arc II: IX. a meeting

1.2K 219 16
                                    

"Siapa?!"

Taeyong sedikit kaget, saat mengetuk sebuah pintu di rumah yang kecil, jauh dari kota. Dan ternyata pintu tersebut mempunyai sekat hanya untuk bagian mata dari sepemilik rumah, dan sekat itu terbuka saat Taeyong mengetuk pintunya. Lelaki bersurai merah itu karena kaget, bingung harus menjawab apa kepada sepasang mata yang melototinya.

"Uhh, itu, kami—,"

"Sinbi jangan galak-galak! Itu para boss faksi lain!" Terdengar suara lain dari balik pintu itu, "Bilangin suruh masuk aja, aku cuci muka dulu!"

"Oh, okay," sekat itu tiba-tiba tertutup, dan pintu pun terbuka, menunjukkan anak perempuan yang tingginya tak lebih dari batang hidung Taeyong, "Katanya suruh masuk, aja. Jungwoo lagi mau cuci muka dulu,"

Doyoung melangkah masuk, "Iya kita denger kok, mbak."

Sinbi menatap Doyoung sebal, tapi ia tak dapat berbuat apa-apa karena mereka adalah tamu.

"Boleh duduk aja dulu,"

Mereka duduk di sebuah ruang tamu kecil—sesungguhnya tempat yang disebut-sebut  markas Blue Diamond ini lebih pantas disebut sebagai rumah kontrakan. Karena kecil, meski dua lantai. Interiornya pun tak terlihat seperti markas--benar benar seperti rumah biasa.

"Mau teh?"

Mark menyahut, "Ada susu cokelat aja nggak?"

"Nggak ada. Teh atau airputih,"

"Yaudah kalo gitu jangan nawarin...,"

"Kan nawarinnya tadi mau teh atau enggak?"

"Sinbi, udah, tolong bawain aja tehnya," seorang laki-laki yang tampaknya umurnya tak jauh dari Mark muncul, "Maaf lama. Gak nyangka mau ada tamu,"

Mereka berlima menatap lelaki tersebut. Rambut yang tampak baru disisir, wajah yang dicuci tanpa dilap kering, dan piyama yang tertutupi jaket faksi.

Jelas orang di depan mereka ini baru bangun.

"Aku Jungwoo, boss faksi Blue Diamond," ia memberikan senyum kecil, selagi Sinbi meletakan beberapa cangkir teh di meja, "Ini pasti mau bahas Limitless ya?"

Taeyong mengangguk, "Iya. Karena pemerintah minta semua boss yang tanganin ini dan faksimu satu-satunya yang sering kerja sama Limitless,"

Jungwoo mengangguk, "Baiklah. Kudengarkan,"

"Tapi sebelumnya, karena akhirnya kita para boss udah ketemu gua rasa kita harus perkenalan diri lagi masing-masing nggak sih?" Doyoung tiba-tiba menyahut, tangannya terangkat untuk menginterupsi pembicaraan, "Karena ya, buat beberapa dari kita ini pertama kalinya kita ketemu satu sama lain kan?"

Yang lain mengangguk membenarkan perkataan Doyoung.

Sicheng menunjuk Taeyong, "Mulai dari bapak leader dong!"

Jaehyun mengeleng, "Jangan, mending justru dia terakhirnya. Biar surprise,"

Doyoung mengerlingkan matanya, "Surprise apaan semua orang juga tau dia kali!"

"Ya makanya justru!" Jaehyun memantapkan, dan berdiri, "Dah gua duluan aja. Gua Jung Jaehyun, boss faksi White Cherry. Kemampuan gua menghalusinasi pandangan orang dan invisibility*,"

Sicheng yang duduk di samping Jaehyun melanjutkan dengan cepat, "Dong Sicheng, boss faksi East Vision, faksi cabang dari faksi Vision Republic di Cina. Kemampuan gua manipulasi cahaya dan bayangan,"

"Kim Doyoung, boss Andromeda Eyes. Manipulasi listrik dan technopath**,"

Mark yang terkagum-kagum mendengar kemampuan boss-boss lain, terkaget saat sudah tiba gilirannya memperkenalkan diri, "Oh, gu--saya ya sekarang?? Saya Lee Minhyung, biasa di panggil Mark. Sebenarnya saya bukan boss, tapi bossnya Roaring Lion lagi sakit, jadi saya yang menggantikan. Kemampuan saya clairaudience*** dan manipulasi suara,"

"Aku Kim Jungwoo, boss Blue Diamond. Kemampuanku teleportasi dan telekinesis. Salam kenal,"

"Dan gua Lee Taeyong, boss Seventh Sense dan juga menjabat leader NCT. Kemampuan gua psikometri dan manipulasi waktu," Taeyong tersenyum sambil mengakhiri acara perkenalan, "Udah kan semuanya?"

