9. Tak ada kesedihan dimatanya

20 5 0
                                    

Pagi ini Joran terbangun dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Biasanya kalau dia bangun pagi, hanya wajah murung yang akan kau dapati. Tapi kali ini beda, momen-momen kemarin yang dia jalani sepanjang hari menjadi alasan utama dari senyum lebar yang mengembang dipipi itu.

Tadi malam adalah tidur paling nyenyak yang pernah dia rasakan. Sapuan dikepala dan senandung lagu pengantar tidur berhasil membawanya pada mimpi paling indah yang pernah terjadi.

Sungguh dia sangat berterima kasih pada semesta, yang mau mewujudkan harapan-harapan sederhana yang mengendap dihati. Pagi ini akan dia awali dengan bahagia. Dia mungkin akan membuatkan sarapan untuk sang mama, karena telah menemaninya kemarin sepanjang hari.

Joran segera bergegas ke dapur untuk membuatkan sarapan pada sang mama. Sebelum itu dia mencuci mukanya dahulu, agar tampak lebih segar dan tidak terkantuk-kantuk ketika memasak nanti.

Dia memeriksa bahan-bahan makanan apa saja yang dapat dia olah menjadi makanan. Hanya ada sosis sisa kemarin, dan beberapa bumbu dapur, seperti bawang merah, bawang putih dan cabai. Mungkin pagi ini dia hanya bisa memasak nasi goreng, bahan-bahan makanan sudah habis. Mungkin Bi Sindi-pembantu sekarang-belum berbelanja ke pasar.

Pada akhirnya Joran memutuskan memasak nasi goreng untuk sarapan mereka pagi ini, menggantikan nasi goreng kemarin yang gagal mereka cicipi karena rasanya yang aneh. Dia sibuk berkutat dengan bumbu dapur dan kompor, sesekali menyunggingkan senyum ketika membayangkan ekspresi sang mama nanti ketika dia membuatkan sarapan untuknya.

"aduh, non. Ngapain toh?" suara Bi Sindi mengagetkan Joran yang sedang fokus dengan masakannya.

"masak, bi."

"biar bibi aja yang masak, non Ara duduk aja. Ini kan tugasnya bibi."

Joran menyunggingkan senyum. "nggak usah, bi. Ara aja."

Bi sindi melongo melihat Joran menyunggingkan senyum sepagi ini dihadapannya. Selama dia bekerja disini selepaa Bi Ima meninggal, baru kali ini dia melihat anak gadis dirumah itu tersenyum ceria pagi-pagi. Biasanya wajah Joran kelihatan muram, tanpa raut bahagia sama sekali.

"bibi kenapa?"

Bi sindi menggeleng. "non Ara lagi bahagia yah?"

Ara hanya menanggapinya dengan senyuman. "bibi boleh bantu Ara buat susu nggak?"

"iya, iya non. Bibi buatin, yah."

Joran kembali sibuk dengan bahan-bahan makanan didepannya. Sesekali menyingkirkan keringat yang mengalir didahinya. Senyum itu sama sekali tak hilang dari wajahnya, dia benar-benar tak sabar dengan reaksi sang mama setelah ini.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk membuatkan sarapan pada sang mama, akhirnya nasi goreng yang Joran masak siap juga. Segelas susu putih hangat dan sepiring nasi goreng sudah siap dimeja, sekarang tinggal menunggu mama bangun dan melihat reaksinya ketika mencicipi masakan buatan Joran.

Sambil menunggu sang mama, yang kayaknya belum bangun. Joran memutuskan untuk mandi dan membersihkan dirinya yang sekarang sudah sangat gerah akibat berkutat didapur demi membuat sarapan untuk sang mama.

Setelah Joran selesai mandi, dia kembali turun ke dapur. Tapi sang mama belum juga ada disana, padahal sudah jam sepuluh pagi, dan sang mama belum bangun sama sekali.

Definisi PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang