Held Hostage

Happy Birthday Kyungsoo

"Insoo-ya"

Kelopak mata kecil yang tadinya tertutup itu kini terbuka, menampilkan sepasang cermin kembar bulat mirip ibunya. Dia melepaskan dekapan pada tubuh sang Ibu. Sejak kecil Insoo jika tidur harus selalu menempel pada Kyungsoo sampai sekarang—dimana dia bahkan sudah memiliki adik yang baru berumur delapan bulan, Kim Taeoh.

"Papa" gumam Insoo sambil mengucek matanya lalu menguap. Di samping tempat tidur Kai berjongkok mencurigakan mengisyaratkannya untuk tak mengeluarkan suara yang dapat menganggu Kyungsoo.

Kyungsoo baru saja tidur karena Taeoh yang rewel. Bungsu keluarga kecil mereka itu kini sedang sedikit demam karena tumbuhnya gigi baru. Dokter mereka Junmyeon mengatakan bukan hal yang membahayakan bagi Taeoh padahal Kai akan melarikan anak lelakinya itu ke rumah sakit di luar negeri.

"Sini sayang" bisik Kai menuntun Insoo turun dari ranjang.

Gerakan kecil Kyungsoo membuat tubuh anak dan ayah itu membeku untuk beberapa saat namun setelah menunggu tak ada tanda-tanda Kyungsoo akan bangun mereka melanjutkan rencana menuju dapur.

Sebelum itu Kai lebih dulu mengambil Taeoh yang tengah tertidur di sisi Kyungsoo. Jika Insoo 90% mirip dengan Kyungsoo maka Taeoh adalah cerminan dirinya. Kyungsoo berkata bahwa mereka seperti di Copy + Paste saja. Bukan hanya paras yang mirip, kebiasaannya juga. Bahkan saat terguncang karena langkahnya yang terburu-buru Taeoh tidak terusik sedikit pun dari tidurnya, dia tukang tidur sejati sama sepertinya. Kai sangat bangga.

"Papa, Insoo takut" rintih anak perempuan itu, mencengkram celana piayama Kai. Satu-satunya pakaian yang Kai kenakan. Lelaki itu sejak dulu tak pernah tidur mengenakan baju kecuali keadaan tertentu seperti saat musim dingin atau kala dia sedang flu namun jarang sekali Kai sakit mungkin hanya setahun sekali. Imunnya sangat kuat, kata Kyungsoo mungkin di kehidupan sebelumnya suaminya itu adalah seorang Alpha di kawanan serigala. Padahal sejak kecil Kai terbiasa disiksa jadi mungkin tubuhnya hanya menyesuaikan diri dengan kuat dan selalu bertahan di apapun kondisi.

Kediaman Kim di Seoul yang mereka tempati sejak menikah kini gelap dan sunyi. Tentu saja Insoo tak nyaman akan keadaan ini. Kai mengulurkan tangan besarnya yang bebas, agar bisa Insoo genggam.

"Ada papa sayang" katanya menenagkan. Dia membawa kedua anak mereka itu ke meja makan dimana di atasnya sudah di tersedia banyak sekali kudapan manis untuk Insoo dan sebuah cake sederhana dengan gambar beruang ♡ pinguin kecil.

Alis Insoo berkerut akan gambar yang jelek itu. Pasti papa-nya yang membuat.

"Sekarang ulang tahun, mama" Kai memulai intruksi sambil sesekali menepuk pantat Taeoh di gendongannya agar anak itu tak terusik. "Kita akan memberikan mama kejutan oke?"

Insoo mengangguk bersemangat dengan kedua tangan terangkat. "Horee! Yippi!" dia selalu senang jika ada yang ulang tahun, akan ada banyak kue dan balon. Insoo suka sekali balon dan suka mama, papa juga ditambah dengan Taeoh tentunya.

"Ssttt!" Kai menekuk alis memperingatkan Insoo dengan meletakan telunjuk di depan mulut. Dia memakaikan Insoo topi ulang tahun yang terbentuk seperti mahkota kecil lalu Kai mengenakan topi dengan mahkota besar bak seorang raja pada kepalanya sendiri dan kemudian dia mengambil topi pangeran untuk Taeoh namun dikarenakan rambut Taeoh yang botak dan tipis topi itu selalu melorot. Akhirnya Kai menyerah dan membiarkan kepala Taeoh licin tanpa hiasan.

Kai mula menyalakan lilin dan Ravi yang tadinya diam di pojok dapur berisiatif membantu menyalakan lilin lainnya di seluruh ruangan lantai dua kediaman Kim. Para pelayan pun membantu agar semua lilin dinyalakan dengan cepat.

Ravi dan semua pelayan mengenakan topi dengan style mahkota bunga. Sebelumnya Insoo yang memilihkan katanya mereka seperti bidadari yang selalu membantu Insoo kapan pun Insoo butuh. Ravi ingin sekali menolak tentu saja, dia lelaki manly. Masa disamakan dengan bidadari tapi Kai yang melotot dibelakang tubuh Insoo membuat nyalinya hilang dalam sekejap.