8. Arah angin

939 152 31
                                    

Hyunwo dan Eunji tiba di rumah Haneul setelah sebelumnya menghubungi Changkyun dan memberitahu Changkyun siatuasi yang sedang terjadi.

Air mata Eunji seketika meluap saat Haneul membuka pintu rumahnya dan kaget melihat Hyunwo serta Eunji yang ada dihadapannya. Satu pelukan erat yang begitu menyesakan dari Eunji membuat air mata Haneul juga akhirnya menetes. Hyunwo hanya bisa mengusak rambut Haneul sembari menahan airmatanya.

Mereka tidak memberi tahu tentang Wonho yang kini entah dimana pada Haneul. Hyunwo dan Eunji berencana untuk mencari Wonho tanpa memberi tahu Haneul apapun. Mereka datang menemui Haneul dengan alasan bahwa Hyunwo memiliki sedikit pekerjaan di Jepang.

Changkyun yang baru saja tiba dengan barang belanjaan yang memenuhi tangannya, mendapati Hyunwo dan Eunji sudah berada di rumah Haneul. Sialnya, Changkyun menjadi bulan - bulanan omelan Hyunwo karena dia ikut terlibat dalam menyembunyikan Haneul. Meskipun Changkyun sudah bersikeras bahwa dirinya terpaksa, Hyunwo tetap tidak terima karena dia ikut menyembunyikan Haneul.

"Sudahlah oppa, yang penting kan Changkyun sudah menjaga Haneul dengan baik selama dia disini"  bela Eunji sambil menenangkan Hyunwo.

"Aku hanya kesal" balas Hyunwo sambil menghela nafasnya.

"Gwencaha oppa, aku yang memintanya menutupi hal ini. Dia juga sangat membantuku disini." kini Haneul yang angkat bicara.

"Aku memang selalu berguna" ucap Changkyun dengam wajah sombongnya laku berlari keluar rumah sebelum Hyunwo kembali memarahinya.

"Haishh anak itu" gerutu Hyunwo.

"Haneul-ah, kami akan berada disini selama dua minggu atau mungkin lebih. Kami menginap di apartement kami di kota. Kau harus menelponku jika terjadi sesuatu" jelas Eunji pada Haneul.

"Tapi kita harus pamit sekarang karena ada yang harus aku dan Eunji kerjakan." ucap Hyunwo sambil berdiri dan bersiap untuk pergi.

"Nanti malam aku akan mampir atau mungkin menginap disini. Jadi kau tidak boleh pergi kemanapun dan tidak boleh terlalu lelah, oke?" ucap Eunji sambil sedikit membenarkan riasan wajahnya yang luntur gara-gara menangis.

"Arraseo eonni, gomawo" balas Haneul sambil memeluk Eunji dan mengantar Hyunwo dan Eunji ke luar.

Hyunwoo dan Eunji pun segera pergi ke kedutaan Korea untuk melacak keberadaan Wonho. Meskipun berat untuk Eunji yang masih sangat ingin menemani Haneul tapi fokus utama mereka datang ke jepang memang untuk mencari Wonho sebelum berita menghilangnya Wonho terdengar oleh Haneul.

**

Sunji terkurung dirumahnya dengan segenap penjagaan ketat yang di perintahkan oleh Hyunwo. Hojoon yang terus menangis membuat Sunji semakin merasa frustasi. Keadaan rumah yang sangat kacau membuat Sunji semakin tertekan dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Satu gelas air berhasil Sunji habiiskan dalam satu tegukan sambil berharap dia bisa menjernihkan pikirannya.  Hojoon yang terus menangis di pangkuannya lambat laun mulai diam. Bukan karena Sunji yang berhasil menenangkannya namun karena Sunji memberikan sedikit obat tidur pada susu botol Hojoon. Sunji memang gila.

Sambil menatap Hojoon yang semakin terlarut dalam tidurnya, Sunji tertawa getir. Menatap wajah Hojoon yang sudah sangat jelas mengingatkan Sunji pada sejuta kebodohan yang dia lakukan membuat Sunji seseat sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya dengan anak sematawayangnya tersebut.

Beruntung. Sebuah ketukan di jendela dapur berhasil kembali membuat fokus Sunji teralih. Rasa frustasi yang sedari tadi menghantui Sunji kini beralih menjadi rasa takut dan khawatir tentang siapa yang mengetuk jendela dapurnya.

Dengan sangat hati – hati, Sunji mendekat ke arah jendela dan dengan satu tarikan napas Sunji menyibak gorden yang menutupi jendela dapurnya. Matanya membulat dan napasnya tercekat mendapati seorang pria yang merupakan ayah dari anak di pangkuannya kini berdiri di balik jendela dapurnya sambil tersenyum dengan lesung pipitnya.

BE THE LIGHT [Wonho Monsta X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang