"Pagi!"
Sapa Krystal saat memasuki ruang kerjanya diiringi tatapan heran teman-temannya.
"Abis kesambet apa lo?" Seulgi menatap Krystal heran.
"Ih, bukannya jawab sapaan gue malah nanya begitu."
"Tumben aja lo ngucapin selamat pagi. Biasanya kan kalo dateng suka misuh-misuh."
Krystal nyengir. Emang sih, kebiasaan dia kalo pas dateng kantor itu pasti ngomel-ngomel.
Ya soal macet lah, polusi knalpot kopaja lah, pengendara motor yang lawan arus lah, matahari yang terik banget lah dan banyak lainnya.
"Lagi happy, Seul," ujar Sulli sambil melirik Krystal.
"Happy kenapa deh?" Seulgi kepo, "Oh! Nemu cowok kece semalem?"
"Bukan nemu. Tapi ketemu," koreksi Sulli.
"Siapa?" tanya Seulgi.
"Siapa lagi? Mas receh kesayangan Krystal lah. Ngapain aja lo kemaren pas di luar?" Sulli menatap Krystal dengan ingin tau.
"Kepo!" jawab Krystal.
"Ye! Lo harusnya makasih sama gue. Kalo gak kesana kan lo gak bakal ketemu!" ujar Sulli.
"Itu namanya takdir, Sul. Harusnya gue makasih sama Tuhan," Krystal mengangkat kedua tangannya seolah sedang berdoa.
"Tapi gue perantaranya!" Sulli gak mau kalah.
"Udah-udah woy. Buruan cerita, Tal. Gue penasaran," Seulgi menengahi keduanya.
"Ya, ketemu bentar, terus gue pulang. Dia juga cuma nemenin gue ke mas ojek aja kok," ujar Krystal sambil memoleskan lipstick ke bibirnya.
Kebiasaan Krystal, kalo nyampe kantor mesti touch up lagi. Maklum, di jalanan wajahnya udah terpapar sinar UV dan polusi.
"Gitu doang?" tanya Sulli kecewa.
"Dia nyium gue juga," jawab Krystal sarkas.
"Serius?!" Seulgi nyaris setengah teriak, membuat beberapa pasang mata menoleh ke arah mereka.
"Ya nggak lah! Duh," Krystal memutar kedua bola matanya.
"Maunya lo itu mah," cibir Sulli.
Krystal tertawa, gak mengelak atau membantah.
"Tapi malemnya dia nge-chat gue sih. Nanyain udah nyampe apa belom."
"Akhirnya!" ujar Sulli dan Seulgi bersamaan.
Krystal menatap kedua temannya.
"Bagus lah. Lo jadi gak galau lagi kan nunggu dia hubungin lo," ujar Sulli menjawab arti tatapan Krystal.
"Dih, gue gak galau ya," sanggah Krystal.
"Iya deh gak galau. Mandangin handphone sambil ngedumel gak di chat itu gak galau kok, Tal," nyinyir Seulgi.
Krystal cuma mengangkat kedua bahunya, sambil tetep fokus menorehkan eye liner ke matanya.
"Berarti semalem mimpi indah dong?" ujar Sulli.
Bukan mimpi yang indah, tapi kenyataan.
Semalem Krystal chat sama Kai sampe ketiduran. Baru baca balesan dari Kai tadi pagi pas bangun.
Balesannya cuma 'good night too', tapi Krystal senyum pas bacanya.
Ingin merasakan euforia semalem, Krystal kembali buka handphone-nya dan membaca ulang chat-nya dengan Kai.