“Aa..”
Seokjin menyuapkan sesendok sup kearah Jungkok dengan terpaksa Jungkook membuka mulutnya dan menerima makanan itu masuk kedalam mulutnya, suapan kedua, suapan ketiga, ia masih dapat menerimanya dengan baik, namun suapan berikutnya dengan cepat Jungkook menggelengkan kepalanya kuat.
“sedikit lagi kookie!”
Seokjin kembali membujuk Jungkook, namun dengan mantap Jungkook menggelengkan kepalanya dan menutup rapat rapat mulutnya .
"ayolah kookie , sedikit saja , ya ...ya..!"bujuk taehyung
“aku sudah kenyang hyung , jangan paksa aku !”
Akhirnya Seokjin dan taehyung mengalah , tak mungkin mereka terus memaksa Jungkook melakukan sesuatu yang tidak di inginkan Jungkook meskipun itu demi kebaikannya.
¤
¤
¤
¤Waktu terus berlalu , berlalu meninggalkan berbagai kenangan suka maupun duka , semuanya bagai coretan tinta berbagai warna diatas kertas putih kehidupan. Tuhan, apakah semua jejakku akan segera terhapus tak berbekas dan berujung di waktu yang dekat??’
Jungkook menghela nafasnya, tangannya terus menari diatas kertas putih, menuliskan curahan hati berbagai rasanya hidup yang kini ia jalani.
"huffftttt.....bolehkah aku berlaku egois untuk sekali ini Tuhan?? Tukarlah nyawaku dengan orang lain yang berumur lebih panjang agar aku dapat lebih lama merasakan kebahagiaan bersama semua orang yang aku sayangi, aku ingin lebih lama menemani mereka, aku masih belum dapat menebus seluruh dosaku pada appa dan kedua hyung ku , kumohon berilah aku waktu sedikit lebih lama lagi Tuhan "
Permohonan dari seorang remaja polos yang hanya menginginkan kebahagiaan, berkali-kali Jungkook menghembuskan nafasnya kuat seolah ingin melepaskan semua bebannya bersama hembusan nafasnya.
Jungkook masih betah duduk manis dibangku yang ada dipinggiran sungai Han, sepulang sekolah tak terlintas sedikitpun dibenaknya untuk segera melangkahkan kakinya kerumah mewahnya. Ditengah kesunyian jemarinya dengan lincah menari diatas kertas putih namun angannya melayang menerawang semua kenangan masa silam.
***//***///****
#At home
“Kookie palli ireona!!”
Seokjin membangunkan adiknya yang masih pulas menggulung diri dengan selimut tebalnya, beberapa kali ia menarik selimbut tebal itu namun dengan cepat Jungkook menariknya kembali. Jungkook melenguh menolak perintah hyungnya untuk segera beranjak dari tempat empuk kesukaannya.
“palli ireona Kookie hari ini kita harus chek up dan setelah itu menjemput appa di bandara”
Jungkook masih belum beranjak dari tidurnya rasanya matanya berat sekali untuk ia buka, bukan karena ia bermain game semalaman seperti biasanya namun semalam penyakitnya kambuh perutnya serasa di tusuk oleh ribuan jarum , pada malam itu pernah sesekali terbesit keinginan untuk menyerah di karenakan ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang amat sangat menyakitkan baginya itu , tapi keinginan itu pupus setelah seklebat bayangan terlintas di pikirannya . Sebuah wajah bahagia hyung nya saat ia berada di sisinya , tangis tawa bahagia keluargannya , pelukan hangat sang appa , dan kebahagian keluarga kecilnya . Maka pada saat itu ia memutuskan untuk menguatkan batin maupun fisiknya , ia berusaha bertahan , walaupun pada saat itu ia hampir kehilangan kesadarannya namun ia tetap berusaha meraih tabung bening yang berisikan beberapa pil putih , kemudian ia meminum 3pil sekaligus , dan berakhir tidur pulas .
Seokjin beranjak dari posisinya yang tadi duduk disamping Jungkook ia berjalan menuju pintu keluar kamar Jungkook. Ia tengah memikirkan apa cara terampuh supaya Jungkook mau menutrutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not a perfect person " END"
Fanfiction#attention⚠ Cerita ini terinspirasi dari #ff yg pernah aku baca , jdi mohon pengertiannya jika ada kata maupun alur yg agak sama 🙏