7

294 20 0
                                    


Ditengah hutan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan berakar besar hingga muncul kepermukaan tanah sempat membuat kaki jenjang seorang gadis tersandung beberapa kali, tak peduli seberapa sakit kakinya, yang hanya ada dari pikirannya saat ini hanya keluar dari hutan dan kabur dari seseorang berjumbah hitam yang saat ini tengah mengejar dirinya dan mencari seseorang yang bisa ia mintai tolong.

Dengan nafas tersenggal serta keringat yang bercucuran, gadis itu semakin mempercepat laju larinya saat orang itu hampir dekat dengan dirinya, sudah beberapa kali ia berteriak meminta tolong, namun sekeras apapun ia meminta tolong suara gadis itu sama sekali tak keluar membuat gadis itu frustasi sendiri hingga ia tak menyadari bahwa beberapa langkah lagi darinya terdapat sebuah jurang dan pada akhirnya ia terjantuh kedalam lubang itu dan..

Bukk!!!

"Aww!!" Ringisan kecil terdengar dari mulut seorang gadis yang terjatuh dari atas kasurnya hingga membuat tidurnya terbangun.

Mimpi buruk, ya, mimpi malam ini adalah mimpi terburuk bagi Sheika. Pasti semua orang tau jika kita mimpi terjatuh dari ketinggian, seolah-olah itu benar-benar terasa nyata.

Dengan jiwa yang masih belum terkumpul, Sheika beranjak dari posisi jatuhnya kemudian merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur.

"Huhhh, pasti gara-gara tadi nonton film fantasi tadi siang, makannya kebawa mimpi," Sheika bergumam pelan dengan posisinya yang terlentang dan kedua pasangan mata yang manatap langit-langit kamar.

Mencoba untuk tidur kembali, Sheika mebenarkan posisinya untuk tidur mencari posisi yang menurutnya nyaman. Namun berbeda dengan keadaan saat ini, gadis itu malah terjaga walaupun sudah memaksakan matanya untuk menutup dan sekarang ia tak mengantuk sama sekali.

Beralih menatap jam yang weker yang berada di atas nakas menunjukan pukul 19:50 membuat dirinya beranjak dari kasurnya yang empuk dan memilih keluar dari kamarnya untul pergi ke dapur, karena mendadak tenggorakannya terasa kering dan haus.

"Ngapain lo, dek?!" Seseorang bertanya dari arah belakang Sheika yang sedang menuangkan air minum ke dalam gelas songak membuat gadis itu tersentak sesaat.

"Kak Ferdi?! Ya ampun, ngagentin, kirain siapa coba?" Sheika berujar setelah membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang bersuara hingga membuatnya terkejut.

"Udah bangun lo?! Tadi waktu gue ke kamar lo, lo udah molor, nyenyak banget sampe ngorok," ujar Ferdi dengan santainya namun dapat membuat Sheika membulatkan mulutnya tak percaya.

"Iya?!" Sheika memekik kaget, sepulas itukah ia tidur hingga mendengkur? Padahal ia tadi tidak sengaja tertidur.

Ferdi mengangguk mengiyakan, ia berjalan mendekat ke arah meja makan dan duduk di slah satu kursinya.

"Lo kecapean?! Ngapain aja selama di sekolah?"

Sheika menggeleng pelan lalu ikut duduk disebelah kursi yang di duduki oleh kakaknya, "Sheika gak ngapa-ngapain perasaan, gak kecapean juga."

"Ohh," Ferdi menjawab singkat.

Tak ada yang membuka suara diantara kedua bersaudara itu, sampai akhirnya Ferdi memutuskan untuk membuka suara lebih dulu."Shei, mau ikut gue?"

Kepala Sheika yang awalnya tertunduk menatap ponsel langsung mendongak menatap Ferdi dengan tatapan seolah bertanya 'kemana'.

Ferdi yang mengerti dengan tatapan itu lantas kembali bersuara. "Jawab dulu, mau atau enggak?"

Decakan kesal dari Sheika terdengar membuat dirinya hanya bisa pasrah saja. "Yaudah iya, Sheika ikut."

"Kalo gitu, sono ganti baju lo!" Dengan seenaknya Ferdi berujar seperti mengusir dengan tangan yang ia kibas-kibaskan agar Sheika segera pergi.

He's My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang