Detectif Horrison memandang layar komputer di hadapannya sambil memasang sikap tenang. Dia dan anak buahnya sudah berada di dalam Van sejak iring-iringan orang yang mengantarkan Julia River datang ke pemakaman, dia sudah duduk di sana lebih dari lima puluh menit. Kopi dalam cup plastik yang dibawanya dari sturbuck—saat tadi menuju ke pemakaman—sudah dingin dan hanya tersisa sedikit. Dia berharap menemukan orang yang bisa dicurigai, atau tidak ada yang tahu jika Neil Vartanian; meminta seseorang untuk mengancam anggota keluarga Lewandowski yang lain.
Saat ini udara di luar sangat dingin meskipun ada matahari yang bersinar. Tumpukkan salju yang ada di pinggiran jalan masih terlihat, untuk beberapa waktu, hal yang dilihatnya sama saja. Pendeta mengucapkan do'a untuk mengiringi pemakaman Julia, mantan suami wanita itu terlihat sangat terpukul. Sekalipun pria itu tidak menangis, tapi berkali-kali mereka ia dan anak buahnya mendapati tangan pria itu mengepal, pihak kepolisian sudah membaca riwayat hidup wanita malang itu. Dan Horrison sangat yakin jika Curt Lewandowski saat ini merasa sangat menyesal dan kehilangan.
Julia River meminta cerai pada Curt dengan alasan yang cukup mencengangkan, wanita itu mengaku tidak pernah mendapat perlakuan layaknya seorang istri, Mr. Lewandowski yang sekarang kaya raya; ternyata tidak pernah memberikan perhatian pada istrinya. Sementara itu anak pertama dalam keluarga tersebut terlihat berusaha menguatkan adiknya, Monica Lewandowski masih tampak terguncang, emosi wanita itu belum stabil, bahkan sepanjang acara pemakaman berlangsung, dia beberapa kali menangis di pelukan kakaknya.
"Coba geser kesana!" Detective Horrison meminta anak buahnya untuk menggeser layar, saat ini orang-orang sedang mengucapkan bela sungkawa. Dapat dipastikan sebentar lagi kerumunan itu akan membubarkan diri dengan teratur, "Tahan," dia meminta gambar diarahkan pada Monica yang sedang dibawa menjauh oleh seorang pria. "Sial! Bajingan!" Dia mengumpat saat percakapan Monica dan pria tersebut tidak dapat tertangkap penyadap.
"Sir, sepertinya mereka merusak sinyalnya," Deputi yang bertugas sebagai ahli teknisi, memberikan penjelasan. Mereka hanya bisa mendengar suara berdengung yang tidak jelas. Sekalipun layar di hadapan mereka menampikan gambar Monica dan pria tersebut, tapi semuanya percuma karena mereka tidak melihat ada yang mencurigakan dengan dua orang tersebut. Well, sebenarnya Detectif Horrison mengernyitkan dahi, saat melihat pria yang ada di hadapan Monica membatu.
Ketika pria itu mengantarkan Monica kembali ke dekat Tommy, alat penyadap mereka kembali berfungsi dengan baik. "Sir, apa kita perlu mengejarnya?" Tanya salah satu anak buahnya, namun Detektif Horrison hanya menggeleng sambil membuang cup bekas kopi miliknya ke tempat sampah.
"Biarkan saja, orang seperti mereka bisa datang dan pergi tanpa diketahui," lalu dia keluar dari Van dengan wajah mengeras, posturnya yang tinggi tegap terlihat mencolok, dia mengenakan jaket kulit warna hitam, bulu-bulu halus di sekitar wajahnya sudah berhari-hari tidak dipotong. Di usianya yang mendekati awal empat puluh, Detektif yang menangani kasus Julia River itu terlihat lebih muda dari seharusnya. Dengan rahang kokoh, hidung mancung, serta mata hijau keabu-abuan yang memiliki pandangan menusuk.
Ada sesuatu yang menggelitik pikirannya, saat dia mengetahui siapa tersangka utama dalam kasus pembunuhan ini. Dia harus berpikir keras agar bisa menangkap Neil Vartanian, database yang tidak dapat diakses oleh pihak kepolisian sudah menjelaskan semuanya. Pihak kepolisian pusat juga telah mengajukan permintaan pada FBI agar dapat mengakses berkas mereka. Tapi sepertinya pria itu memang bukan prajurit biasa, pihaknya tidak diberikan ijin, dan dia harus lebih berhati-hati karena tidak tahu orang seperti apa anggota FBI nonaktif itu, dan bisa saja Neil Vartanian memang sangat berbahaya.
"Sial! Ini pasti rumit," gumamnya sambil membuka pintu mobil. Lalu dia keluar dari area pemakaman untuk kembali ke kantor.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender To Believe #4
Action"Ini bukan tentang siapa dan apa yang mereka katakan, tapi ini tentang apa dan siapa yang kau percayai." - Surrender To Believe - *** Monica mengalami hidup yang sulit bersama keluarganya, ditambah kisah cinta yang tidak berjalan baik hingga membuat...