Previous
"Kau... tahu tentang ini? " tanya Wonho sambil menyodorkan ponsel Sunji dengan gambar Kihyun dan Haneul.
.
*
.
.
*Sunji membisu, dia tidak bisa berbohong bahwa dia tidak tahu akan hal itu.
"Wae? Kau tentu tahu kan siapa wanita itu?" tanya Wonho lagi tapi Sunji masih membisu.
"Kenapa kau tidak beritahu aku?" ucap Wonho purau.
"O..oppa"
"Kenapa.. Tidak ada yang memberitahu aku? Kenapa KAU TIDAK MEMBERITAHUKU HAH?" emosi Wonho kian meluap saat dirinya sadar bahwa semua orang berusaha menutupi keadaan Haneul darinya.
Wonho menunduk dan meneteskan airmatanya. Rasa perih di dadanya seolah tak sanggup lagi dia rasakan.
"Arrayo, jika semua orang berusaha menutupinya. Maka biarkan aku mendatanginya." ucap Wonho lemah.
"Sunji -ya, bereskan koperku. Aku akan pergi ke Jepang!" perintah Wonho pada Sunji yang membuat Sunji membulatkan matanya.
"Andwae oppa! Kau tidak boleh pergi! Kau tidak bisa pergi! Kau tahukan reskionya jika kau menemui perempuan sialan ini? Hah?!" ancam Sunji pada Wonho yang mulai bangkit dari duduknya.
"Arra, lakukan apapun yang kau bisa. Aku tidak peduli. Karena aku akan melindungi Haneul."
**
"Oppa, mau antar aku ke salon? Aku ingin memotong rambutku." tanya Haneul saat berjalan menuju parkiran rumah sakit bersama Minhyuk.
Entah ada angin dari mana, tapi Haneul merasa ingin membuat rambutnya menjadi lebih simpel agar dia tidak usah terlalu memikirkan penampilannya dan bisa lebih fokus pada bayinya.
"Sekarang? Tapi kau terlihat sudah terlalu lelah." jawab Minhyuk memandang Haneul yang tengah berjalan di sampingnya.
"Iya sekarang, agar mulai besok aku tidak perlu keluar rumah terlalu jauh lagi. Lagi pula di salon aku bisa potong rambutku dan sekaligus memijat kaki serta pundakku. Jadi aku akan merasa lebih rilex" jelas Haneul panjang lebar agar Minhyuk menyetujui idenya.
"Arraseo arraseo, tapi setelah itu kita pulang dan beristirahat. Oke?" ucap Minhyuk membuat perjanjian sebelum benar - benar menyetujui apa yang Haneul inginkan.
"Oke! Gomawo oppa~" jawab Haneul dengan senyum menawannya yang khas.
**
Setelah menunggu hampir dua jam akhirnya pesawat yang bertujuan ke negri Jepang itu mengudara. Waktu baru saja menunjukan tepat pukul 11 malam. Di dalam pesawat business class itu nampak begitu hening karena memang tidak terlalu banyak penumpang dan lebih banyak penumpang yang tidur.
Langit malam dari jendela pesawat seolah menjadi tempat dimana pikiran - pikiran di otak seorang pria yang terus terjaga itu tengah berlabuh. Mulai dari hal - hal rumit hingga hal sepele yang membuat hatinya sakit, cukup untuk membuatnya berlinang airmata di dalam pesawat.
"Permisi tuan, apa anda baik - baik saja? Perlu saya bawakan sesuatu?" tanya seorang pramugari mengintrupsi.
"ah tidak, terimakasih" jawab pria itu sambil menyeka butiran airmata di pipinya.
Pramugari itu lalu pergi dengan senyum ramah. Pria itu kembali menatap jendela. Tidak ada apa apa di luar sana selain gelap gulita. Bahkan bintang - bintang yang selalu terlihat seperti menggantung di langit itu masih sangat jauh dari titik pesawat itu mengudara. Lampu - lampu malam di bawah sana pun terlihat sangat samar karena awan menutupinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE THE LIGHT [Wonho Monsta X]
Fanfic[Sequel SMILLING DOWN] "Yesterday's night turns to light Tomorrow's night returns to light Be the light" Catatan penulis : Sepertinya penulis bisa tidur tenang hanya jika ceritanya berakhir bahagia. Jadi mari kita mulai lagi untuk membuat kebahagiaa...