darah di atas kedinginan

2 1 0
                                    

Di ruang kelas sangatlah ramai jika saat seperti ini, saat guru tidak mengajar karena rapat ke lulusan tahun ini.

" ai temenin aku ke toilet yuk..." ajakku menahannya.
" duh llen, bentar lagi gue menang tunggu dulu, gue mau kalahin curut satu ni" tahannya.
" duh lama, aku sendiri aja deh" ucapku lari menuju toilet.

Selesai buang air kecil aku bercermin yang sudah di sediakan sekolah.
Saat aku balikkan badan tangan ku ada yang menarik kuat hingga dahi ku membentur wastafel keramik yang tajam dengan sangat keras, yang mengakibatkan darah menetes terus menerus.

"Aw.... sakit." Ujar ku
"Sakit.. apa SAKIT, APA YANG GUE RASAIN SELAMA INI LEBIH SAKIT DARI PADA YANG LO RASAIN SAAT INI" bentak seseorang di sebrang sana.
"Maksud kamu apa?" Tanya ku heran.
" lo ja..ngan.. sok sok gak paham deh len, gue benci sama lo" katanya dengan nada geram.
"Lo ngerebut semua yang gue punya lo rebut semua llen, gue benci lo , gue jijik liat lo" tuturnya.
"Apa yang aku rebut... aw.." gumamku memegangdahi ku yang mengeluarkan darah terus menerus.
" APA.. LO TANYA APA YANG LO REBUT DARI GUE!!" Bentaknya
"Lo rebut kepopuleran gue, lo rebut peringkat gue sabagai jarum sekolah,  lo  rebut perhatian guru, lo rebut jabatan gue sebagai ketua cheer, lo rebut rey DARI GUE, BENTAR LAGI APA YANG LO AMBIL DARI gue, HAA.. APA APA!!!" bentaknya dan  meneteskan air mata dengan wajah yang sangat merah yang di karenakan amrahnya.

Di tarik  hijabku hingga kepala ku juga ikut terterik.
" sakit....sakit.. please lepasin aku.. please... hiks..hiks." tangis ku dengan tangan memegang hijab yang terkena darah menahan sakit. Di seretnya aku ke kamar mandi.

"Asal lo tau llen, gue akan buat lo menderita hari ini, rasakan sakit yang gue rasakan!!" Katanya dengan senyuman sinis.
Dia meyiramku  dengan air yang berisi es batu.
" dingin.... tolong... lepaskan aku... tolong" gumam ku kedinginan hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan olehnya.

" aku sudah gak  kua...at tolong.. lepasin aku..." lirih ku dengan suara gemetar dan yang tak bisa berteriak.

"WOY SA... CEPET ADA YANG DATANG"  teriak orang di luar sana yang seperti temannya.

" gue kira sudah cukup sampai di sini, thank atas KESENGSARAANYA  hari ini, dan selamat atas KEMENDERITAANNYA hallen yang  terhormat. Bye" katanya dengan meninggalkan ku di sini.

°5 menit kemudian°

"Len... hallen yuhu spada apakah lo masih di sini? "
Aku mendengar teriakkan seseorang, rasanya aku ingin berteriak naman tak bisa, aku hanya bisa mengetuk pintu dan bersuara samar samar.
"Tok.. tok.. tok.."
" aaai.." lirih ku.
"Siapa? lenn lo jangam becanda, kok gue merinding ya"
Sekali lagi ai mendengarkan suara itu lagi.
" macan suar.. HALLEN" teriak ai "len... lo kenapa? Len siapa yang buat lo kayak gini.." kata ai dengan meneteskan air mata yang melihat keadaan aku seperti ini.
"To...long .... ak...ku...ai.. dingin..." " gue gak kuat ngangkat lo llen kalok gue seret nanti luka lo makin parah.." kata ai berfikir dan membuka hp menelpon seseorang.

" sabar ya ai" dengan melingkarkan jaket rajutnya di tubuh aku.

" rey.. ki.. sini.." panggil ai.
"Astaghfirullah... len.. lo kenapa?" Tanya rey dan kiki bersamaan.
" berdua pake nanya kelamaan, keburu hallen makin parah cepat bawa dia ke uks bila perlu ke R.S." ujar ai.

Tubuh ku melayang aku tak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa pasrah dengan keadaan ku,  jika Allah mengambilku berarti Allah sayang kepada ku.

Lidah ku kelu, pandangan ku buram,  tubuh ku tak merasakan kehangatan hanya dingin yang menyelimuti ku , tubuh ku kaku seperti es. itu yang aku rasakan saat ini sampai mata ku tertutup.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hay guys.. bosan ya.
Maaf ya.. jika kalian tidak suka cerita yang aku karang ini, karna aku hanya sekedar iseng buat cerita ini.

See you next ceper giys..

natabale has a storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang