Celah

4.5K 630 166
                                    


Held Hostage
© Shinkyu
.
.
Kaisoo fanfiction

Sekarang jam berapa, hari ini hari apa dan seperti apa matahari diluar sana? Kyungsoo sudah tak ingat lagi. Harapan untuk sekedar menghirup udara bebas sudah tak ada.

Hidup Kyungsoo bagaikan telah mati, kebebasannya terengut paksa dan dia tak bisa berbuat apa-apa. Melawan pun percuma rasanya. Suaminya atau bisa disebut suami palsunya Kai memiliki bobot tubuh dua kali lipat dari Kyungsoo.

Jemarinya yang kotor dan gemetaran terangkat. Mungkin Kai bisa dengan mudah meremukan tangannya ini. Lagi pula diluar sana Kai memiliki puluhan anak buah yang memantau kediaman ini. Belum lagi Ravi, tangan kanan Kai itu tampaknya pandai dalam bela diri.

Bagaimana dia dapat lolos? Jika secuil saja kesempatan tak ada lagi.

Selintas cahaya menarik perhatian Kyungsoo. Gadis itu menyapu pandangan mencari asal mula cahaya. Matanya menyipit begitu menyadari ada sesuatu berbentuk kecil yang bercahaya terkena pantulan lampu di pojok ruangan. Apakah itu cctv?

Kyungsoo memeluk erat lututnya lemas. Jadi dia pun diawasi? Selesai sudah, tak mungkin dia akan bebas dari tempat ini.

"Ibu—uhuhu A—ayah.." butiran air mata berlomba turun menuruni pipi. Untaian doa terus Kyungsoo panjatkan walau harapan mungkin tak tersisa lagi.

Punggugnya menyender lemas pada kardus dibelakangnya. Walaupun Kyungsoo telah berbuat baik, tidak berteriak, tidak membantah, tidak membuang makanan dan akan menyambut Kai dengan suka cita jika lelaki itu datang. Kai tetap tak mengeluarkannya dari sini.

Kyungsoo mengambil kardus dibelakangnya. Dipandangi kardus itu kemudian ide gila terlintas. Dia melirik kesembarang arah mencari alat atau sesuatu untuk menulis. Serpihan kecil arang di pojok ruangan menarik perhatian. Entah apa yang telah Kai bakar diruangan ini.

Susah payah Kyungsoo menyeret tubuhnya sendiri mendekati arang itu bersama kardus dipangkuannya. Dia mengambil arang kecil itu lalu menorehkannya di atas kardusnya. 

Aku haus, tolong berikan lebih banyak air.

Dia angkat tinggi-tinggi kardus dengan tulisan itu diatas kepalanya. Memastikan agar cctv dapat menangkap tulisannya. Dengan wajah kembali berurai air mata, Kyungsoo menulis lagi.

Suamiku, dibawah sini gelap. Aku takut.

Tangannya yang begetar hanya bisa mengangkat kardus berisi tulisan itu beberapa detik saja. Cengkraman kesedihan dalam dada terlalu menyesakan Kyungsoo hingga dia meraung hebat dan mencoba memeluk dirinya sendiri.

Suara langkah kaki terburu-buru menuruni tangga. Tubuh bergetar Kyungsoo terangkat dari lantai yang kotor, masuk dan ditenggelamkan dalam sebuah pelukan hangat.

"Ssttt sayangku." suara baritone Kai mencoba menenangkannya. Lelaki itu seperti tak menyadari alasan yang membuat Kyungsoo menangis hebat seperti ini adalah dirinya sendiri.

"Semua akan baik-baik saja, aku disini. Jangan khawatir" jemari Kai menyisir surai kusut wanitanya.

Air mata Kyungsoo terus mengalir membasahi pipinya yang mulai tirus. Dia mengambil tangan Kai dirambutnya. Menempatkan tangan itu di leher mungilnya.

"Tolong, bunuh saja aku." pinta Kyungsoo putus asa.

Tanpa menjawab Kai mencium bibir hati itu mencegahnya untuk tak melontarkan perkataan yang dibencinya. "Kau benar hidup dan matimu ada ditanganku" balas Kai senang. "Tapi aku tak akan melakukan itu, aku tak akan membunuhmu karena hidupmu adalah hidupku juga." ia menyatukan kening mereka lembut.

Held HostageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang