part 6

25 6 0
                                    

" Udah gue bilang kalo mereka cari masalah lagi, jangan di laden," matanya merilik ke laki-laki sebelah kiri," lu juga sama."

Ruangan gelap itu terdapat beberapa orang, slah satunya orang yang sedang mengomeli dua temannya.

" Ga, mau kemana lu?"

Orang yang di panggil melirik sebentar, "Pergi, muak gue liat muka jelek lu pada."

Oh ayolah, karena tindak ceroboh temannya. Sekarang muka idgaz terdapat goresan. Tidak sakit, tapi moodnya yang jelek, membuat dia ingin memukul dan memaki.

Idgaz melajukan motornya, memikirkan hal yang telah merusak moodnya. Dan sekarang Idgaz seperti wanita PMS. Menyerikan.

" Ga, entar pulang beliin pampers. Mama belom sempat buat belinya"

Ingatannya mulai memutar, mengingat salah satu hal yang membuat moodnya jelek. Ohayolah, dirumahnya terdapat pembantu, sopir, satpam dan tukang kebun. Kenapa harus dia yang membelikan celana bokong adiknya?

" Mama gak mau tau ya, kamu pulang gak bawa itu. Mama potong jajan kamu"

Sial. Entah kenapa mamanya sekarang semakin menyebalkan. Seorang Idgaz membeli pampers? Kenapa tidak sekalian membeli pembalut wanita. Tidak ! idgaz menarik kata katanya. Moodnya yg seperti wanita PMS dan membeli pembalut. Hell!

Kendaraannya mulai berhenti di salah satu minimarket didekat rumahnya. Kakinya yang panjang mulai memasuki minimarket ini, berjalan lebih dalam untuk penyanggah pipis adiknya.

Idgaz mengambil beberapa minuman dan berjalan ke rak pampers. Sebelum mengambil kebutuhan adiknya, perhatiannya teralihkan menuju seorang gadis dengan rambut di ikat tinggi ke atas. Kayak kenal.

Idgaz memperhatikan dari jauh, mulai menebak-nebak siapa gadis itu. Bukankah itu adik kelas nya? Yang tidak tau terimakasih. Idgaz mengikuti gadis itu dari belakang dengan terang-terangan. Tapi gadis itu tidak menyadarinya.

Terlihat jika gadis itu sedikit berpikir untuk membeli sesuatu. Jemarinya mulai mengambil makanan manis. Dia berjalan menuju kearah coklat dan mengambil beberapa pack coklat.

Gila, maniak coklat

Idgaz mulai merasa kesal dengan ketidak anggapan dirinya oleh gadis pucat itu. Dengan sengaja idgaz mengambil salah satu coklat.

" eh,, ketemu lagi"

Mata gadis itu membulat, dengan tergesa-gesa mengambil coklat dan menuju kekasir.

***

Sial!

Kesialan yang novi dapatkan sekarang, bertambah. Laki-laki itu terus mengikutinya.

Novi mulai kesal lantaran kasirnya sangat lama untuk mengitung belanjaanya.

Novi mengeluarkan uangnya, berniat membayar.

"Gabungin ama ini mbak, kembaliannya ambil aja." Idgaz mengeluarkan beberapa uang berwarna merah dan mengambil kantong kresek milik novi.

Idgaz berjalan mendahului gadis pucat itu menuju motornya. Novi dengan kesal mengikuti langkah kaki seniornya menuju kendaraannya.

"Belanjaan gue," mata Novi tak terima melihat tampang tak bersalah dari seniornya. Novi mencoba menggapai kresek putih berisi harta karun yang harus didapatkannya dengan berjalan kaki. Oh ayolah itu sangat melelahkan.

Idgaz sedikit melirik. "kalo gue kasih dapat apa?" Novi menatap jengah, jarinya dengan kuku yang belum di potong sangat pas digunakan untuk mencakar laki-laki ini.

"gue harus cepet pulang, balikin belanjaan gue," tangan Novi mencoba lagi menggapai belanjaannya. Tapi segera idgaz mengangkat tinggi-tinggi.

"Ohhh, mau minta antar nih?" idgaz memiringkan kepalanya, tersenyum menggoda.

"Lu tau maksud gue, balikin belanjaan gue" novi mulai tidak sabaran.

"Yaudah naik, ntr gue antar lu sampe rumah," Novi mendelik, matanya menajam. Dia ingin pulang cepet bukan mau minta antar. "Naik ato gue bawa pulang belanjaan lu." Idgaz terkekeh, melihat adik kelasnya menatap dengan kesal tapi menuruti permintaanya.

Novi menaik kendaraan kakak kelasnya, beruntung atau tidak. Yang novi pikirkan sekarang dia tidak perlu lagi jalan kaki menuju rumahnya dan uang sakunya aman. OH INDAHNYA DUNIA!

Novi mulai mengambil ponselnya, membuka aplikasi dari WA, Instagram dan terakhir ke line. Gadis berjaket tebal itu melihat obrolan random di grup maupun square.

Kendaraan itu mulai di jalankan oleh idgaz, dia melihat kebelakang melalui spion motornya. Gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya. Dan sedikit tersenyum.

" Nama lu siapa?"

" Minion," jawab novi tanpa sadar. "lu pikir film?" idgaz terkekeh.

Novi tak menghiraukan perkataan maupun pertanyaan dari idgaz lagi, dia tetap memandang kearah layar ponselnya.

Novi tersadar, kendaraan yang dia naiki sekarang sudah berhenti. Novi turun dari motor, dan mulai menggapai belanjaannya.

"gue rasa tukang ojek akan dilakukan lebih baik dari gue," novi memiringkan kepalanya "lu mau jadi tukang ojek? Gue kira gratis"

Idgaz tergelak, fokusnya teralih. Belanjaan yang dia pegang sekarang diambil oleh novi dan gadis itu berlari masuk kerumahnya.

Idgaz sedikit terbengong. Dua kali dia dikibulin seperti ini dengan orang yang sama. Idgaz menggelengkan kepala, mulai menghidupkan motornya berniat meninggalkan tempat ini.

Niatnya terhenti. Ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Idgaz melihat ke arah suara itu.

Cewek itu sudah melepas jaketnya. Tertinggal hanya kaos kebesaran.

"thanks" tangan cewek itu menarik tangan Idgaz, dan memberikan plester. Idgaz memiringkan kepalanya. "lu jelek ama luka di muka"

Cewek itu masuk kerumah, Idgaz lagi-lagi terbengong. Pikiranya berputar. Manis!

Tak lama laki-laki itu tersadar.

"mampus, pampers adek."

__________

pagi kan? nepatin janji ini

NOMOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang