arc II: VIII. pick up friends

1.1K 218 12
                                    

"Yang mana sih anaknya?"

Taeyong melihat ke handphonenya, melihat foto yang dikirimkan oleh Seulgi. Saat ini, mereka bertiga sudah di bandara Incheon untuk menemui boss east vision, "Eum, jadi, dia pirang,"

"Anak jaman sekarang yang pirang banyak!" Doyoung menyahut sambil memicingkan matanya, "Itu kah? Yang bawa bocah di belakangnya?"

Jaehyun dan Taeyong melihat ke arah yang ditunjuk oleh Doyoung, dan mata mereka menangkap seseorang berambut pirang yang disisir ke belakang, berkacamata hitam (kuning??) dengan sebuah koper besar dan dua anak yang terlihat masih SMA di belakangnya.

Taeyong mengangguk, "Kayaknya iya. Coba aja panggil,"

"WOOOOI," Doyoung berteriak keras, sampai membuat kedua temannya kaget, "DONG SICHENG YAA?"

Jaehyun melototi anak di sebelahnya itu, "Bukan gitu juga!"

Orang yang dimaksud Doyoung benar menengok, dan tampaknya ia juga tau kalau mereka adalah orang yang perlu ia temui. Ia menghampiri mereka, dengan koper besarnya dan membuka kacamata hitamnya.

"Halo, makasih udah teriak jadi gua nggak usah susah-susah nyari," ia tersenyum di depan mereka, "Gua Dong Sicheng, boss east vision. Ini anak faksi gua, Hwang Renjun sama Zhong Chenle. Salam kenal,"

Mereka bertiga pun mengangguk, dengan Taeyong memimpin, "Salam kenal. Gua Taeyong, boss Seventh Sense. Ini Jaehyun, boss White Cherry sama Doyoung, boss Andromeda Eyes,"

Sicheng balas mengangguk, "Jadi ini gua ikut kalian dulu kan?"

"Iya," Taeyong membenarkan omongannya, "Kita mau ketemu semua boss dulu, baru ke rumah sakit liat anak Limitless terakhir,"

"Oke," Sicheng berbalik ke kedua anak yang sedari tadi kebingungan dan menunggu boss mereka, "Renjun, Chenle, kalian duluan gih ke hotel. Gua kerja dulu,"

"Lho??" anak yang tadi dipanggil Chenle tiba-tiba menyahut, "Katanya mau jalan-jalan??"

"Anjay percaya aja lagi. Yakali ditengah-tengah kesibukan gua bisa jalan-jalan," Sicheng menghela nafas, "Renjun, tolong ya, bawain koper kokoh juga,"

"Iya, koh," yang dipanggil Renjun mengangguk, "Le, ayo cari supirnya!"

Chenle menatap Sicheng kecewa, tapi akhirnya ia tetap ikut dengan temannya yang sudah menarik untuk pergi. Sicheng menatap mereka menjauh, dan berbalik kepada para boss yang sudah menunggu.

"Kuy?"

Taeyong yang sedari tadi terdiam menonton acara drama faksi east vision terbuyar, dan mengangguk cepat, "Iya, kuy!"














"Kenapa ga nelpon suruh dateng aja sih? Males banget kita yang nyamperin,"

"Hush!" Taeyong menaruh telunjuknya di bibir, "Nggak boleh gitu, young. Roaring Lion emang harus didatengin langsung tradisinya. Pak Donghae nggak akan jawab telepon,"

Doyoung mengerlingkan matanya, selagi menunggu bersama yang lain untuk ketukan Taeyong dibuka. Tak lama kemudian, pintu yang megah itu terbuka sedikit, dan ada seorang anak perempuan yang muncul dari baliknya.

"Halo?" dia tersenyum kecil, "Cari siapa ya?"

"Halo," Taeyong tersenyum kembali kepadanya, "Pak Donghae ada? Saya boss Seventh Sense, sama boss-boss lainnya, mau ketemu ada keperluan,"

"Oh," anak perempuan itu terdiam, tampak berpikir, "Pak Donghaenya lagi sakit. Sama anaknya aja mau?"

Taeyong melihat ke arah boss-boss yang lain. Jaehyun mengangkat bahunya, Doyoung mengeleng, dan wajah Sicheng tampak mengatakan 'terserah'. Ia pun kembali kepada anak perempuan itu, "Wakilnya aja ada?"

Anak perempuan itu cuma menatap Taeyong dan mengedip.

"Roaring Lion nggak pake wakil, mas,"

"Oh!" Taeyong malu, lupa dengan fakta cukup unik faksi yang sangat royal ini, "Iya, maaf, lupa. Yaudah anaknya aja gapapa,"

"Yaudah, masuk dulu mas. Kupanggilin,"

Mereka berempat memasuki rumah yang cukup megah itu. Tentu, karena entah mengapa kekayaan keluarga pemimpin faksi Roaring Lion ini sangat berlimpah dan tak habis-habis—sepertinya karena dulunya Roaring Lion sendiri sebelumnya adalah sebuah kerajaan beranggotakan manusia-manusia berkemampuan, sampai akhirnya beradaptasi dengan kehidupan modern dan berubah menjadi faksi resmi.

Tak lama mereka dipersilahkan masuk dan duduk di dalam ruang tamu rumah tersebut, seorang anak laki-laki yang cukup muda memasuki ruangan, dan menunduk sedikit kepada mereka.

"Halo, saya Lee Minhyung," ia duduk di sofa depan mereka berempat, "Anaknya Lee Donghae. Bisa panggil Mark aja. Tapi kesehatan papa lagi nggak baik akhir-akhir ini, jadi kebanyakan urusan dialihkan ke saya,"

Keempat boss itu mengangguk, sedikit kecewa dengan apa yang mereka ekspektasikan untuk bertemu. Pasalnya, pak Donghae dirumorkan sebagai orang yang berpenampilan dan beraura mewah. Taeyong sendiri baru pernah bertemu pak Donghae sekali, oleh karena itu disambut dengan anak yang tampak seperti mahasiswa yang baru masuk kuliah dua minggu menjadi mengecewakan.

"Saya Taeyong dari Seventh Sense, dan yang lain ini adalah para boss dari White Cherry, Andromeda Eyes, dan East Vision," Taeyong menyiapkan senyuman bisnis terbaiknya, "Kami datang untuk menyampaikan tugas dari pemerintahan,"

"Masalah Limitless ya?" Taeyong mengangguk saat mendengar Mark berbicara, "Udah denger. Kok repot-repot harus kesini. Kenapa nggak telpon aja biar langsung?"

Mereka berempat hanya bisa mengedipkan mata.

"Mark...," Jaehyun berkata pelan, sedikit hati-hati dalam apa yang akan ia bicarakan, " Faksi lo sendiri yang maunya disamperin dulu,"

"Ooh." Mark manggut-manggut mendengar jawaban Jaehyun, lupa akan aturan-aturan faksinya sendiri, "Iya, ya. Lupa. Sori, kebiasaan kerajaan suka gitu agak nggak guna,"

Para boss yang lain bingung karena mereka sudah mencoba untuk hati-hati dan menjaga kesopanan, bahwa Roaring Lion adalah salah satu faksi tertua di antara semua faksi. Ternyata, itu semua tidak berguna.

"Jadi rencana kalian mau ngapain?"

"Kita mau ngumpul sebagai para boss, dan rencananya kita mau ketemu sama boss Blue Diamond, karena mereka sering kerja sama sama Limitless," Taeyong menjelaskan panjang lebar, "Dari sana, baru kita ke rumah sakit buat cari lebih banyak bukti. Karena saat ini kita semua bener-bener nggak tau siapa pelakunya,"

Mark mengangguk-ngangguk mendengar jawaban Taeyong, ia terdiam sebentar sambil berpikir. Tak lama kemudia, mulutnya kembali terbuka.

"Mina!"

Anak perempuan yang tadi membukakan pintu untuk para boss muncul dari pintu ruang tamu, "Ya, Mark?"

"Bilangin ayah ya, gua partisipasi sama boss buat gantiin papa sementara," Mark berbalik sedikit dari sofanya, "Kayaknya memang gua harus ikut mereka dulu, ntar gua usahain pulang sebelum jam 10,"

Mata Mina terbelalak, "Serius?"

Mark mengangguk, sementara Mina tersenyum lebar.

"Gila! Ayah pasti seneng dengernya. Yaudah, gih Mark! Ntar bilang aja kalo mau pulang kusuruh mas Shindong jemput nanti!"

Mark kembali mengangguk dan Mina pun meninggalkan ruangan. Anak yang jauh lebih muda dari mereka itu akhirnya berbalik, "Ayo?"

"Baiklah, ayo," Taeyong berdiri dari tempat nya dan berjalan keluar, "Makasih udah mau gantiin bapakmu, Mark,"

"Daripada nggak ada yang ngerjain,"

"Btw," Sicheng tiba-tiba menimbrung di percakapan mereka, "Lo masih punya jam malem???"

"Emang kenapa??? Gua—Saya baru 20!"









_____
adakah yang sama kayak aku kalo nonton video makeup pengen makeupan tapi pas harus makeupan males.

boss :: nct uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang