, dengan langkah kasar ia berjalan menghampiri pria itu.

"Heh, lo ngapain malah diem, bantuin dong!!" Sheika yang kesal berseru marah dengan kedua mata yang menatapnya buas.

"Arsya!" Sheika kembali berucap saat dirinya sama sekali tak mendapati jawaban dari pria yang kini tengah memejamkan kedua matanya, "Arsya lo denger gue gak sih!"

"Arsya?! Lo juga kena hukuman kan, cepetan bantuin gue." Sheika yang masih setia memanggil Arsya sedikit merengek seperti bocah yang ingin menangis.

"Woy, Arsya?! lu budek ya? Arsya bantuin gue!" Diabaikan, itulah yang di alami Sheika sekarang. Apakah dirinya harus menangis darah dulu baru Arsya akan menjawabnya?

Masih tak ada jawaban dan pergerakan dari pria yang sangat menyebalkan di depannya ini. Habis sudah kesabaran Sheika saat ini, dengan kekesalan yang memuncak Sheika menarik tangan kekar Arsya guna menarik dan menyeretnya untuk membantunya membersihkan toilet.

Namun bukannya berhasil menarik Arsya, dia malah ditarik balik oleh Arsya hingga membuat tubuh Sheika oleng dan terjatuh hingga menubruk tubuh Arsya.

Kedua mata yang saling bertemu dengan posisi wajah yang sangat dekat mampu membuat keduanya terhanyut dalam pikirannya masing-masing.

Susah payah Sheika meneguk Salivanya. Melihat wajah Arsya yang berada sangat dekat mampu membuat Sheika sulit berkata-kata juga membuat jantung Sheika berdegup kencang.

Rasa asing yang sudah lama tak ada dihatinya tiba-tiba muncul seketika. Hatinya yang tak karuan dan jantungnya yang terus berdegup kencang sungguh membuat Sheika bingung.

"Kenapa muka lo? Merah gitu?! Kaget, liat wajah gue ganteng!!" Arsya dengan angkuhnya berujar seraya melayangkan senyum miring saat melihat wajah Sheika yang memerah.

Kedua mata Sheika terbelalak saat dirinya sadar bahwa posisinya dengan Arsya begitu dekat. Tanpa menunggu lama, Sheika segera menarik tubuhnya menjauh dari tubuh Arsya.

"Ke-kepd an lo!!" Dengan malu Sheika berujar gugup. "Lo cepetan bantuin gue!!"

Sebelah alis Arsya terangkat sebelah heran dengan perubahan gadis di depannya ini.

"KENAPA?" ketus Sheika saat ditatap aneh oleh Arsya.

"Muka lo kenapa? ko merah gitu?" tanya Arsya tanpa dosa membuat Sheika kembali membulatkan kedua matanya kaget.

"Tau ah, cepetan bantuin gue!!" Sheika yang merasa wajahnya sudah seperti kepiting rebus lantas membalikkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan Arsya dan kembali ke toilet untuk melanjutkan kegiatannya membersihkan toilet.

He's My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang