"Noona gwenchana? Hais sudah ku bilang jangan pergi sendirian" omel Changkyun yang terlihat sangat khawatir setibanya di depan Haneul.
"Yak aku kan baik baik saja, kau ini terlalu berlebihan" jawab Haneul sambil sedikit terkekeh.
"Bagaimana bisa aku tidak terkejut saat kau pergi sendirian lalu mendapat panggilan bahwa kau di rumah sakit!" Changkyun mulai frustasi sekaligus lega.
Hujan tengah turun di luar. Satu jam lalu Haneul pamit pada Changkyun untuk pergi ke supermarket. Haneul tidak ingin Changkyun mengantarnya karena Haneul tau bahwa Changkyun sedang sibuk mempersiapkan diri untuk mendaftar kuliah.
"Aku kan sudah bilang, aku disini karena aku membantu orang lain. Sudahlah ayo kita pulang, aku akan masakan makanan enak dan kau juga harus menjemput Eunseo kan" Jelas Haneul lalu menarik Changkyun berjalan melewati rintik hujan menuju mobil baru Changkyun.
"Haish kau ini, bagaimana bisa seorang ibu hamil membantu orang lain pergi ke rumah sakit? Memangnya tidak ada manusia lain yang bisa membantunya?" Changkyun masih mengoceh di tengah rintik hujan.
"Hais kau tidak boleh meremehkan ibu hamil, membawa calon anaku setiap detik saja aku mampu apalagi hanya mengantar seorang nenek ke rumah sakit." bela Haneul lalu tertawa sambil masuk kedalam mobil.
Hujan mengiringi perjalanan pulang Haneul bersama Changkyun. Entah kenapa kebisuan menghampiri Haneul dan Changkyun. Changkyun fokus dengan jalanan yang sedikit berkabut sementara Haneul hanya memandangi jendela yang berembun sambil mengelus perut buncitnya.
Entah apa yang membangkitkan ingatan Haneul. Namun menatap air hujan membuatnya tertegun dan teringat bahwa tadi di rumah sakit dia sempat mendengar suster memanggil orang bernama "Hoseok Lee". Meskipun menurut Haneul tidak mungkin orang yang di panggil itu adalah suaminya namun terbesit satu harapan kecil di hatinya bahwa orang itu benar – benar suaminya.
Pikiran Haneul pun terlarut bersamaan dengan makin derasnya hujan. Luka – luka lama yang mulai bangkit karena rasa rindunya pada Wonho membuat Haneul sedikit menghela nafas berat nya.
Beberapa hari terakhir Haneul memang merasa sedikit resah. Dan sayangnya Haneul sendiri tidak mengetahui penyebab rasa resah di hati nya itu.
Kadang Haneul membayangkan bagaimana jadinya jika Wonho tiba - tiba muncul di hadapannya. Haruskah dia lari atau haruskan dia merasa senang. Tapi semua bayangan itu selalu dia tepis dengan bayangan bahwa Wonho kini sudah bahagia bersama wanita yang dicintainya.
Sering kali Haneul berbicara dengan dirinya sendiri tentang bagiamana cara untuk melupakan Wonho. Bagaimana cara agar dia bisa berhenti mencintai Wonho dan dia juga sering berpikir "Apakah Wonho masih mencintanya?" dan Haneul sadar bahwa pertanyaan itu hanyalah pertanyaan – pertanyaan bodoh yang tidak akan mendapatkan jawaban apapun atau dari siapapun.
Dan sialnya, akhir akhir ini bayangan 'Wonho muncul dihadapannya' itu seolah berubah menjadi sebuah harapan. Harapan yang bahkan secara sadar tidak akan pernah menjadi kenyataan.
**
Nihil adalah satu-satunya kata yang selalu di bawa pulang oleh Hyunwo dan Eunji. Ini hari ketiga setelah Wonho pergi ke Jepang dan lalu tidak dapat di hubungi.
Hyunwo dan Eunji sudah mendapat informasi bahwa semua penumpang di bandara Kansai dinyatakan selamat namun tidak ada informasi pasti tentang Wonho.Mereka sudah berusaha untuk melapor kepihak berwenang tentang hilangnya Wonho, tapi sepertinya mereka tidak bisa hanya diam dan menunggu.
"Kita cari lagi besok, kita pasti menemukannya. Dia pasti baik baik saja" ucap Eunji sambil mengelus rambut Hyunwo yang masih terus berpikir bagaimana cara menemukan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE THE LIGHT [Wonho Monsta X]
Fanfiction[Sequel SMILLING DOWN] "Yesterday's night turns to light Tomorrow's night returns to light Be the light" Catatan penulis : Sepertinya penulis bisa tidur tenang hanya jika ceritanya berakhir bahagia. Jadi mari kita mulai lagi untuk membuat kebahagiaa...