Hope you like it ^^
Sorry if any typo in here :):::
Gelisah, Jimin masih merasa resah di kala sesi keluh kesahnya dengan Yoongi.
"Iya, aku menyukai Taehyung, aku yakin!"
"Jim, tenang. Kau sudah mengatakannya berkali-kali."
"Aku---aku menyukainya, hanya dia saja."
Lagi, Jimin bercicit penuh rasa ragu.
Seolah ia juga sedang meyakinkan dirinya sendiri.
"Tentu, kau boleh suka pada siapapun, Jim. Tak ada yang juga melarangmu untuk terpaksa suka pada orang lain."
"A-aku tak terpaksa suka padanya!"
"Hey, aku tak menuduhmu terpaksa, bukan? Haah. Kumohon tenanglah, oke?"
Jimin, menunduk dalam, dengan tangan terkepal, tak lupa menggigit bibir bawahnya agar tak ada seorangpun yang mendengar isakan kecilnya.
"Sekali lagi, aku bertanya padamu. Apa kau... benar-benar suka pada Taehyung, Jimin?"
Diam, Jimin tak berkutik. Tak lagi berteriak histeris.
"Aku---tak tahu. Hatiku---berdesir ketika melihatnya. Aku rasa, itu karena rasa suka, atau... rasa cinta? Entahlah."
"Ah, sudah kuduga. Kau sedang mencari pelampiasan. Masih menyukai seseorang yang tak bisa kau gapai, hm?"
"A-apa salahnya kalau aku mencoba? 'Kan aku juga sudah dewasa, biarkan aku mencari apa yang pas untukku, Hyung!"
"Tentu, silahkan. Kau bebas memilih siapapun. Tapi..."
"Tapi apa, Hyung? Aku tak mau mendengar ceramahmu tentang aku yang labil macam layang-layang!"
"Jangan memaksakan menyukai orang lain, bila kau masih ragu akan perasaanmu. Lagipula, takkan ada yang menghinamu kesepian hanya karena kau belum menemukan yang pas."
"A-aku tak peduli mereka menyebutku kesepian atau apa, aku hanya ingin berhenti menunggu yang tak pasti, Hyungie. Menunggu itu melelahkan. Lagi, Hyung juga kesepian, jangan mengasihaniku!"
"Apa? Aku? Kesepian? Kau bercanda? Ini namanya hidup teratur, asal kau tahu saja."
"Oh, jadi hidup stagnan macam hyung bukan indikasi kesepian, ya? Lalu apa, hyung? Malas hidup tapi enggan mati, begitu?"
"Astaga, mengapa kita malah membahas tentangku? Bukankah ini kisahmu?"
"Lihatlah, siapa yang mulai menyindir tentang sepi. Kita ini sama, rasa sepi kita itu sama. Hanya saja aku terus mencari, dan kau hanya menunggu jodoh turun dari langit. Konyol sekali."
Hening, Jimin dan Yoongi masih menatap tajam satu sama lain. Sebelum Yoongi memutus kontak mata, lalu menghela napas.
"Iya, iya. Kau benar. Aku kesepian, kau juga begitu. Lalu? Apa lagi?"
"U-ugh, Hyung tak peka!"
"Hah?! Kau malah menyebutku tak peka?!"
"Kau tak pernah menyadari rasaku padamu, Hyung. Dan aku tak sabar menunggumu! Aku benci! Aku bahkan bisa melupakan wajahmu setelah ini! Biar saja! Kau rasakan sepi itu saja sendiri!"
Jimin keluar kamar yang terlampau bersih dan rapi serta berbau hambar, membiarkan Yoongi terdiam dengan kaki duduk bersila di atas kasur yang sama sekali tak kusut.
"Haah, adik yang menyusahkan. Awas saja dia rindu padaku lagi. Waktuku sudah habis. Dia sudah 20 tahun. Aku tak bisa di sini lebih lama."
Yoongi pun merebahkan diri, menatap langit-langit.
"Seandainya kau sadar, Jim. Aku telah menjadi jiwa layang-layang, tak dapat menggapaimu."
"Bahkan aku hidup pun, kita takkan pernah bisa bersama. Selalu maupun selamanya."
"Kau lahir setelah ibuku tak sengaja membunuhku, bahkan saat aku masih di rahimnya. Aku kesalahan. Aku tak pantas dicintai olehmu."
Hidupku stagnan karena tak banyak hal yang bisa kubantu untuk hidupmu kelak, Jimin. Adik manisku.
Kuharap kau tak mengharapkanku lagi. Biarkan aku pergi agar kau tak kesepian lagi.
Lupakan aku, cintailah ibumu dan lelaki lain.
Biarkan aku kesepian tanpamu, Jimin.
:::
Tak ada yang tahu, kemana jiwa Yoongi pergi.
Tak ada yang tahu, Yoongi tak seharusnya ada di semesta bagai layang-layang itu.
Tak terlalu nyata untuk hidup sepenuhnya.
Itulah dunia Yoongi, ia terikat oleh keinginan adiknya sendiri, yang bahkan tak tahu bahwa ialah kakaknya yang tertunda.
Tapi, setidaknya Yoongi tak lagi menjadi layang-layang di hidup Jimin, bukan?
:::
Cuap seorang Itis:
Hewwo, i'm back. ^^
Terima kasih sudah menunggu, ehe.
Aku, dan dia bagai layang-layang.
Tarik-ulur tak jelas, kalau lepas dikejar. Bila sudah dapat benangnya malah dibiarkan lepas lagi. Heuh :<
Sampai jumpa lain waktu, ya.
Dan, mungkinkah ini akhirku bersamamu, wahai boyslove?
:'>Itist, peace out!
9/11/18
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Tanpamu []
Short StoryKetika kecupanmu tak lagi berasa di bibirku. Kau pergi begitu saja, sayang. Inilah kisahku sebelum, saat, bahkan setelah kau meninggalkanku, atau ketika aku meninggalkanmu. [Cukup sampai sini, semoga bisa mengobati rasa rindu kalian. Tapi aku takkan...