Semua mengangguk mendengar perkataan Taeyong.

"Baguslah. Kalau begitu kita bisa lanjut?"

Jungwoo tiba-tiba mengangkat tangan sambil tersenyum pahit, "Harus jujur dulu tapi. Blue Diamond... udah lama nggak pernah berhubungan sama Limitless lagi. Terakhir satu tahun yang lalu,"

Para boss yang lain terdiam. Ini artinya, tidak ada pergerakan paling baru Limitless yang dapat mereka ketahui.

"Beneran?" Doyoung menatap Jungwoo dengan harapan, "Gak ada banget?"

Jungwoo mengeleng, "Bisa aja sih kita ke markas Limitless. Tapi Sinbi—wakil ku, udah kesana dan kata dia nggak ada siapa-siapa. Kita nggak tau mereka nyimpen informasi dimana jadi belom kita selidikin lagi,"

"Ya tentu sih. Mati semua," Jaehyun menghela nafas, "Jadi jalan kita berikutnya apa?"

"Ada satu hal sih yang kita bisa," Jungwoo bergumam dengan jarinya yang mengarah ke arah dapur, dan tak lama kemudian segumpalan gula datang melayang. Mark yang jarang melihat kemampuan orang lain selain orang faksinya, tampak tercengang layaknya dia manusia biasa yang tak pernah tau kemampuan lain, "Kita bisa dobrak paksa markas Limitless, dan cari tau informasi di dalamnya. Aku bisa aja teleportasi, tapi sayangnya aku gak pernah liat dalem markasnya,"

Taeyong mengangguk-angguk, "Sepertinya kita memang buntu ya. Kalian tau kan ada satu anak yang tersisa dari Limitless?"

Semua kembali mengangguk.

"Oh iya," Sicheng menjentikkan jarinya ke arah Taeyong, "Lo bisa psikometri kan? Udah di coba?"

Taeyong mengeleng, "Udah, tapi gua nggak bisa lihat apa-apa. Kayak ada yang ngeblock kemampuan gua gitu,"

"Ditempelin cancellation**** ya?" Jaehyun menatap langit-langit atap rumah sambil bergumam, "Ini bener kita nggak punya clue lain?"

"Hmm," Sicheng ikut bergumam, "Sebenarnya, anak yang gua bawa yang namanya Renjun itu memory reader, tapi gua nggak tau dia bisa baca orang yang nggak sadarkan diri atau enggak,"

"Yaudah, lo coba bawa dia nanti pas kita otw ke rumah sakit," Sicheng mengangguk mendengar utusan Taeyong, "Ada saran lain? Gua kepikiran orang non-faksi, mungkin mereka ada urusan sama Limitless dan terjadi hal yang nggak diinginkan,"

Tiba-tiba Jungwoo menjentikkan jarinya.

"Oh! Aku ingat!"

Tiba-tiba Jungwoo hilang dari pandangan mereka dan kembali lagi dalam sepersekon, dengan asap putih yang mengikuti. Saat ia kembali, sudah ada beberapa lembar kertas di tangannya.

"Ini ada beberapa kertas bukti kerja sama dulu pas taun 2012. Ada list member Limitlesnya meski gak banyak. Setauku Limitless bukan seperti White Cherry atau Andromeda Eyes yang selalu buka pendaftaran anggota baru setiap tahun, jadi semoga tidak terlalu berbeda," ia melebarkan lembaran-lembaran tersebut di meja.

"Sepertinya kita butuh yang lebih baru, woo," Taeyong menunjuk jumlah member Limitless yang tertera, cuma duapuluh, "Kayaknya ini cuma list yang berpartisipasi aja, bukan sepenuhnya."

Jungwoo menghela nafas, "Ya kalau begitu kita cuma bisa dobrak markas Limitless kalau begini,"

"Bagus, kita punya tujuan sekarang," Doyoung mengambil salah satu kertas-kertas tersebut, "Ayo kita ke sana sekarang!"

"Dan satu lagi," Jungwoo menaikkan jari telunjuknya, "Aku ingat, salah satu dari anggota Limitless adalah seorang mantan narapidana,"

















_______
invisibility: kemampuan untuk menjadi tembus pandang/tak terlihat oleh mata manusia

technopath: kemampuan untuk mengendalikan segala macam bentuk teknologi berbasis listrik

clairaudience: kemampuan untuk mengetahui semua jenis dan asal suara di tempat

cancellation: kemampuan untuk mengnon-aktifkan kemampuan apapun

boss :: nct uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang