Gadis berkuncir itu melirik kedalam kelas. Ya, sepertinya dia jadi yang bukan yang pertama.
Dengan mata yg mirip panda, dia berjalan malas-malasan. Meletakkan tas di bangku depan.
"Eeh, tumben."
"Naon, pengen gue cincang?"
"Masih pagi neng, astaghfirullah."
Novi duduk di sebelah wan. Eh, Wawan? Iwan? Sawan? hmm..
Ohiya, Joan. Namanya terlalu elit untuk laki-laki kucel itu. Gk cocok."Capek gue,"Novi bersuara, mengambil botol minum dan menegaknya. "Mau mati."
"Mati aja." jawab joan tak peduli.
Sepupu macam apa itu? membiarkan saudaranya mati? kejam."Bedua ya." Novi menawar, memelas berharap hal yang sia-sia.
"Mati sendiri, ngapain ngajak-ngajak."
Gadis itu mendelik. Joan galak."Mau berdua biar gak jomblo."
"Goblok." disusul jitakan keras dikepala gadis berkuncir itu.
"Nov, tumben duduk depan. kesurupan?"
Novi mendelik, dia ingin tobat malah di katakan kemasukan setan. Jahat nya. "O,iye.""Apa?" cewek itu menatap malas.
"Lu ada masalah apa sama idgaz?"
Ternyata, Joan orangnya kepo. Balas enak nih. Novi tersenyum. "Idgaz? ohhh kaga ada, biasa setan." Joan tergelak.
"Ati-ati vi, fans nya banyak lohh."
Maksud nya? Novi menggeleng-geleng. Dia tau fans Idgaz banyak. Tapi, urusan dengan dia apa."Wan, gue mau lesbian."
"Gak nyambung goblok."
Novi tergelak."Gak jadi lesbian deh," Novi mengedipkan matanya, memiringkan kepala.
"Tapi gue sama lu.""Sarap lu!" keduanya tergelak.
"Nolak cecan dosa loh."
"Cicak iya." Joan mengambil botol minum Novi, meminum dalam berapa tegukan. Berbicara dengan Novi memang menghabiskan banyak waktu dan tenaga, dan akan membuat dia gila.
"Yaudah, gue lesbian sama Mia."
Muncrat, meja didepannya basa. Novi tergelak."Goblok kira-kira." balas Joan yg masih terbatuk-batuk.
"Potek dedek nih, gak di bolehin mulu."
Menunjukkan muka memelasnya.
"Salah terus.""Najis vi, astaghfirullah."
"Yaudah gue gak lesbian gak mau juga sama lu kutu kebo," gadis berkuncir itu tersenyum. "Lu sama mia aja, gak gue lesbian lagi."
Joan melotot dengan muka merah. Novi tergelak sambil memegang perutnya. Dan seorang masuk kekelasnya.
"Ada setan, usir!" Novi memalingkan wajahnya, menunduk dan pura-pura tertidur.
***
"Kantin yukk!"
Bel dari tadi sudah berbunyi, tapi Novi sangat malas bergerak. Adakah manusia baik yg ingin menggendongnya?
"Cepet, ntr baksonya abis."
Mia mulai menarik-narik novi."Iyaaa."
Mereka berdua berjalan beriringan. Ya, mereka memang selalu berdua. Sesekali Mia menyapa temannya yang kebetulan lewat, tidak seperti Novi malah mengacuhkan semua. Iya, Mia memang memiliki banyak teman, mulai dari seangkatan sampai kakak senior. berbanding terbalik, Novi terlalu malas untuk bergaul. Hidup dia monoton. Tidak menyukai keramaian.
Novi mulai memainkan hp nya, biarkan mia mengoceh sendiri.
Membuka satu persatu notif yg muncul dan kembali ke aplikasi berwarna hijau itu, sedikit terkikik karena pesan pesan yg masuk."Vi lu pesan ya, gue capek."
Eh??
Novi menatap horor. Tapi dia mengiyakan. Entah setan apa yg memasuki tubuhnya, dia seakan melalukan dengan senang hati.Mereka berpisah, Mia mencari tempat duduk dan Novi memesan makanan.
Setelah memesan, dia menunggu sambil memainkan ponselnya. Sedikit melirik ke pesanan yg masih disiapkan. Novi kembali sibuk dengan ponsel genggamnya.
ting!
Raka : udah istirahat ya?? jalan malas kekantin.
Novi masih tidak mengetahui laki-laki itu, tapi dari tadi malam dia seperti sudah mengenal Novi, atau entahlah.
"Pesan apa??"
Suara hantu, pikir Novi."Novi??" panggil laki-laki itu lagi.
Seakan tersadar dia menoleh. Ada setan.Novi bergerak cepat mengambil pesanannya dan pergi ke tempat Mia.
Kok setannya ngikutin!!."Nyet," Mia menoleh, tatapan nya ke mie ayam bukan ke arah Novi. Menyambut dengan suka cita. "Nyet ihhh."
"Apa," mia mulai meramu makanannya. Sedikit menambahkan sedikit cabe dan dipenuhin kecap. Percuma pake cabe gumam Novi.
"Nyet apal surat yasin gak?" Novi mulai mendudukan bokongnya. Melihat laki laki yg berjalan kearah mejanya. Terdengar deheman Mia yang mengiyakan pertanyaan tadi.
"Bacain sekarang, setannya kesini."
Mia tidak mengerti, dia malah membaca doa untuk makan sebelum menyendok mie itu kemulutnya."Nyet cepet si anjir. yah setannya duduk kan." Novi menatap malas kedepan dan mengalihkan ke arah baksonya.
Mia masih tidak mengerti, dia melihat kesekeliling dan berhenti di depannya. Mia melotot dan tersedak, Novi tergelak kesetanan, melupakan didepannya ada setan.
"Hai, boleh gabung kan?" ucap laki-laki itu di iringi seringai.
"Udah duduk baru minta izin." gumam Novi yg masih bisa didengar, Mia hanya mengangguk linglung, Mengiyakan pertanyaan kakak kelasnya.
"Gue Idgaz kelas 12.3," nadanya seperti menginggung seseorang.
"Iya kak, aku tau."
Lah... Kok Mia jadi kalem? setannya pindah? atau nular?-----------
aim bek egen ᕦ(ಠ_ಠ)ᕤ
banyak kali ini 700+ kata. hohohobtw nm karakter itu nama temen dekat gue semua, jdi buat namanya yg saya nistain mon maaf #ngakakgulingguling

KAMU SEDANG MEMBACA
NOMOPHOBIA
Teen Fiction~Novi Aku? orang bilang aku orang yang tergila-gila dengan ponsel, dan yang lain mengatakan aku berlebihan dengan kelakuanku terhadap ponsel. Aku nomophobia? tidak.... aku hanya melampiaskan bosanku kepada kotak ajaib yang mengetahui semuanya. dan...