Mommy ami : Gue capek.
Pulang mom, nion juga mau bolos
Mommy ami : Iyasih. Apa momy pulang aja ya, pasien juga dikit.
Kak pirda kang php : Wah nion bandel sekarang, suka bolos.
MOMMY YANG AJAR!
Duda 2 bulan : Gila ini gc udah rame aja.
Kak pirda kang php : Rame. Lu nya molor mulu.
Pagi om peb:)
gift tikel nion jangan lupa ya! Kelinci!
Duda 2 bulan : Gue udah gift lu kemaren gorila, bangke.
Cewek berkuncir itu terkekeh, mengingat dia memang baru digift stiker line baru.
Iya, hasil pemalakan. Dia ingat betul bagaimana dia mengancam duda 2 bulan a.k.a Om Febri . Mengancam dengan embel-embel membeberkan rahasia yang sebenarnya tidak novi ketaui kepada sang pacar Om Febri, Mella.
'Sialan' ketik jarinya untuk dikirim ke grup chat line yang beranggotakan 78 member. Tertulis jelas title nama grup itu, SKSD.
Gerakan jari Novi yang bergerak lincah terhenti oleh teriakan laki-laki perut buncit dan jangan lupa, kumis tebal yang bertengger diantara mulut dan hidungnya. "NOVI! KERJAAN NOMER 5 SEKARANG!" kepala yang tadi tertunduk sekarang sudah tegak menghadap kedepan.
Kankan.. apes lagi
" I..iiiyaa pak," dengan mata sedikit melihat kearah perempuan berhijab yang meminta pertolongan. Melihat mata memohon dari sang sahabat. Mia, gadis berhijab itu menunjukan catatan yang tertulis rumus yang akan membantunya untuk menjawab soal.
"Soalnya mana pak," tanya Novi sambil mengambil spidol hitam yang bertenggger di tangan guru menyebalkan yang menangkap basa ketika dia sedang bercengrama lewat ponsel. "Didepan kamu itu kalo bukan soal, apa?"
"Coretan Sumo," gumam Novi yang sialnya di dengar jelas oleh gurunya itu. " APA!?" mata pak Ari melolot dengan tajam mendengar paparan sang murid kurang ajar. Berbeda dengan guru, murid yang ada di kelasnya terlihat menahan tawa.
"Eh.. Enggak Pak," dengan cepat dia itu mencorat-coret papan tulis putih itu, menjawab soal yang hanya bermodal rumus sekilas dari Mia tadi.
Hmm gak salahkan.
Penjabaran yang panjang atas soal yang terpampang di depannya, diuraikan mengikuti insting hewannya. Dan berakhir di titik akhir, hasil nya 0. Nolll!
Capek-capek tangan gue nulis, otak gue mikir. Hasil nya 0 . bego!
Novi menatap horor jawabanya. Merasa tidak terima dengan jawaban yang berakhir dengan angka bulat seperti telur busuk. "Pak boleh saya duduk," sebenarnya itu bukan seperti meminta izin, karena belum di izinkan, novi sudah melangkah duduk kekursinya kembali. Dasar murid gak sopan!
Ting!
"Sepertinya soal tidak membuat kamu kapok. Lain kali Bapak akan mengambil ponselmu saja," Novi menatap horor guru yang melangkah pergi keluar kelas setelah mendengar bel sekolah. Cewek berkulit pucat itu membayangkan jika bener sampai ponselnya dia ambil. Bawa laptop!
"Kaluar moal? Gue teraktir," mata yang tadi menatap horor ponsel, sekarang beralih ke cewek berkerudung di sebelahnya. Gratis?
Sebentar, dia memikirkan hal agar dia tidak rugi. "Lu yang mesan," tak tau diri!.
***
Mata coklat Novi berkeliaran, mencari tempat yang akan dia tepati. Ketemu!
"Gue tunggu disana," sambil menujuk tempat duduk yang akan di tempati. Berhenti sejenak " nyet, bakso gak pake mie kuning!" dan berlalu menuju kursi.
Sangat tidak adil jika Mia sering di samakan dengan monyet, dan di jadikan panggilannya. Tapi Novi sendiri tidak mau di panggil Vivi padahal nama itu imut. Jika Mia protes akan itu, Novi seolah tuli dan berteriak, BODOAMAT!
Sambil menunggu pesanaan yang akan di bawakan sahabat rasa pelayan, diambil ponsel dalam saku. Membuka aplikasi berwarna hijau. Disana terdapat simbol kotak hijau digambar dari roomchat itu sendiri , SKSD( 4769). Yang orang kenal sebagai sq/square, sebuah obrolan umum yang bisa dimasuki oleh semua orang.
Novi men-scroll obrolan disana, dengan sekali sekali merespon percakapan itu. Terdapat perbedaan dia dengan member lain. Dipropil namanya terdapat mahkota putih melambangkan cewek berkuncir itu co-adminnya.
Krukkk.
Novi memegang perut yang berbunyi dengan hm... cukup keras.
Kepala yang tadi menunduk sekarang terangkat. Ingin memaki sahabatnya yang lama kembali dan membuat cacing di perutnya meminta jatah, tapi diurungkan ketika di depan dia telah melihat bakso yang sangat menggiurkan.
Dengan sigap iya memakan makanannya, dan menatap Mia yang telah menghabiskan pangsitnya.
"Kapan lu nyampe, cepet banget lu makan," cewek berkulit pucat itu masih kesal dengan Mia, tapi kekesalannya di telan bersama bakso yang baru di kunyahnya. "Oit!" teriak ditelinga Mia yang tidak merespon.
"Apa!?" mata Mia mendelik tajam kearah Novi yang tidak merasa bersalah atas prilaku terhadap telinga Mia. "Sejak lu ketawa kayak orang gila liat hp lu," Mia kembali mengalihkan tatapan dari Novi.
"Liat ape lu?"
"Liat cogan real, bukan cowok di hp lu yang gak tau keasliannya," merasa tersindir dengan perkataan Mia. Novi menatap tajam tapi malah mendapatkan pentolan bakso hinggap di mulutnya. Enak!
Diikuti pandangan Mia. DRAMAA!
Terlihat cowok berkulit sawo mateng saat upacara tadi, digandeng oleh cewek cantik layak babi memakai tepung.
Jijik!
-----------------------------------------
kaluar moal : keluar tidak
part panjang
KAMU SEDANG MEMBACA
NOMOPHOBIA
Novela Juvenil~Novi Aku? orang bilang aku orang yang tergila-gila dengan ponsel, dan yang lain mengatakan aku berlebihan dengan kelakuanku terhadap ponsel. Aku nomophobia? tidak.... aku hanya melampiaskan bosanku kepada kotak ajaib yang mengetahui semuanya. dan...