Miracles in December [END]

10.1K 775 281
                                    

Held Hostege
final

©Shinkyu

Kaisoo Fanfiction
.
.

Harapan Kyungsoo padam bersamaan dengan kenyataan yang orangtuanya utarakan. Tak mampu lagi rasanya hanya untuk sekedar mengangkat kepala dan menghadapi masa depan dia membiarkan kesedihan mengelilingi, membaringkan tubuh terguncangnya kembali ke atas ranjangnya. Tatapan matanya kosong seolah tak ada nyawa sementara jemarinya terus mengais bantal yang biasa Kai jadikan tumpuan tidur.

"Bu" aliran bening itu mengalir, terjatuh pada bantal Kai disisinya.

Ibunya mendekati sambil menutup mulutnya, tak tega melihat anak semata wayangnya hancur karenanya.

"Harus kah aku..." nafas Kyungsoo tertahan di kerongkongan dan tangisan Kyungsoo tak terbendung lagi. "...ikut mati juga?"

Tubuhnya ditarik kedalam pelukan erat. Kyungsoo meronta berteriak tak menyangka bercampur dengan nyeri tak terkira, tak bisa tertahankan lagi. Kyungsoo menangis, meratapi cintanya yang harus berakhir seperti ini.

Didalam sana anaknya menendang seakan ikut merasakan kesedihan yang ia rasakan. Kyungsoo yang masih cegukan segera membungkuk, memeluk perutnya sendiri mencoba melindungi dari segala sesuatu yang mungkin akan menyakiti anaknya. Dia memang sakit namun takkan membiarkan anaknya merasakannya juga.

"Tidak apa-apa nak, mama yang akan menjagamu sekarang." bisiknya dengan wajah yang basah. Walau dilanda duka, fikiran rasional Kyungsoo tetap berjalan bahwa kini hidupnya tak sendiri lagi. Ia tak boleh egois karena kini ada anak buah cinta mereka, satu-satunya peninggalan Kai yang tersisa.

"Mama baik-baik saja, tenang lah." pintanya karena sang anak tak berhenti menendang. Anaknya pasti menyadari bahwa dia berbohong.

***

"Kyungsoo makanlah."

Pintu kamarnya terbuka, ayahnya masuk membawa nampan berisi makanan. Pria itu lantas menghela nafas berat begitu mendapati makanan Kyungsoo sebelumnya tak tersentuh sama sekali.

Matanya berkelana memperhatikan sekeliling kamar putrinya yang kini terasa begitu gelap, dingin dan hampa. Bagaikan keceriaan telah terengut paksa bersama dengan meninggalnya pria yang dicintai.

Kanvas berantakan tersebar diatas lantai, cat lukisan pun ikut tercecer mengotori sekitar ruangan. Tuan Do memperhatikan satu persatu lukisan yang putrinya buat, semuanya sama, dengan objek yang serupa;

Kai.

Dengan berbagai angle. Dari yang tersenyum, tertawa, tertidur hingga sedang mengelus pipi seorang wanita yang ia pastikan merupakan putrinya sendiri.

"Sampai kapan kamu seperti ini?" tanyanya. Mengambil salah satu lukisan Kai yang tengah tersenyum. Dia berusaha mengores cat lukisan itu dengan kukunya, menghancurkan senyuman Kai yang seakan meledeknya.

Di atas kasur, dalam selimut tebalnya Kyungsoo pura-pura menutup mata. Pipinya selalu basah oleh air mata. Kesedihan tak kunjung hilang walau kini sudah dua minggu berita mengerikan itu dikemukakan. Kyungsoo sudah mencoba menepisnya, setiap Kyungsoo makan, tidur atau mencoba tertawa bayangan Kai selalu ada menyesakan hingga dia mati rasa.

Bukannya tak mencoba untuk melanjutkan hidup, Kyungsoo sudah berusaha bahagia namun, tetap kebahagiaan Kyungsoo tak lengkap jika tak bersama lelaki yang ia cintai. Ayah dari anak dalam kandungannya sendiri.

"Nak" panggil ayahnya lagi, kini beliau duduk diatas kasurnya, mengelus surai panjangnya yang terurai berantakan. "Jangan begini kau membuat ayah dan ibu sedih, Ingat anakmu juga."

Held HostageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang