6. Seokjin

366 48 0
                                    

Vote & komennya guyss..

Vote & komennya guyss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Kesel banget gue ah"

"Lo ngapa dah?" kata Seokjin

"Ya kali kita suruh liputan kayak gini, harus cari bahan buat mata kuliah jurnalisme"

"Jurnalisme sih jurnalisme tapi gak harus liputan malem-malem begini juga kali"

"Udah ah ayo" Seokjin mengajak temannya ke dalam sebuah gedung tua

"Ogah gue gak mau"

"Gini aja, kita bentaran doang di dalem gimana? 30 menit deh"

"Ck. Lo emang ya Jin ngeselin"

"Yeee lo mau ngulang makul lagi tahun depan? Gue sih no!"

Teman Seokjin melihat kembali gedung tua itu, dia menyesali kenapa dosennya memberikan tugas liputan malam seperti ini. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya dia mau.

"Aaaaa bisa gila gue. Oke gue ikut"

Jin menyegir melihat temannya.

"Nah gitu dong"

Setelah memarkir mobil, mereka masuk ke gedung tua itu. Seokjin menyalakan kameranya dan mulai merekam.

"Hey yo whats up gengs.. gue si ganteng Seokjin dan temen gue yang tengil, Ken.. duh"

Ken menoyor kepala Seokjin. "Apaan sih ah"

"Ya kita kali ini bakalan meliput salah satu gedung tua bekas perkantoran. Dulu gedung ini ditutup pada tahun 2010, menurut beberapa informasi yang sudah kita dapatkan sebelumnya, gedung disini pernah beberapa kali di sewakan, tapi banyak dari penyewa memilih pindah karena banyak dari pegawainya diganggu oleh makhluk halus"

Seokjin menjelaskan panjang lebar sementara Ken hanya membuntutinya sambil memejang ujung jaket Seokjin.

Tiba-tiba bahu Ken terasa hangat saat Seokjin terus berbicara di kamera.

"Seokjin.." panggil Ken

"Jangan ganggu dulu gue lagi jelasin nih" Seokjin berbisik

"Kok kayak ada yang pegang bahu gue ya"

Seokjin diam dan ikut merasa merinding.

"Lo nakutin gue ya?" kata Seokjin

"Kampret lo, siapa yang nakutin. I-ini.. a-ada yang pegang bahu gue" Ken makin mengeratkan pegangannya di jaket Jin, sementara Jin perlahan menengok ke belakang

"Heh.."

"Apa?"

"Noh, lihat"

Ken menengok dan mendapati seorang bapak-bapak paruh baya melihat mereka dengan tatapan bertanya.

"Adek-adek ini ngapain kemari?" bapak itu menyapa ramah

"Astagaaa.. huft" kata Ken lega

"Ini pak, saya sama teman saya mau liputan malam di gedung ini buat bahan kuliah" kata Seokjin

"Iya pak, kalau bukan karena dosen saya juga gak mau kesini" timpal Ken

"Oh, saya kira mau ngapain kemari. Ini nama kalian siapa?"

"Saya Ken, pak"

"Saya Seokjin"

Mereka bersalaman satu sama lain.

"Saya Ridwan, penjaga gedung ini. Kebetulan saya baru sampai buat jaga malam"

"Bapak jaga gedung ini sendirian?"

"Iya dek, maklum lulusan SMP kayak saya ya bisanya kerja begini" pak Ridwan tersenyum

"Emang disini berapa shift pak?"

"Disini ada tiga shift dek, pagi, siang, sama malem"

"Kasihan juga yang dapat giliran jatah malam" kata Seokjin

"Iya kerjaan dek, mau gimana lagi"

"Tapi bayaran bapak sendiri berapa? Kok mau jagain gedung ini?"

"Kalau pas jaga malam bapak biasanya dibayar 150 ribu dek, pas jaga pagi atau siang 100 ribu" bapak itu menjelaskan ramah

"Eh, kebelet nih" kata Ken tiba-tiba

"Ah ganggu aja lo ya"

"Pak saya kebelet nih, kamar mandi yang masih fungsi dimana ya?"

"Adek lurus aja nanti ada meja kayu, belok kanan"

"Makasih pak. Ayo temenin.." kata Ken menahan buang air kecilnya

"Bentar ya pak"

"Iya dek"

Setelah selesai dari kamar mandi, Seokjin menatap Ken sebal.

"Lo mah ga bisa tolerir dikit ya, lagi wawancara juga"

"Maaf, namanya kebelet"

"Kalian siapa?" seseorang menyapa mereka menggunakan senter sebagai penerangan

"Astagaa!" teriak Seokjin dan Ken

Mereka sangat terkejut melihat seorang bapak-bapak menyapa mereka secara tiba-tiba.

"Ya Tuhan. Bapak ini siapa?"

"Kalian kaget ya? Maaf ya, saya baru datang, makannya langsung keliling. Saya pejaga gedung ini"

"Lah, penjaga? Tadi kita baru ketemu sama yang jaga gedung kok" Ken meyakinkan

"Dek, saya ini jaga sendirian disini. Saya gantiin teman saya, anaknya lagi sakit"

Seokjin dan Ken saling menatap. Mereka memeriksa kameranya melihat rekaman tadi.

Mereka berdua menelan ludah, mengetahui jika mereka di video itu berbicara tanpa mengetahui lawan bicaranya.

"Terus tadi siapa?" teriak Seokjin

*****

Hello? (Horror Creepypasta); BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang